Share

Air Mata Di Hari Pernikahanku
Air Mata Di Hari Pernikahanku
Penulis: RUKMINI

episode 1

Terlihat sepasang pengantin yang tengah bahagia, ketika duduk berdua di depan Pak Penghulu untuk segera melaksanakan ijab kabul.

"Bagaimana? Mas Aji sudah siap?" tanya pak Penghulu sebelum berjabat tangan dengan Aji.

"Sudah, Pak, Saya sudah siap." ujar Adi dengan mantap.

"Bismillahirrahmanirrahim, Saya nikahkan dan saya kawinkan Tri Maharani Binti Irwan dengan maskawin seperangkat alat shalat, dan uang tunai sebesar enam puluh juta dibayar tunai,"

"Saya terima nikah dan kawinnya, Tari Maharani Binti Irwan, dengan maskawin berupa seperangkat alat Shalat dan uang tunai senilai enam puluh juta rupiah dibayar tunai." ujar Aji

“Bagaimana para saksi? Sah?"

“Sah...!”

“Tunggu dulu!”

Terdengar suara seseorang yang menghentikan ijab kabul tersebut.

Semua orang memandang wanita berparas cantik itu, ia berjalan membelah semua orang yang sedang berkerumun menyaksikan acara ijab kabul Tari dan juga Aji.

Wanita cantik yang belum diketahui namanya itu sedang menangis sambil memegang benda kecil yang berbentuk panjang itu.

“Mas...Apa kau tega melakukan ini semua di saat Aku sedang mengandung anakmu!” ujar wanita itu.

Deg!

Seperti tersambar petir di siang hari, Tari mendengar ucapan dari wanita yang kisaran umurnya tidak jauh dari Tari.

"Ma--ksudnya apa ini?” ujar Tari.

“Mas Aji itu mantan pacar saya Mbak, kita sudah putus namun, Mas Aji datang lagi dan meminta balikan sama saya lagi Mbak." ujarnya.

“Tutup mulut kamu Yasmin!” ujar Adi.

Wanita itu bernama Yasmin, usianya masih 23 tahun. Nampak sesekali dia mengelap air matanya dengan ujung jarinya, dan terus menangis untuk meminta pertanggung jawaban dari Aji.

“Mbak, tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada Mbak, Saya mohon tolong hentikan acara pernikahan ini!” pinta wanita yang bernama Yasmin itu.

Tari menatap nanar kepada Aji, dia meminta jawaban yang sebenarnya, dari mulut lelaki yang akan menjadi suaminya itu.

“Tolong kamu jangan dengarkan ucapan wanita gila itu!” ujar Aji.

Pria berambut ikal itu menghampiri Yasmin yang sedang terisak, dia mencengkeram lengan putihnya dan membawanya ke hadapan Tari.

“Tolong kamu jujur sama saya, bilang kalau ucapan kamu tadi itu tidaklah benar!” titah Tari.

“Demi Allah, saya tidak sedang berbohong. Saya sedang mengatakan yang sebenarnya," jelas Yasmin, “jika Mbak tidak percaya? Saya membawa buktinya kok” sambungnya lagi.

Kemudian Yasmin mengambil ponsel yang ada di dalam tasnya, terlihat jarinya sedang mencari bukti yang ada di layar ponsel tersebut. Lalu ia memperlihatkannya kepada Tari.

Deg!!

Wanita cantik yang tengah memakai kebaya beserta riasannya itu membulatkan matanya, dia terlihat sangat syok dengan objek yang terlihat di layar ponsel itu.

“Mas...! beraninya kau menipuku." ujar Tari sambil menunjukkan gambar tersebut.

Setelah Aji mengambil ponsel yang Tari berikan kemudian, ia melihat pada layar itu dengan ekspresi yang ketakutan.

“Sayang, Mas bisa jelaskan sama kamu, ini semuanya tidak benar!” sergah Aji.

“Mau menjelaskan apalagi Mas!” ujar Tari, “selama ini Aku sudah memberikan yang kamu mau, tapi kenapa kamu tega melakukan ini kepadaku!” pekik Tari.

Aji mengusap wajahnya dengan kasar, dan melihat ke arah Yasmin yang sedang menangis sambil tertunduk.

Semua orang yang menyaksikan dan menjadikan peristiwa ini sebagai ajang tontonan para tamu undangan, yang datang di pesta pernikahan antara Tari dan Aji.

“Semua ini tidak benar, bisa saja ini hanya gambar rekayasa yang dibuat oleh wanita itu." kilah Aji.

“Tidak...! gambar ini asli tanpa ada rekayasa, tolong Mbak percaya sama saya” sergah Yasmin, “jika Mbak masih belum percaya, saya juga membawa seseorang untuk mengatakan semuanya," ujar Yasmin.

Yasmin berjalan untuk membawa seseorang untuk mengatakan semuanya, sementara itu, perasaan Aji menjadi tidak menentu seakan dia sudah tahu bahwa Yasmin akan mendatangkan orang yang akan benar-benar mengungkap tabir yang sebenarnya.

Deg!

Jantung pria yang mengenakan pakaian pengantin khas Jawa itu berdetak lebih cepat dari biasanya, ada gestur tubuh yang berbeda dari sebelumnya.

“Ini adalah ibuku, Mas Aji pasti mengenal dekat dengan ibuku bukan?” ujar Yasmin, “dan ibuku juga yang tau semuanya antara aku dan Mas Aji." sambungnya lagi.

“Iya benar apa yang telah dikatakan oleh Yasmin anak saya." ujar Ibu.

Wanita yang umurnya kisaran enam puluh tahunan itu, menjelaskan semuanya kepada Tari, tentang hubungan antara Yasmin dan Aji.

Hubungannya dimulai ketika Yasmin yang bekerja sebagai Kasir di Minimarket, dan Aji tidak sengaja sedang berbelanja di Minimarket tersebut.

Aji terus mendekati Yasmin dan mengatakan bahwa hubungannya bersama Tari itu sudah kandas sejak lama padahal, itu hanya omong kosong yang Aji ucapkan agar Yasmin mau menerima cintanya kembali.

Ada rasa nyeri yang timbul di hatinya, tetapi ia tidak terlalu menampakkannya karena Tari tidak mau melihat kedua orang tuanya semakin terluka.

“Cukup! Saya bisa menyimpulkan ini semua,” ujar Tari dengan nada bicara yang sedikit bergetar.

“Sayang, kamu percayakan sama Mas?” ujar Aji, “kamu jangan mudah percaya sama omongan orang itu." tunjuk Aji yang mengarah ke Yasmin dan ibunya.

Tari terdiam untuk menghalau rasa nyeri yang menggerogoti hati dan jiwanya, selama ini Tari suda percaya semuanya kepada Aji, karena ia mampu membuktikan cintanya dengan mengajak Tari untuk menikah.

Ternyata ajakan Aji untuk segera menikahi Tari itu hanya untuk lari dari sebuah tanggung jawabnya saja, yang telah menghamili Yasmin.

“Mas cepat talak Aku sekarang juga!” pinta Tari.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status