Niat hati ingin meminta izin untuk tidak masuk jam pelajaran karena ada urusan dengan anak anak WARRIOR tapi malah di suguhkan dengan berita yang sangat menguras emosi seperti ini.
"Ekhem," dehem Gempa. Dia berjalan menuju meja Anaya.Anaya, Nada, Mawar, Vanta, dan Andin pun menutup mulut nya terkejut. Apalagi Mawar, dia sangat ketakutan sekarang. Bagaimana kalau Gempa mendengar ucapannya barusan? Bagaimana kalau Gempa marah pada Anaya? Bagaimana kalau Gempa menceraikan Anaya? Kalau itu semua terjadi, Mawar tidak akan pernah bisa memaafkan mulutnya sendiri."Ge-gempa. Dari kapan lo ada disini?" tanya Anaya gugup."Dari dia bilang tete lo mau di pegang cowok lain," jawab Gempa santai.Seketika jantung Anaya berpacu lebih cepat. Tubuhnya pun sedang bergetar ketakutan. "Gue cuma mau izin gak masuk kelas, gue ada urusan sama anak anak," ucap Gempa dengan wajah datar nya."Gempa lo, lo gak marah kan?" tanya Anaya memastikan."Ikut gue," ucap Anaya ketus. Dia menarik Gempa keluar dari Gudang."Nanay," cicit Gempa ketakutan."Ma-maafin," cicit nya lagi.Anaya masih diam. Dia terus berjalan menuju taman yang lumayan sepi. Karena ini masih jam pelajaran."Duduk!" perintah Anaya sangat ketus.Gempa pun duduk dengan kepala tertunduk takut."Kenapa lo pukulin anak orang!" bentak Anaya sambil berkecak pinggang di hadapan Gempa."Ma-maaf," cicit Gempa."Gue gak butuh maaf lo. Gue cuma butuh jawaban kenapa lo pukulin Gio!" ucap Anaya."Yang tadi pagi," jawabnya lirih."Sekali lagi lo buat ulah, gue gak akan kasih lo jatah nenen lagi." ucap Anaya.Gempa mendongak menatap wajah Anaya dengan tatapan melasnya, "Nanay,""Makanya jangan bikin ulah," ucap Anaya malas."Maafin," rengek Gempa sambil menarik narik ujung baju seragam Anaya."Nanay maafin ihhhh, janji gak bakal gitu lagi," rengeknya.
Bel pulang sekolah telah berbunyi 10 menit yang lalu. Kini Anaya sedang menunggu Taxi online yang dipesankan Gempa untuknya, karena Gempa ada rapat dengan anak anak WARRIOR dan keempat temannya tidak membawa kendaraan."Kok lama sih," gerutu Anaya mulai bosan menunggu.Beberapa menit kemudian Taxi online yang di pesankan Gempa pun datang. Berbarengan dengan sebuah motor ninja berwarna hitam yang menghentikan motornya tepat di hadapan Anaya.KikkKikkOrang itu menyalakan klakson motornya.Anaya memicingkan matanya, "Siapa?" batin Anaya."Ayo naik," ucapnya pada Anaya yang masih diam di tempat."Enggak! Lo siapa sih," teriak Anaya kesal.Orang itupun membuka helm full face nya, "Gue Andra sayang," ucapnya sedikit menggoda."Astaga, gue kira siapa," jawab Anaya lega. "Tapi gue udah pesen Taxi online," lanjut Anaya. Dia menunjuk kearah Taxi yang sudah Gempa pesan."Udah di bayar?" tanya A
Anaya dan Andra sudah berada di salah satu tempat makan yang sering mereka kunjungi sewaktu pacaran dulu."Lo masih inget tempat ini," ucap Anaya tak percaya."Gak mungkin gue lupain gitu ajah kenangan kita, hal kecil sekalipun gue pasti ingat terus sampai kapan pun." jawab Andra terkekeh.Mereka pun berjalan kedalam, mereka memilih tempat di dekat taman karena tempat itulah yang sering mereka tempati sewaktu dulu.Seorang pelayan langsung berjalan menghampiri meja yang mereka tempati, "Mau pesan apa mas, mba?" tanya pelayan itu."Nasi goreng seafood, orange jus, telur omlate, dan air putih. Masing masing dua porsi." jawab Andra.Anaya melotot tak percaya. Ternyata Andra masih ingat semua menu yang sering mereka pesan."Lo juga inget itu?" ucap Anaya."Gue selalu inget, apapun itu. Makanya gue balik kesini, gue mau mulai lagi dari awal," jawab Andra. Dia menggenggam kedua tangan Anaya."So-sorry Dra, gu
