Hari ini semua siswa siswi kelas dua belas SMA Mandala kembali bersekolah seperti biasanya. Sekitar pukul enam lebih lima belas menit Anaya dan Gempa sudah berangkat ke sekolah. Dan sekarang Anaya sudah bersama dengan keempat sahabatnya.
"Gue perhatiin body si Kunay jadi mon-tok". Ucap Vanta yang terus memandangi lekuk tubuh Anaya dari atas sampai bawah."Apaan sih, biasa aja juga,". Jawab Anaya santai."Iya juga sih kata si Ventol, tete lo lebih berisi, bibir lo juga jontor, kaya abis cip*kan,". Timpa Mawar dengan tengilnya.Memang yaaa di antara sahabat sahabat Anaya itu cuma Nada yang paling waras dan gak julid."Apaan sih, orang gue biasa aja,". Jawab Anaya mulai kesal dengan pembahasan kali ini."Udah sih, kalaupun Anaya sama Gempa macem macem juga kan mereka udah sah, gak masalah,". Ucap Nada santai."Jujur aja, Nay. Lo sama Gempa udah ngapain aja?" Tanya Andin sangat kepo."Iya Nay, gue juga pengen tau niGempa dan Anaya sedang berada di perpustakaan. Bukan, Gempa kesana bukan untuk membaca ataupun belajar, melainkan untuk manja manjaan dengan istrinya. Kebetulan yang menjaga perpustakaan adalah adik kelas mereka jadi Gempa tidak susah untuk mengusirnya pergi dari sana."Nanay,". Panggil Gempa."Apa?" Jawab Anaya singkat. Dia masih memilih milih buku yang akan dia baca.Gempa memeluk tubuh Anaya dari belakang, "Nanay,". Panggilnya lagi."Apa, baby?" Jawab Anaya sangat lembut. Dia memutar tubuhnya menghadap Gempa.Gempa tersenyum manis menatap wajah Anaya dari dekat. "Cantik,". Pujinya.CupAnaya mengecup sekilas bibir Gempa yang membuat sang mpunya semakin kegirangan di buatnya. "Kok lo jadi agresif gini sih,". Ucap Gempa terkekeh.BlusssPipi Anaya seketika memerah mendengar ucapan Gempa barusan. "Kenapa juga gue cium dia sih,". Gumam Anaya malu sendiri."Gak usah malu,". Ucap Gempa. Tangannya
"Ekhemm,". Dehem seseorang dari belakang. Anaya dan Gempa langsung menoleh pada sumber suara."Mentang mentang udah nikah, bikin anak sembarangan." Ucap Niko dengan tengilnya."Mata ku ternodai mas, aku khotor,". Histeris Amir mendramatiskan diri."Mesum ko di perpus, gak punya duit buat nyewa hotel yaa?." Sindir Jeno."Anjing!" Umpat Gempa yang merasa terpojokan sekaligus terganggu dengan kedatangan keenam sahabat tengilnya ini."Ngapain sih kalian pada kesini? Ganggu aja." Kesal Gempa."Balik anjing. Balik. Semua murid udah pada balik. Lo malah enak cipokan di sini,". Ucap Dimas santai."A-apaan, orang kita cuma pelukan juga, iyakan Gem,". Jawab Anaya gugup sendiri."Lo fikir kita bodoh. Selow aja kalo Nay, gak usah panik gitu,". Ucap Galang terkekeh.Panas. Itulah yang Anaya rasakan sekarang. Malu? Ohh sudah tentu, dia sangat sangat malu sekali dengan keenam sahabat Gempa. Yaa walaupun mereka sudah tau tentang rahasia pernikahannya tapi te
"Mau bobo di kamar sambil nenen,". Rengeknya seperti anak kecil yang meminta susu pada ibunya."Tapi gue lagi mas...""Huaaa..... Mau nenen...." Teriak Gempa histeris."Gempa lo teriak teriak mulu deh." Kesal Anaya. Dia berjalan menuju kamar dengan Gempa di pelukannya."Lepas dulu, gue mau cuci tangan,". Ucap Anaya saat mereka sudah sampai di dalam kamar.Gempa pun melepaskan pelukannya, dan segera merebahkan tubuhnya di atas kasur untuk mencari posisi ternyamannya untuk meminum susu langsung dari sumbernya.Setelah selesai mencuci tangannya, Anaya berjalan kearah Gempa yang sudah merebahkan tubuhnya dengan santai di atas kasur sambil tercengir tanpa dosa ke arah Anaya.Anaya merebahkan tubuhnya menghadap Gempa. "Mpeng aja yaa, kan tadi di sekolah udah,". Ucap Anaya. Bukan apa apa tapi ucapan Mawar tadi pagi terus terngiang ngiang di telinganya."Gak mau,". Jawab Gempa mencebikan bibirnya kesal. Tangannya sudah mengelus sebelah dada Anaya. "Mau i
