Share

Bab 18. Masalah di Kantor

"Maaf, Pak, Bu. Saya pamit ke kantor, ada pekerjaan yang harus diselesaikan," ujar Edwin.

Fandi dan Lia pun mengizinkan. Usai Edwin menjabat dan mencium kedua mertuanya, dia mengucap salam, lalu keluar.

"Ya Allah, ada apa lagi ini?" gumamnya seraya naik ke mobil, dan segera melaju ke kantor.

Edwin terus membaca doa naik kendaraan dan berzikir selama menyetir. Sampai di kantor, dia segera menemui Sinta di ruangannya.

"Masuk!" perintah Sinta dari dalam, usai Edwin mengetuk pintu.

Pria itu masuk, dan duduk di depan Sinta yang mondar-mandir. "Ada apa sebenarnya?"

Kakaknya itu melemparkan sebuah map. "Lihat saja hasil riset bagian pemasaran!"

"Apa ini?" Edwin mengerutkan kening, lalu membuka lembaran-lembaran kertas yang berisi rating jelek dan komentar pedas dari para pelanggan, juga data penjualan yang anjlok.

"Kamu ini bisa pimpin perusahaan nggak, sih? Kerjaannya keluyuran nggak jelas! Ada meeting pagi ini juga telat!" bentak Sinta.

Edwin menepok jidat. "Astagfirullaah! Kenapa aku bisa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status