Denis dan William saling memandang.
Setelahnya, Denis beralih pada Benyamin dan menjawabnya dengan tenang, “Bukan siapa-siapa. Tidak, keluargaku baik-baik saja."
Seketika teman asrama Denis merasa lega.
“Baguslah kalau begitu, Denis. Aku kira ada apa."
“Iya, Denis," tambah yang lain.
“Tidak ada. Kalian tenang saja." Denis tersenyum kecil. Dia merasa tersentuh melihat teman-teman asramanya mengkhawatirkannya.
Ketika di desa, Denis tidak punya seorangpun teman laki-laki yang dekat dengannya, mereka selalu menghina dan merendahkan Denis. Hanya Siska dan mantan pacarnya Salma yang dekat dengannya waktu itu. Tetapi, sekarang Salma sudah berpacaran dengan Rio—anak dari keluarga kaya— yang pada akhirnya Salma juga menjauhinya.
Denis merasa bahagia dan tidak mau teman-teman asrama menjauinya. Hanya merekalah teman yang Denis miliki saat ini.
Ahhh, memikirkan Salma, Denis jadi kepikiran bagaimana kondisi Salma sek
Blondie memanggil Denis dengan menggunakan mix sehingga semua orang yang ada di kerumunan itu bisa mendengar perkataanya. Saat itu juga, semua orang di sana berbalik dan melihat ke arah Denis yang baru memasuki gerbang. Sontak Denis terkejut. ‘Kenapa mereka menungguku? Ada apa ini?' Denis bergumam keheranan. Seketika Denis merasa canggung karena dilihat oleh semua orang di sana. “Kami tahu kau akan datang jam segini, Denis. Kemarilah, aku akan menunjukan sesuatu," kata Blondie sambil tersenyum jahat pada Denis di atas podium. Denis mengerutkan kening. Dia beralih menatap William, berharap dia tahu sesuatu. Menyadari Denis melirik ke arahnya, William menggelengkan kepala. Tampaknya, William juga tidak mengetahui apa maksud Blondie. ‘Apa yang akan dia lakukan?' Denis membatin. “Denis, cepat naik ke podium. Blondie bilang katanya dia mau menunjukan sesuatu pada kami. Untuk itu kami menunggumu lama dari tadi!"
Denis menggelengkan kepala, kemudian berbalik menatap Blondie dengan tatapan dingin.Blondie membalas tatapan Denis dan menjawab, “Denis Denis. Kau itu bodoh apa gimana? Apa kau pikir kita bisa mengampunimu setelah kau berpura-pura kaya di hadapan kita? Sungguh tidak tahu malu sekali kau ini!"Blondie memperlihatkan keangkuhannya di hadapan para gadis, berharap mereka akan mengaguminya kembali.“Blondie benar! Tindakanmu selama ini sungguh tidak bisa dimaafkan, Denis!"“Aku tidak menyangka, ternyata dia rela berpura-pura kaya hanya karena ingin kuliah di sini. Kalau aku jadi dia, aku tidak mungkin melakukan itu."Secara mengejutkan, gadis-gadis di sana tiba-tiba menghina dan merendahkan Denis.Denis yang mendengarnya, seketika dia merasa agak sedikit kesal pada Blondie.“Apa yang kau inginkan?" tanya Denis dingin.Blondie kembali tertawa sebelum kemudian menjawab, “Dasar bodoh. Aku heran kenapa kam
Tetapi, belum sempat Denis melangkah, tiba-tiba dari kerumunan datang seorang gadis cantik berambut pirang kuncir kuda, berpakain mewah, berlari menaiki podium dan berhenti tepat di depan Denis.“Kamu tidak apa-apa Denis?"Wajahnya yang manis, kulitnya yang putih mulus, gadis cantik itu menatap Denis dan bertanya dengan nada yang terdengar cemas. Tasya Zaela.Seorang tuan putri dari salah satu keluarga terkaya nomor tiga di Bandung City, yaitu Keluarga Zela.Tentu semua orang di sana sudah tahu siapa gadis cantik itu. Termasuk Denis.Sebagai tanggapan, Denis hanya mengangguk pelan pada Tasya.Denis terfana melihat kecantikan Tasya dari dekat.Melihat kecantikan gadis itu, entah kenapa, tiba-tiba rasa kesalnya pada Blondie seketika hilang.Tetapi, saat bersamaan, Denis heran. Kenapa Tasya naik ke podium? Jika dilihat dari pertanyaanya barusan, tampaknya Tasya mengkhawatirkan Denis.Setelah melihat kondisi Denis, Tas
