Sementara itu, Brian dan teman-teman Blondie mematung di tempat tidak tahu harus berkata apa. Mereka sama tidak menyangka kalau ternyata Denis adalah tuan Tayson—pemilik perusahaan Parahiangan Asri sekaligus tuan muda dari keluarga Zero—. Akan seperti apa nasib mereka di masa depan jika Denis membuat perhitungan pada mereka. Sial! Semua ini gara-gara Blondie!
Seandainya mereka tidak menuruti perintah Blondie, mereka pasti tidak akan berada di posisi seperti ini.
Brian, Scot, dan dua temannya bergegas menghampiri Denis dan ikut meminta maaf.
“Maafkan kami, tuan Tayson! Kami sangat menyesal telah menghajarmu. Kami benar-benar tidak tahu siapa Anda sebenarnya, tuan,” kata mereka serempak seraya membungkuk hormat pada Denis.
Melihatnya, Denis menjadi tidak tega kepada mereka. Sejak awal Denis memang tidak berniat untuk menghukum Brian dan teman-temannya.
Barus
“Oh, ya! Beruntung semua orang di kampus sudah pulang, aku harap kalian semua bisa merahasiakan tentang identitasku,” kata Denis menegaskan.Denis baru ingat kalau jam kuliah sudah selesai dari tadi, dan semua orang di kampus sudah pada bubar. Itu artinya, identitasnya belum terbongkar sepenuhnya. Ahhh! Syukurlah! Denis merasa lega.“Tuan Tayson tenang saja. Kami akan merahasiakannya.”“Iya, tuan! Anda tidak perlu khawatir. Kami janji akan merahasiakannya kepada siapapun.” Putri dan Brian menjawab bersemangat. Sementara Scot dan temannya yang lain mengangguk setuju.Mereka bahagia bisa dekat dengan orang paling terpandang di Bandung City.“Baiklah. Terimakasih.” Denis tersenyum, senang mendengar jawaban mereka.Denis kemudian berjalan ke arah pintu sambil memasukan tangan ke saku celana. Dia sama sekali ti
Tangis Salma tidak bisa tertahankan. Wajahnya berubah pucat.Salma menangis sesenggukan.Denis merasakan hatinya semakin pilu dan terharu. Rasa kesal dan kesedihan berkecamuk dalam benaknya. Dengan berat hati, Denis mendorong Salma menjauh lalu beralih pada Drake.“Drake, ayo berangkat!”“B-Baik, tuan.” Drake tergagap.“Tidak, Denis! Jangan pergi!” Tidak diduga Salma kembali menghampiri Denis lalu mencengkeram bajunya dengan keras. “Tolong bilang dulu kalau kamu masih mencintaiku, Denis! Aku benar-benar mencintaimu! Aku ... Aku ...”“Lepaskan aku, Salma!“Nggak! Aku gak akan melepaskanmu sampai kamu bilang masih cinta padaku!” Salma menarik-narik baju Denis.Denis mengernyit. Dia tidak menyangka kalau Salma akan sampai begini. Denis jadi tidak tega jika
Sambil menyetir, anak buahnya lalu menjelaskan panjang lebar pada Denis.Dari cerita anak buahnya, sepuluh tahun yang lalu, SpringField dulunya adalah kota yang sangat ramai dan makmur. Sebelum Bandung City, kota ini lah yang lebih dulu terkenal karena banyaknya pedagang-pedagang lokal yang menjual barang-barang mewah dari berbagai negara. Banyak pembeli dari negara asing yang sengaja ke sini hanya untuk membeli barang langka dan mahal. Dari situlah awal mula munculnya keluarga-keluarga kaya di Bandung City.Sebagian besar dari mereka dulunya adalah para pedagang yang menjual barang-barang mewah dan mahal ke orang asing dengan harga yang sangat tinggi, sehingga akhirnya mereka mendapat kekayaan dari hasil penjualannya. Semakin lama kota ini semakin maju dan semakin terkenal ke beberapa negara lain.Sampai pada suatu saat, tanpa diketahui oleh pemerintah dan penduduk, datang sebuah organisasi asing dari negara lain yang berniat mengambil alih kota SpringField dan
Di luar, Denis turun dari mobilnya dan berjalan menuju toko, anak buahnya mengikuti dari belakang.Pintu toko itu terbuat dari kaca. Saat Denis hendak membukanya, pintu itu tiba-tiba terbuka sendiri. Ternyata Kim yang membukanya dari dalam.“Selamat datang, Tuan Tayson!” sambut Kim dengan ramah seraya membungkuk hormat pada Denis.“Apa Anda baik-baik saja, tuan? Tadi aku mendengar ada seseorang yang akan menyerang Anda dari balik telepon. Untuk itu saya menyuruh Drake dan beberapa pengawal lain untuk menyelamatkan Anda. Apa semua sudah selesai?” tanya Kim dengan nada cemas.Denis mengangguk sambil tersenyum. “Ya, Kim! Terimakasih banyak! Drake dan yang lain sekarang sedang mengurus mereka.”“Ahhh, syukurlah tuan. Aku tadi sangat khawatir!” Kim menghela napas lega.“Hehe! Aku tidak apa-apa Kim. Selain itu, apa benar ini toko paman Jake?”“Benar, tuan. Ini tokonya! Tuan J
