Share

Bab 334: Butuh Perhatian

Author: Duvessa
last update Last Updated: 2025-10-16 00:56:47

Sebulan setelah pulang dari Singapura, rutinitas kembali berjalan seperti biasa.

Isvara kini disibukkan oleh satu hal baru: persiapan si kembar masuk sekolah dasar. Dari mencari sekolah terbaik, fitting seragam, sampai memilih peralatan sekolah. Semuanya ingin dia urus sendiri dengan teliti.

Sebenarnya, ada satu hal yang masih mengganjal di pikirannya: pesan dari Citra yang belum sempat dia tindaklanjuti. Sahabatnya itu bersikeras ingin bicara langsung, bukan lewat telepon, tapi hingga kini mereka belum sempat bertemu.

“Ra, tempat minum ini bagus nggak?” Pertanyaan Marina memecah lamunan itu.

Isvara menoleh. Mertuanya itu sedang memegang dua botol minum stainless berwarna pastel di rak perlengkapan anak. Sementara di sisi lain toko, si kembar sibuk berlarian kecil di lorong mainan, masing-masing dijaga oleh pengasuh mereka.

“Mam, ini kemahalan. Mereka cuma butuh tempat minum, bukan perhiasan,” protes Isvara lembut.

Marina menaikkan alis, tersenyum tipis. “Nggak apa-apa, Ra. Ini Mam ya
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 337: Aku Capek

    “Ada apa Via telepon malam-malam?” tanya Isvara begitu Alvano menurunkan ponsel di telinganya.“Dia cuma bilang hasil rapat tadi sore udah dikirim ke email,” jawab Alvano cepat sambil meletakkan ponselnya di meja makan.“Cuma bilang gitu? Malam-malam?” Suara Isvara nyaris tak berubah, namun ada tekanan halus di ujung kalimatnya. “Nggak bisa lewat chat aja? Harus banget telepon jam segini?”“Ra …” Alvano mengusap tengkuknya, helaan napasnya berat. “Kamu kenapa sih?”“Udah deh, Mas. Aku capek.” Isvara melewati tubuh suaminya, tapi langkahnya tertahan ketika pergelangan tangannya digenggam.“Tunggu,” ucap Alvano pelan, menatap istrinya dengan mata lelah tapi juga bingung. “Kamu tadi mau aku jawab jujur apa?”“Nggak jadi,” jawab Isvara dengan suara nyaris berbisik. Matanya tak bergerak dari lantai. “Aku mau ke kamar aja. Dan tolong tangan aku lepasin.”Beberapa detik berlalu sebelum Alvano benar-benar melepaskan genggamannya.Isvara naik ke lantai dua tanpa menoleh, langkahnya pelan tapi

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 336: Jawab Jujur

    “Aku lihat mereka sebulan yang lalu. Mereka masuk bareng, keluar bareng. Aku lagi di Plaza Indonesia waktu itu. Jujur, aku kaget juga lihatnya,” ungkap Citra akhirnya, suaranya pelan tapi tegas.“Sebulan yang lalu?” ulang Isvara pelan, suaranya terdengar datar tapi ada getaran samar. “Sebulan yang lalu aku di Singapura, Cit.”Citra menatap Isvara dalam-dalam, mencoba menakar reaksi sahabatnya. “Tanggal berapa kalian berangkat?”“Tanggal empat belas,” jawab Isvara.Citra menggeser layar ponselnya, memperlihatkan keterangan kecil di bawah foto. “Nah, ini aku ambil tanggal dua belas. Lihat aja, jam tiga sore. Aku cuma nggak mau kamu tahunya dari orang lain, Ra.”Isvara menatap layar itu lagi. Lama. Wajah suaminya di foto tampak tenang. Matanya lalu berpindah ke Via, lalu kembali ke layar yang kini mulai buram karena pantulan air matanya sendiri.“Cit, kamu yakin mereka cuma berdua?” tanya Isvara memastikan.Citra mengangguk perlahan. “Aku nggak tahu pasti, Ra. Tapi dari yang aku lihat, y