"Anaya,". Panggil seseorang yang baru saja berhenti tepat di sebelahnya.Anaya memicingkan matanya karena orang itu memakai helm full pace jadi Anaya tidak bisa melihat wajahnya. "Gue Gaga,""Ahhhh Syukurlah, lo emang penyelamat hidup gue Ga, yuu anterin gue ke rumah Andin,". Ucap Anaya tanpa rasa malu sedikitpun."Gue berhenti bukan untuk nganterin lo, gue cuma mau nanya aja kenapa lo sendirian di sini,". Jelas Gaga."Gaga lo tega kalo gue sampe di apa apain sama preman di ujung sana,". Anaya menunjuk gang yang gelap dan sepi di ujung jalan. Disana terdapat empat preman yang mesum dan sadis."Gaga lo tega liat gue di perawanin sama mereka? Bahkan Gempa pun gue belum kasih loh,". Ucapnya mendramatiskan diri."Lo tuh yaa gak bisa banget jaga mulut kalo udah sama gue, ayo naik,". Perintah Gaga sambil terkekeh."Makasih Gaga,". Ucap Anaya sangat girang. Dia pun langsung menaiki motor Gaga dengan hati hati."Nanti j
Anaya dan Nada yang sedang fokus mengisi soal pun terkejut dan langsung menatap Vanta dengan ekspresi yang tidak bisa di artikan."Le-leher lo merah,". Tunjuk Andin pada leher jenjang Anaya.Dengan spontan Anaya langsung menutup lehernya dan mengambil ponsel untuk memastikan jika yang di ucapkan Andin itu benar atau tidak."Ohh shitt!" Umpat Anaya yang melihat dua bercak merah di lehernya."Lo udah main ya, Nay?" Tanya Mawar dengan segala kekepoannya."E-enggak,". Jawab Anaya sebisa mungkin dia bersikap santai agar teman temannya tidak curiga."Udah cepet lanjut, malah ngurusin beginian lagi. Gue udah mau pulang nih,". Kesal Nada.Dengan hati yang tidak karuan, Anaya pun kembali mengerjakan soal soal itu. Sedangkan Andin, Mawar dan Vanta masih setia memperhatikan gerak gerik Anaya yang lumayan mencurigakan.Akhirnya soal soal yang dikerjakan Anaya dan Nada pun selesai juga. Mereka langsung bersiap siap untuk pul
Terhitung sudah lima hari setelah kejadian di sore itu. Kini Anaya dan Gempa sedang duduk santai di depan televisi."Nanay, gue mau ini dong,". Ucap Gempa manja. Tangannya terulur untuk mengelus sebelah dada Anaya."Bisa gak sih sehari aja gak nenen. Gue takut tambah gede Gempa." Kesal Anaya. Pasalnya ukuran dada Anaya dua kali lebih besar dari sebelumnya. Bahkan dia harus membeli bra baru karena bra yang sebelumnya sudah kekecilan dan tidak menutup sempurna bagian payudaranya."Gak bisa. Dada lo itu candu banget tau, Nay. Gue aja suka kepikiran terus kalo belum nenen sama lo,". Jawab Gempa dengan nada tengilnya."Yaa tapi gue malu, Gem. Apalagi tiap gue lewat di depan cowok cowok, gue berasa jadi lonte dadakan tau gak,". Ucap Anaya kesal sendiri.FLASHBACK ONAnaya dan Nada berjalan santai untuk menuju ke kantin. "Hii, Nay. Bola lo makin gede aja,". Ucap segerombolan siswa yang sedang duduk di depan kelasnya. Mybee.Ana
Selama di perjalanan menuju basecamp WARRIOR Gempa terus saja mengumpat dengan kata kata kotor. Seperti anjing, babi, bangsat, bajingan dan yang lainnya.Di dalam apartemen Anaya terus saja memikirkan keadaan suaminya. "Dia kok langsung pergi gitu aja sih, biasanya kalo marah cuma masuk kamar terus tidur kenapa sekarang malah kabur,". Gumam Anaya panik sendiri.Dia terus menghubungi nomer Gempa tapi lelaki itu tidak pernah mengangkat nya. Akhirnya Anaya memutuskan untuk menghubungi Gaga, siapa tau dia sedang ada bersama Gempa. Fikir Anaya.aGaga — GaAnaya — Ga lo lagi di mana?Gaga — Basecamp, kenapa?Anaya — Ada Gempa gak disana?Gaga — Semenjak nikah sama lo dia udah jarang kesini, paling kalo ada rapat rapat gede aja baru datengAnaya — Emmm Ga, nanti kalo Gempa kesana lo kabarin gue yaaGaga — Lo lagi marahan?Anaya — DikitPokonya kalo Gempa kesana lo kabarin gue yaaGaga — OkeSetelah mendapat balasan dari Gaga, Anaya s
Disisi lain Anaya sedang gelisah tidak karuan. Dia terus memikirkan Gempa, takut terjadi apa apa pada suaminya itu. Anaya terus mondar mandir tidak jelas di depan pintu apartemen nya."Gempa lo kok gak pulang pulang sih,". Khawatir Anaya."Di telpon juga gak di angkat angkat,". Lanjutnya.Beberapa menit kemudian pintu apartemen pun terbuka menampakan Gempa dengan wajah datar tanpa ekspresinya."Gempa, akhirnya lo pulang juga,". Ucap Anaya lega. Dia terus membuntuti kemana pun Gempa berjalan."Lo bisa diem gak sih?!" Kesal Gempa yang risih dengan tingkah Anaya."Gempa lo marah sama gue?" Tanya Anaya.Gempa tidak menjawab dia membuka bajunya lalu meraih gitar dan duduk di pinggiran ranjang sembari memainkan gitarnya."Lo gak ngantuk?" Tanya Anaya dan tangannya terus mengelus punggung telanjang Gempa dengan lembut."Gempa jawab," Kesalnya karena Gempa malah sibuk memainkan gitar di tangannya."Diem napa Nay. Kalo lo gak mau gue apa apain Yau