“Katakan apa itu?" Denis penasaran.“Kalau kamu ingin aku merahasiakannya, bolehkah kita berteman?" ucap Tasya dengan sedikit malu-malu sambil sedikit menundukan kepala.Seketika Denis tertegun sejenak. ‘Berteman? Bukankah dia sudah mengenalku?'Denis mengangkat alis sambil tertawa kecil dalam hati. Dia kira Tasya mau minta sesuatu apa. Ternyata hanya ingin berteman dengannya. Sungguh wanita yang aneh.“Kamu ini bicara apa. Kita kan sudah berteman. Bukannya kamu sudah mengenalku?"Tasya mengangguk pelan.“Ya, kalau sudah kenal, berarti kita sudah berteman, bukan?"Mendengar perkataan Denis, dengan sigap Tasya berkata, “Bukan itu maksudku, Denis."“Terus?"Sekali lagi Denis mengangkat alis.“Selama ini, aku tidak mempunyai seorang teman yang sangat dekat denganku. Aku selalu dikelilingi orang-orang kaya yang sombong seperti orang-orang di sini. Aku tidak punya teman s
Di saat yang sama, di dalam ruangan paling mewah di villa itu, seorang pria paruh baya dengan aura karismatik terlihat sedang berbincang-bincang dengan para pembisnis.Dia adalah Tuan Kim, pemilik Safety Mountain Entertaiment, yang membuatnya otomatis menjadi orang terkaya di Bandung City.Beberapa detik kemudian secara mengejutkan, Kim tiba-tiba berlari ke luar ruangan dengan tergesa-gesa tepat setelah dia menutup teleponnya.“Tuan Kim, ada apa?" Rekan-rekannya yang lain bertanya heran.Di ruang depan saat Busty baru akan berjalan menuju kamar yang disewa, tiba-tiba dia terkejut melihat Denis kembali memasuki villa.‘Mau apa pria penipu itu datang lagi kemari?' pikirnya. Dia lalu menawarkan diri untuk membantu Jane.“Nona Jane, sebaiknya kau segera panggil petugas keamanan. Itu satu-satunya cara untuk menghadapi si kampungan ini." Busty tersenyum sambil
Pasalnya, Jessica, pemilik asli Safety Mountain Entertainment adalah orang yang berjasa di hidupnya. Karena Jessica-lah dia dapat hidup seperti sekarang. Dan baru saja, pegawainya mengusir adik Jessica, pemilik ke dua tempat ini? Jika Jessica dan Ayahnya Denis tahu, hidupnya akan berubah seperti dulu lagi dalam semalam.Jane kebingungan dan hanya bisa menundukan kepala, tidak berani berkata apa-apa. Sementara Busty masih penasaran. “Tuan Kim, apakah Anda yakin tidak sedang melakukan kesalahan? Bagaimana bisa pria kampungan ini adalah pemilik Parahiangan Asri?”*Plakk ...Kim menampar keras pipi Busty dengan marah. “Brengsek! Apa yang baru saja kau katakan?”“M-Maaf, Tuan Kim! Aku ... aku tidak mengatakan apa-apa.” Busty menutup wajah. Merasakan panas menjalar di pipi kirinya. Meski dia juga berasal dari keluarga terpandang, tapi tentu tidak ada apa-apanya dibanding dengan kekayaan Kim.“Sekuriti! Usir pria
“Eee ... Iya, tadi aku ada urusan sebentar," jawab Denis sambil menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya yang tidak gatal. “Ohh, Oke! Oh, ya, Denis. Malam ini aku dan teman-temanku akan mengadakan pesta kecil di Emperor Karaoke. Maukah kau ikut denganku?" seru Tasya. Denis kemudian melihat ke sebuah tempat karaoke di belakang Tasya. Sebuah restoran yang menggabungkan tempat karaoke di dalamnnya. Terlihat sekitar tiga gadis cantik beserta dua pria memakai pakaian bagus sudah berdiri di depan pintu masuk. Kelihatannya, mereka semua adalah anak orang kaya. “Maafkan aku, Tasya. Aku harus segera kembali ke asrama. Ini sudah malam,” jawab Denis dengan nada agak menyesal. Sebenarnya, setelah melihat teman-teman Tasya, Denis merasa agak risih kalau bergaul dengan orang-orang kaya. Dia hanya takut dirinya akan menjadi pengganggu. Untuk itu, dia lebih memilih untuk pulang ke asrama.
Nigel tentu merasa senang Denis ke luar. Mengingat dari tadi Tasya selalu dekat dengan Denis, akhirnya dia mendapat kesempatan untuk mendekati Tasya. “Bagaimana? Tempat ini baguskan? Ini adalah salah satu tempat yang sering dikunjungi orang-orang kaya yang berpengaruh. Karena Emperor Karaoke ini berada di dekat villa Safety Mountain Entertaiment, tentu tidak sembarang orang yang bisa masuk ke sini. Hehe! Aku yakin nona Tasya pasti sudah tahu.” “Owh, rupanya begitu!” “Benar! Emperor Karaoke ini sangat megah dan juga luas!” “Jujur, aku baru pertamakali masuk ke tempat ini. Aku sangat senang bisa ikut denganmu, Nigel!” Teman-teman Tasya memandang Nigel dengan penuh takjub. Tentu mereka tahu, seluruh bidang bisnis dan toko yang ada di Kawasan Parahiangan Asri semuanya megah-megah! Dengan pengaruh Nigel, mereka akhirnya bisa masuk ke tempat yang begitu terkenal ini. Tasya dan teman-temannya merasa