Home / Romansa / Ah! Enak Mas Dokter / Inseminasi Buatan

Share

Inseminasi Buatan

Author: Dita SY
last update Last Updated: 2025-10-17 09:00:21
Klinik Dokter Dirga terlihat ramai, begitu banyak pasien yang ingin memeriksakan kandungan mereka pada Dokter yang terkenal tampan dan ramah.

Sementara Dokter Obgyn di tempat praktek itu sedang menangani pasien yang tengah melahirkan.

Setelah satu jam berlalu, Dirga keluar dari ruang bersalin dan menemui keluarga pasien sambil membawa bayi mungil perempuan yang baru saja lahir.

Keluarga pasien terlihat sangat bahagia melihat kelahiran anggota keluarga baru mereka.

Setelah berbicara panjang lebar mengenai kondisi pasien yang tidak mengalami komplikasi apapun, Dirga kembali ke ruangan Dokter.

Baru saja menjatuhkan tubuhnya di atas kursi putar, seorang perawat membuka pintu dan memasukan kepalanya ke dalam.

"Dok, ada pasien yang ingin berkonsultasi. Katanya dia sudah membuat janji sebelumnya," ucap perawat itu.

Dirga mengangguk pelan, "Suruh dia menemui saya."

"Baik Dokter." Pintu ditutup, dan tak lama kembali dibuka.

Terdengar suara langkah kaki dari sepatu high heels
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (6)
goodnovel comment avatar
Ognindi Wingky
febby ini resiko punya suami dokter tampan.. n professional... smg Dirga tdk berpaling sampai kapan pun... Thor plzz jgn bikin ribet lagi sm kel Dr.Dirga ini...
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Bisa jadi kak
goodnovel comment avatar
Harsa Amerta Nawasena
Biarkan Dirga benar-benar menjadi suami yang setia hanya pada 1 istri saja yaitu Febby
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Ah! Enak Mas Dokter   Satu Anak Cukup

    "Bagaimana dengan operasinya, Nak?" Dewanto menatap ponsel yang tergeletak di atas meja dengan wajah cemas.Bukan hanya Dewanto, dua orang pria_Barta dan Bramanto juga menunggu jawaban Dirga dari ujung sambungan telepon.Sepersekian detik menunggu, mereka pun mendengar jawaban dari Dirga, "Operasi kedua berhasil Pa. Saat ini Dylan masih dalam proses pemulihan. Setelah dia sadar, dia akan dipindahkan ke ruang observasi, dan dibawa ke ruang perawatan."Mendengar jawaban dari Dirga, ketiga pria itu menghela napas lega sambil memegang dada mereka yang sempat cenat-cenut. Dewanto menyandarkan tubuh suburnya ke sandaran sofa. "Syukurlah kalau Dylan sudah membaik," ucapnya sambil tersenyum lega. "Jadi kapan rencananya kalian akan pulang ke Indonesia?""Aku belum tahu pastinya Pa, tapi kemungkinan setelah operasi ketiga dilakukan, dan kita masih harus melihat perkembangan Dylan selanjutnya.""Masih harus operasi lagi?" Dewanto memajukan tubuh, mendekat ke meja. Di atas meja kaca itu, ponsel

  • Ah! Enak Mas Dokter   Menunggu Kabar

    "Nenek, operasi itu apa?"Farah bertanya pada Inneke dengan tatapan polos. Wajah cantiknya terlihat mungil dan menggemaskan.Kepala Farah mendongak saat tak mendengar suara sama sekali. Ia menunggu jawaban sambil menatap wajah cantik sang Nenek.Inneke masih diam membisu. Sejujurnya, ia tidak tahu bagaimana cara menjawab pertanyaan Farah, karena ia bukan Dokter. "Nenek kok diam .... "Ratna langsung menyela, "Operasi itu penanganan untuk luka serius di bagian tubuh. Misalnya ada luka robek terkena pisau, lalu luka itu mengeluarkan darah terus-menerus. Nah, luka itu harus secepatnya dijahit untuk menghentikan pendarahan agar pasien nggak kehabisan darah," jelasnya. Farah menganggukkan kepala, seolah paham dengan penjelasan Nenek dari ayahnya itu. "Sekarang Kak Dylan lagi dioperasi ya, Oma? Apa Kak Dylan terluka dan lukanya mengeluarkan darah?" "Iya Sayang," jawab Ratna. "Kita doakan semoga Kakak kamu secepatn

