“Benarkah?”
Dengan mata yang masih lesu, Denis melihat berita dari ponsel William, pura-pura kaget seolah belum mengetahuinya.
“Ya! Lihat! Semalam mereka hampir membunuh tuan muda Tayson dari keluarga Zero yang misterius itu.”
Denis kemudian melihat berita trending topik dari akun Twitter di ponsel William yang bertuliskan,
“Keluarga terkaya nomor satu di Bandung City, hancur dalam semalam setelah menyinggung tuan muda Tayson”
“Nasib buruk keluarga Quinton setelah berurusan dengan Keluarga Misterius Zero semalam”
“Dikabarkan, tuan muda Nigel hampir membunuh tuan muda Tayson dari keluarga Zero : Tuan Kim sebagai tangan kanan keluarga Zero menghukum habis keluarga Quinton”
Denis membaca berita-berita tersebut dengan seksama di layar ponsel William.
Ternyata benar, Kim-lah yang menghancurkan mereka.
Denis tidak terlalu terkejut dengan semua itu. Yang membuatnya ter
Setibanya di kampus, Denis berpisah dengan William karena mereka berdua berbeda jurusan. William mengambil jurusan Manajemen dan Akuntansi, sementara Denis mengambil jurusan Bahasa dan Sastra.Denis berjalan seorang diri di depan koridor kampus yang suasananya masih sepi saat itu.Hanya terlihat dua sampai lima orang mahasiswa yang sedang berjalan-jalan di sekitaran sana.“Blondie, lihat! Si Denis sudah datang.”“Bagaimana? Apa kita beri dia pelajaran sekarang?”Tanpa diketahui oleh Denis, dari sebuah tangga yang menghubungkan ke lantai dua, terlihat Blondie dan lima orang temannya sedang mengintai Denis dari kejauhan.Sejak hari itu, Blondie masih merasa kesal pada Denis. Gara-gara Denis, dia jadi ditampar oleh nona Tasya di hadapan semua orang.Blondie sangat malu dan tidak terima. Dia ingin membuat perhitungan dengan Denis.“Tunggu! Aku tidak mau kejadian hari itu terulang lagi. Untuk saat ini k
Tak berselang lama, satu persatu mahasiswa yang ada di jurusan yang sama dengan Denis memasuki kelas sesuai jadwal yang telah ditentukan. Denis duduk di kursi seorang diri di pojok ruangan paling belakang, tidak ada serangpun yang peduli dengannya. Karena sebelumnya Blondie mengumumkan kepada semua orang di kampus kalau sebenarnya Denis itu miskin, para gadis-gadis yang waktu itu mengagumi Denis sekarang menjadi menjauhinya. Semua wanita di jurusannya memandang Denis sinis dan menatapnya dengan tatapan jijik. Mereka sungguh tidak habis pikir, kenapa orang miskin seperti Denis rela menyewa mobil mewah dan berpura-pura kaya agar bisa diterima di universitas Yunzi. Setelah mengetahui identitas Denis yang sebenarnya, semua orang di kampus menjadi jengkel dan benci terhadap Denis. Semua itu tidak lain adalah karena ulah Blondie. Meski begitu, Denis sama sekali tidak peduli dengan sikap mereka. Sebenarnya, Denis bisa saja mem
Denis benar-benar tidak menyangka kalau Salma akan kuliah di Universitas Yunzi. Tidak salah lagi! Itu memang benar-benar Salma mantan pacarnya! Kenapa Salma kuliah ke sini? Apa yang terjadi? Apa Salma sudah putus dengan Rio? Pikiran itu yang pertamakali muncul dalam benak Denis. “Hei! Lihat si miskin itu!” “Haha! Denis! Kau ngapain berdiri? Jangan bilang kalau kamu tidak pernah melihat wanita cantik ya? Lihat wajahnya sampai bengong begitu! Hahaha!” Seorang pria di samping Denis yang melihatnya berdiri, segera berteriak dengan nada mengejek. Orang lain yang mendengarnya, seketika melihat ke arah Denis. Dan benar saja, Denis sedang berdiri melihat murid baru itu dengan ekspresi bengong. “Hahaha! Apa-apaan si miskin itu. Hei! Kau sedang apa Denis? Kenapa kau berdiri, hah? Hahaha!” “Benar-benar tidak tahu malu!” “Baru kali ini aku bertemu orang seperti dia.” Terdengar gumam cemoohan para pria ditunj
“Baiklah, Salma. Silahkan duduk. Di sini masih ada beberapa kursi yang masih kosong. Pilih sesukamu ya!” ucap Leyna seraya tersenyum ramah dan mempersilahkan Salma untuk memilih tempat duduk sendiri. Saat itu juga, para siswa langsung bersorak gembira. “Hei Salma! Kursi di sampingku masih kosong. Maukah kau duduk denganku?” “Tidak! Kursi disampingku juga masih kosong Salma. Duduk bersamaku saja Salma!” “Tidak Salma. Di sini aja denganku!” “Denganku aja Salma!” “Denganku aja!” “Denganku!” Para siswa saling berseru memperebutkan Salma ketika kemudian terdengar suara seseorang berdeham. “Ekheemmm ....” Suara dehaman itu cukup keras sehingga semua orang yang mendengarnya seketika terdiam. Ya, siapa lagi kalau bukan suara Blondie. Melihat Blondie berdiri dan menatap tajam satu persatu siswa di sana, para siswa itu terkejut dan langsung menundukan kepala, menutup mulut mereka. Ya, semua