“Tidak, paman. Pemerintah tidak mau semua penduduk di negara ini menjadi panik dan gempar jika mereka tahu soal penyerangan ini. Masalahnya, jika semua orang di negara ini tahu, dikhawatirkan organisasi YungZo akan langsung menyerang saat itu juga! Dari yang berhasil aku pahami, sepertinya organisasi YungZo mengirim mata-mata ke negara ini! Mungkin karena itulah pemerintah ingin kita mengurusnya secara diam-diam.” Mendengar penjelasan dari Denis, Jake menunduk paham. Beberapa saat kemudian, Jake kembali bertanya, “Terus, jika organisasi YungZo benar-benar menyerang, bagaimana kamu akan mengatasinya, Denis? Dari yang aku tahu, bukankah di Western Cily ada keluarga nenekmu?” Denis menundukan kepala bingung. Sorot matanya menunjukan kekesalan. “Iya! Di sana memang ada keluarga nenekku. Saat ini aku belum tahu rencana apa yang akan kulakukan nanti. Aku benar-benar tidak terima jika organisasi Yun
Denis tertidur pulas.Keesokan harinya, dia bangun pukul tujuh pagi dan menyadari kalau teman seasramanya sudah pada tiada. Mungkin William dan teman asramanya sengaja tidak membangunkan Denis karena tahu dia sedang kecapean.Denis kemudian bergegas bangkit dari tempat tidur lalu buru-buru mandi dan berganti pakaian. Tidak lupa, dia juga membawa baju ganti karena sepulang kuliah nanti dia akan langsung pergi ke SpringField untuk kembali berlatih.Saat sedang memilih-milih baju dalam lemari, Denis tidak sengaja menjatuhkan sesuatu dalam saku jaket sweater warna hitam yang waktu itu dia beli ketika di desa. Itu kartu black-gold pemberian kakaknya!Denis baru ingat lagi dengan kartu itu. Di dalamnya masih terdapat banyak uang setidaknya dua ratus lima puluh ribu dollar! Dia akan menggunakan uang itu untuk membeli senjata nanti.Denispun akhirnya membawa kartu black-gold tersebut sek
Mendengar pertanyaan Cindy, Salma hanya senyum lalu menjawab santai,“Dulu, ketika masih SMA. Kebetulan saat itu kita satu sekolah dan satu kelas. Selain itu, Denis juga berasal dari Western Cily.” Meskipun Salma sudah tahu identitas Denis, dia tidak menceritakannya pada mereka.“Hem, benar juga. Aku lupa kalau si Denis juga berasal dari Western Cily. Tapi, kenapa dulu kamu mau berpacaran dengan orang seperti dia? Kamu kan sangat cantik, pasti banyak dong pria-pria kaya yang menyukaimu,” ucap Vanie dengan nada sinis sambil menyilangkan tangan di dada. “Ahhh! Seandainya aku jadi kamu, aku pasti akan melupakan si miskin itu dan memilih berpacaran dengan pria kaya. Tak peduli mau tampan atau enggak, yang penting kaya! Di jaman sekarang hartalah yang paling penting Salma.”“Yap! Vanie benar! Sudahlah Salma, lupakan saja si Denis itu. Lagipula ini sudah pukul tujuh lebih. Tidak biasanya dia kesiangan begini.”Putri yang
“Heh! Dengar, ya!” Cindy menunjuk Denis geram. “Jangan mentang-mentang kau sudah putus dengan Salma dan kamu tidak menghargai perasaannya! Aku mengerti sekarang. Jadi, kemarin Salma menangis semalaman di asrama itu gara-gara kamu! Sialan!”“Hei, Denis!” Sekarang Vanie yang mendorong Denis. “Kau itu seharusnya bersyukur punya mantan secantik Salma! Jujur, aku heran kenapa Salma masih peduli denganmu. Heh! Lihat aku! Dia begini karena masih mencintaimu! Kamu ngerti gak, sih?”“Dasar lelaki tidak berguna!” ejek Vanie.Cindy, Vanie, dan Lydia merasa kasihan pada Salma. Bagaimanapun, Salma adalah teman mereka. Mereka tidak terima temannya disakiti oleh orang miskin seperti Denis.Sementara itu, wajah Salma sudah memerah. Dia menundukan kepala, sedih.Putri yang mengerti akan perasaan Salma, dia hanya bisa diam dan menatapnya dengan rasa iba. Putri bingung harus melakukan apa.Satu sisi,