Beberapa menit kemudian makanan mereka pun sudah habis, mereka tidak langsung pulang melainkan berbincang bincang terlebih dahulu."Kapan lo putusin Gaga?" tanya Andra tiba tiba."Kapan kapan," jawab Anaya santai."Secepatnya yaa, soalnya gue udah gak tahan liat lo jadi milik orang lain," jelas Andra terkekeh.Anaya pun ikut terkekeh, "Sorry Ga," batin Anaya."Lo sama Gaga udah berapa bulan, Nay?" tanya Andra lagi. Sepertinya dia sangat sangat kepo dengan hubungan Anaya."Gak tau," jawab Anaya singkat.Drettt...Drettt....Ponsel Anaya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk di ponselnya.Baby Gegem🍆🔥 is colling..."Bentar yaa, gue angkat telpon dulu," pamit Anaya. Dia sedikit menjauh dari meja."Hallo," "Lo dimana? Gue udah di rumah tapi lo belum pulang! Lo lagi kelayapan. Iya! Atau lo lagi selingkuh sama Dito!" teriak Gempa menggebu gebu. Dan bisa Anaya pa
Setelah melihat motor Andra yang sudah hilang di tikungan depan gedung Apartemen nya, Anaya pun berjalan menuju lift untuk naik ke lantai 3.Saat Anaya ingin membuka pintu apartemen nya ternyata berbarengan dengan Gempa yang juga ingin membuka pintu."Astagfirullahaladzim," kaget mereka bersamaan."Mau kemana?" tanya Anaya lembut."Nyusul lo," jawab Gempa sangat ketus."Ayo masuk, kan gue udah pulang," ucap Anaya lalu menggandeng Gempa masuk kedalam."Abis nangis yaa?" tanya Anaya saat melihat mata Gempa yang merah.Gempa diam tidak menjawab, dia malah memeluk tubuh Anaya dengan sangat erat, "Katanya mau jadi ayah, kok cengeng," goda Anaya sambil terkekeh."Papi bukan ayah," koreksi Gempa."Kenapa nangis?" tanya Anaya lagi."Lo belum pulang," jawab Gempa seperti anak kecil."Emang mau apa sih?" tanya Anaya sedikit menggoda."Mau ini," jawab Gempa sambil meraba sebelah payudara
"Lo cepirit gue cerai in lo GEMPA!" teriak Anaya dari dalam kamar mandi."Tapi ini udah di ujung Anaya! Gue udah gak tahan!" jawab Gempa yang masih berusaha menahan kotorannya agar tidak keluar di celana."Nanay buruan!" teriak Gempa yang sudah mulai tidak tahan.Cklek"Nyebelin banget sih lo! Di kamar mandi lain kan bisa," kesal Anaya. Dia segera keluar dari kamar mandi, begitupun dengan Gempa yang langsung masuk dengan terburu buru.Beberapa menit kemudian Gempa keluar dengan mengelus perutnya lega. Dia berjalan menghampiri Anaya yang sedang duduk menyender di atas tempat tidur."Geser," ucap Gempa ketus."Sensi amat bro," jawab Anaya. Dia pun sedikit bergeser agar Gempa bisa tertidur di sampingnya."Kenapa lo?" tanya Anaya heran karena Gempa hanya diam saja."Marah," jawabnya ketus."Marah kok ngomong, aneh!" sindir Anaya."Bacot!" sinis Gempa. Dia mengambil ponselnya dan memainkann
Jam sudah menunjukan pukul 08.15 namun guru belum juga datang ke kelas. Alhasil mereka semua memanfaatkan waktu untuk berghibah ria."Gabut gak sih," ucap Andin menenggelamkan kepalanya pada tumpukan tangan."Mayan," jawab Mawar santai."Kita bolos yuu, lagian bu Isti juga kayanya gak bakal masuk, gimana kalo kita bolos ke kelas sebrang?" ucap Andin. Kelas sebrang ialah kelas kumpulan inti WARRIOR."Kuyyy gasss ngeng..." teriak Vanta sangat bersemangat."Masa cewek nyamperin cowok," ucap Nada."Bener jugaaa" jawab mereka bertiga. Mereka berempat pun melirik pada Anaya. Sudah bisa di pastikan mereka meminta Anaya untuk menyuruh suaminya datang ke kelas mereka."Apaa?" sinis Anaya."Yaa ya ya... Mau yaaa," ucap Andin memohon."Ayoo lah Nay, diantara kita kan yang udah sah cuma lo doang," rengek Mawar memohon."Dihhh nggak yaa, gue malu anjir," jawab Anaya malas."Chat ajah kali Nay," uca
brakPintu kelas terbuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya jika bukan Gempa and the gang.Anaya memutar bola matanya malas, "Rusuh," gumamnya.Gempa segera berjalan menuju tempat duduk Anaya, "Hii bro," sapa Gempa bergurau."Sok akrab," jawab Anaya malas."Pergi lo Nad, huss huss huss," usir Gempa pada Nada yang duduk di sebelah Anaya.Dengan wajah malasnya Nada pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jeno dan Gaga yang sedang duduk di pojokan kelas.Setelah kepergian Nada dari tempat duduknya Gempa pun segera duduk dan terus memperhatikan wajah cantik Anaya yang berada di sebelahnya."Gempa!" kesal Anaya. Dia memukul pelan tangan Gempa yang menopang dagunya untuk memandangi Anaya."Cantik," ucap Gempa sambil tersenyum manis kearah Anaya.Salting. Itulah yang dirasakan Anaya sekarang. "Apaan sih lo," Anaya segera mengalihkan pikirannya dengan membuka buku pelajaran.