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 335: Sesak

    Pagi itu matahari baru menembus tirai kamar, menebar cahaya lembut ke seluruh ruangan. Isvara berdiri di depan suaminya, jari-jarinya cekatan memasang dasi di leher Alvano.“Mas, aku kurang perhatian nggak sama kamu?” tanya Isvara pelan tanpa menatap langsung.Pertanyaan itu keluar begitu saja, tapi di kepala Isvara masih terngiang ucapan Marina kemarin, tentang bagaimana suami bisa merasa terlupakan saat istri terlalu sibuk mengurus anak dan pekerjaan.Alvano menunduk sedikit, matanya menelusuri wajah istrinya. “Kenapa tiba-tiba tanya gitu, hm?” tanyanya lembut tapi ingin tahu.Isvara mengangkat bahu kecil. “Entahlah. Aku cuma takut, selama ini aku terlalu sibuk sama semuanya. Anak-anak, kantor, klien, proyek baru di agensi. Takut kamu ngerasa aku nggak lihat kamu lagi.” Dia menarik simpul terakhir dasi, lalu merapikannya dengan hati-hati.“Aku tahu aku sering pulang malam, dan kadang kita ngobrol juga cuma seperlunya. Aku cuma nggak mau kamu ngerasa sendirian,” lanjut Isvara.Alvano

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 334: Butuh Perhatian

    Sebulan setelah pulang dari Singapura, rutinitas kembali berjalan seperti biasa.Isvara kini disibukkan oleh satu hal baru: persiapan si kembar masuk sekolah dasar. Dari mencari sekolah terbaik, fitting seragam, sampai memilih peralatan sekolah. Semuanya ingin dia urus sendiri dengan teliti.Sebenarnya, ada satu hal yang masih mengganjal di pikirannya: pesan dari Citra yang belum sempat dia tindaklanjuti. Sahabatnya itu bersikeras ingin bicara langsung, bukan lewat telepon, tapi hingga kini mereka belum sempat bertemu.“Ra, tempat minum ini bagus nggak?” Pertanyaan Marina memecah lamunan itu.Isvara menoleh. Mertuanya itu sedang memegang dua botol minum stainless berwarna pastel di rak perlengkapan anak. Sementara di sisi lain toko, si kembar sibuk berlarian kecil di lorong mainan, masing-masing dijaga oleh pengasuh mereka.“Mam, ini kemahalan. Mereka cuma butuh tempat minum, bukan perhiasan,” protes Isvara lembut.Marina menaikkan alis, tersenyum tipis. “Nggak apa-apa, Ra. Ini Mam ya

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 333: Sebenarnya, Ada Apa?

    Setelah beberapa jam penuh pemeriksaan–mulai dari pengambilan darah, USG transvaginal, hingga pengisian formulir lanjutan–akhirnya sesi hari itu selesai juga.Isvara tampak sedikit letih, tapi wajahnya jauh lebih tenang. Di sepanjang jalan keluar dari klinik, tangannya tak pernah lepas dari genggaman Alvano.“Capek?” tanya Alvano pelan sambil menatap istrinya ketika mereka berjalan menuruni tangga kaca menuju lobi.Isvara mengangguk kecil. “Lumayan. Tapi entah kenapa, rasanya lega.”“Good. Hari pertama udah lewat, sisanya tinggal nunggu hasil dan istirahat,” sahut Alvano sambil mengusap punggung tangannya. Perjalanan menuju hotel hanya memakan waktu dua puluh menit. Mereka memang sengaja memesan kamar di area Marina Bay, agar dekat dengan rumah sakit dan sekaligus bisa sedikit beristirahat di sela jadwal pemeriksaan berikutnya.Begitu memasuki lobi hotel, aroma bunga segar dan wangi citrus menyambut. Dari kejauhan, suara tawa si kembar sudah terdengar.Siti duduk manis di sofa, memper

  • Akad Dadakan: Suami Penggantiku Ternyata Sultan   Bab 332: Good Girl

    Setelah seminggu penuh menimbang, akhirnya Isvara menyetujui rencana program kehamilan itu.Dan pagi ini, rumah mereka terasa sedikit lebih sibuk dari biasanya.Dua koper besar berdiri di dekat pintu masuk, ditemani dua koper kecil milik si kembar yang dipenuhi stiker warna-warni. Di meja konsol, map hitam berisi paspor dan dokumen medis tersusun rapi. Dari dapur, aroma roti panggang bercampur suara tawa anak-anak yang berlarian di ruang tamu.“Mommy, Mommy! Kita jadi liburan ke Singapura, kan?” tanya Avanira sambil menarik tangan ibunya.Isvara tersenyum kecil, menunduk untuk mengikat tali sepatunya. “Bukan liburan, Sayang. Mommy sama Daddy mau ke rumah sakit. Mommy mau periksa.”“Tapi di Singapura, ‘kan?” tanya Avaira.“Iya.”“Berarti habis periksa boleh beli es krim?” Kali ini Avanil yang bertanya.Isvara menatap ke arah suaminya yang sedang sibuk dengan ponsel. “Mas, tolong jelasin ke anak-anak, deh,” pintanya setengah menyerah.Alvano menutup ponselnya dan berjalan ke arah mereka,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status