Share

Pengendali emosi (4)

"Ikut gue," ucap Anaya ketus. Dia menarik Gempa keluar dari Gudang.

"Nanay," cicit Gempa ketakutan.

"Ma-maafin," cicit nya lagi.

Anaya masih diam. Dia terus berjalan menuju taman yang lumayan sepi. Karena ini masih jam pelajaran.

"Duduk!" perintah Anaya sangat ketus.

Gempa pun duduk dengan kepala tertunduk takut.

"Kenapa lo pukulin anak orang!" bentak Anaya sambil berkecak pinggang di hadapan Gempa.

"Ma-maaf," cicit Gempa.

"Gue gak butuh maaf lo. Gue cuma butuh jawaban kenapa lo pukulin Gio!" ucap Anaya.

"Yang tadi pagi," jawabnya lirih.

"Sekali lagi lo buat ulah, gue gak akan kasih lo jatah nenen lagi." ucap Anaya.

Gempa mendongak menatap wajah Anaya dengan tatapan melasnya, "Nanay,"

"Makanya jangan bikin ulah," ucap Anaya malas.

"Maafin," rengek Gempa sambil menarik narik ujung baju seragam Anaya.

"Nanay maafin ihhhh, janji gak bakal gitu lagi," rengeknya.<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status