Hari sudah sore.Seperti biasa ketika selesai kuliah, Denis diam dulu di kelas, menunggu para mahasiswa di sana pulang duluan.Tak disangka setelah menunggu lima menit, Denis keheranan. Kenapa Salma dan Putri belum pulang?Terlebih, Blondie dan teman-temannya juga masih duduk di bangkunya. Sedang apa mereka? Tidak biasanya mereka belum pulang?Tetapi, Denis tidak terlalu peduli dengan Blondie.Denis hanya sengaja menunggu Salma ke luar karena dia tidak mau berhadapan dengan Salma.Denis tahu, Salma pasti akan bertanya kenapa dia bisa kuliah di sini. Ditambah, mereka sudah lama tidak bertemu. Setidaknya, Salma pasti akan bertanya dan meminta penjelasan darinya.Saat ini, Denis masih tidak ingin berbicara dan memberitahu identitas aslinya pada Salma. Karena itu, dari tadi dia menunggu Salma keluar duluan agar bisa segera pulang ke asrama.Sementara itu, di tempat Blondie, Brian berbisik, “Bro, gimana? Apa kita beri si Denis
“Ee ... T-Tidak! Aku tidak apa-apa, kok,” jawab Salma tergagap, kemudian melirik lagi ke belakang.Melihatnya, Putri sadar. Ternyata dari tadi Salma sedang memperhatikan Denis.“Hm, aku tahu. Kau pasti penasaran dengan pria di pojok ruangan itu, kan?”Putri tersenyum ketika kemudian melanjutkan, “Okey! Biar aku beritahu, Salma. Dia namanya Denis Tayson. Orang paling tampan di kampus ini. Tapi, meski begitu banyak orang di kampus yang tidak suka kepadanya karena mereka menganggap dia itu miskin. Aku sungguh tidak habis pikir kenapa mereka menuduh Denis begitu. Mungkin karena mereka tidak melihat langsung kedatangan Denis saat itu.”“Kamu pasti aneh kan? Kenapa tadi pagi orang-orang di sini mengejek dan menghina dia. Itu karena mereka tidak melihat langsung kedatangan Denis saat pertamakali daftar kuliah, Salma! Aku sama sekali tidak menganggap Denis miskin. Justru, menurutku Denis adalah orang kaya yang misterius.&
Salma tidak menghiraukan Putri.Sambil menggendong tas di punggungnya, Salma terus berjalan ke pojok ruangan menuju Denis.Saat itu, Salma melihat, Denis sedang melamun menghadap ke arah jendela sebelah kiri dan tidak melihatnya.Segera setelah berada di belakang Denis, Salma sempat ragu-ragu untuk memanggil Denis. Namun, karena tekadnya untuk meminta maaf sudah kuat, Salma mengesampingkan keraguannya itu lalu memanggil Denis dengan tergagap, “D-Deniss!”Terdengar suara lembut keluar dari mulut Salma.Mendengar suara yang tidak asing dari belakang, sontak Denis terkejut.Seketika jantung Denis berdegup kencang, sebuah perasaan aneh muncul dalam hatinya.Denis membalikan badan perlahan untuk melihat ke arah sumber suara. Setelah melihat siapa yang memanggilnya, sekali lagi Denis terkejut.“S-Salmaa?”“Kamu ... mau apa kamu ke sini?”Salma menundukan kepala, malu. Pipinya memerah.
Kalau boleh jujur, Denis juga sebenarnya sudah sangat kesal pada Blondie. Bukan hanya sombong, Denis tahu kalau Blondie dan keluarganya sangat kejam!Saat pertamakali menjalankan misi pengintaian pada keluarga Cruel, sebenarnya Denis ingin memberi pelajaran kepada mereka.Sayangnya, komandannya keburu mencabut misinya dan menggantinya untuk bersiap-siap menghadapi serangan Organisasi YungZo di desanya.Tetapi, karena sekarang Denis tahu kalau dirinya sangat berkuasa di Bandung City, dia bisa saja memberi pelajaran pada Blondie sekarang. Kenapa tidak?Kenapa harus takut?Detik berikutnya, Denis kemudian menghampiri Salma lalu berdiri tepat di depannya.Denis melihat Salma sejenak sebelum kemudian berbalik menghadap ke arah Blondie.Melihatnya, Blondie kesal.“Hei! Mau apa kau? Minggir! Aku sedang bicara dengan Salma.” Blondie menatap Denis tajam.“Blondie? Kenapa kamu tidak terus terang saja. Kamu pasti na