  • Ah! Enak Mas Dokter   Teman Baru

    Wylan melangkah tegap menyusuri lorong terminal yang ramai, diikuti oleh tiga anggota Gengster yang tampak waspada.Dengan sorot mata tajam ... mereka memperhatikan setiap sudut Bandara, mencari jejak yang tersembunyi.Saat mereka mendekati loket Imigrasi, Wylan mengangkat dagu dan menatap Petugas berseragam biru tua itu, yang tengah sibuk memeriksa dokumen.“Permisi, Pak,” ucapnya dengan suara tegas. “Apakah hari ini ada anak laki-laki bernama Regan yang mengurus paspor atau naik pesawat dari sini?”Petugas Imigrasi itu mengerutkan kening, matanya menatap layar komputer beberapa detik sebelum menjawab dengan yakin, “Maaf, Pak. Tidak ada anak bernama Regan yang terdaftar di sistem kami hari ini. Kami selalu memeriksa data penumpang secara menyeluruh.”Wylan menatap Petugas itu lebih lama, mencoba mencari tanda ketidakyakinan, tetapi wajah Petugas tetap tenang dan tanpa ragu.Anggota Gengster yang lain mulai merasakan ketegangan meningkat, napas mereka memburu. Wylan tetap mengendalik

  • Ah! Enak Mas Dokter   Cucu Kesayangan

    Dari ketinggian 35000 kaki, Dirga menatap awan putih dari jendela pesawat. Bibirnya menyunggingkan senyuman lega, penuh harapan baru.Lalu, pandang matanya beralih pada Istri dan anak tampannya yang tertidur lelap di ruangan khusus VVIP dalam Jet Pribadi milik Fandi. Ya, ayah satu anak itu mengeluarkan seluruh uang tabungan selama puluhan tahun hanya untuk membeli Jet Pribadi demi sang Cucu ... Dylan. Saat mengetahui Dylan dibawa ke Hong Kong, diam-diam Fandi mengatur rencana seorang diri. Ia membeli Jet Pribadi dengan tabungan seumur hidup, lalu menyusul Dirga dan Febby ke Hong Kong. Bukan hanya itu, ia juga menyewa pilot dan pramugara yang memiliki tubuh proporsional seperti seorang bodyguard. Dirga kembali menyunggingkan senyum, kali ini senyum bangga pada kecepatan berpikir ayah mertua.Andai saja tidak ada Jet pribadi, kemungkinan mereka bertiga masih berada di Hong Kong, dan terus menjadi incaran Prams. Rasanya masih belum percaya kalau semua berakhir ... mereka akan kemba

  • Ah! Enak Mas Dokter   Tembak Mati!

    "Kita ke Bandara!" Wylan memberi perintah pada anggota Gengster lain untuk kembali ke Bandara. Rombongan pria bertato dengan senjata api di tangan masing-masing itu melangkah cepat menuju parkiran.Setiap langkah kaki mereka, menjadi pusat perhatian orang-orang di Rumah Sakit yang menatap ke arah Wylan dan anggota Gengster lain sambil berbisik.Dengan tatapan sinis, Wylan mengancam orang-orang di sepanjang koridor agar tidak menghubungi Polisi. Melihat ancaman itu, mereka pun kembali melakukan aktivitas, mengabaikan para anggota Gengster. Seolah tak terjadi apapun.Sementara Wylan dan kawanannya tiba di area parkiran Rumah Sakit.Sebelum masuk ke mobil, Wylan menghubungi Prams, yang langsung diterima oleh sang Mafia. "Bos, maaf ... saya ingin memberitahu kabar tentang Regan .... " Wylan menggantung ucapan sambil mengusap keringat di kening.Tangannya gemetar dengan wajah sedikit pucat, ketakutan. Jika memang Regan sudah berhasil dibawa pergi oleh Polisi, kemungkinan besar mereka se

  • Ah! Enak Mas Dokter   Patroli

    Setelah memberitahu lokasi Regan, Prams mengakhiri telepon tersebut. Wylan dan tiga orang temannya hanya diam dan saling tatap.Sepersekian detik diam, Wylan mengatakan, "Regan ada di Rumah Sakit Internasional. Ayo kita ke sana.""Apa kau yakin?" tanya pria bertato. Mendengar pertanyaan itu, mata Wylan melotot, menatap dengan sorot tajam. "Bos yang memberitahu. Apa kau pikir dia membohongi kita semua?"Pria bertato membisu sambil menggelengkan kepala berkali-kali.Wylan menoleh ke samping, "Kita ke Rumah Sakit sekarang!" Memberi perintah pada anggota Gengster yang lain."Siap!"Semua anggota Gengster melangkah cepat menuju mobil sport masing-masing dan naik.Wylan dan yang lain melajukan mobil mereka di jalanan lengang Kota Hong Kong.Pada jam setengah enam sore, langit Hong Kong terlihat mendung. Menurut ramalan cuaca hari ini, nanti malam hujan badai akan turun.Wylan mempercepat laju kendaraan, mengejar waktu yang menipis.Namun, di setengah perjalanan, Wylan menekan rem dengan ti

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status