Share

Mainan Baru?

Pitaloka sudah siap dengan seragam sekolahnya. Ia terlihat begitu cantik dan anggun menggunakan seragam itu. Tetapi, hanya ada satu yang kurang, yaitu mukanya. Mukanya terlihat seperti orang yang sedang kecewa.

"Kenapa muka kamu kayak gitu?" tanya Gino. Ia adalah ayah Pitaloka, sekaligus pimpinan sebuah mafia terbesar yang ada di kota ini. Nama kelompok mafia itu adalah Dragon.

"Kemarin pas Pitaloka nggak masuk, ternyata ada anak baru yang nantang butterfly, dan katanya anak baru itu menang." Pitaloka menyesal karena memilih membolos kemarin. Ia menyesal karena tidak melihat siapakah sosok anak baru itu.

"Cuman itu? Kan di kamar ayah ada rekaman CCTV-nya lihat sana gih."

"Oh, iya. Pitaloka lihat dulu."

Pitaloka langsung berlari ke kamar ayahnya. Ia menyalakan laptop ayahnya, ia mencari sebuah rekaman CCTV. Ayahnya memiliki rekaman itu karena, ia adalah pemilik sekolah SMA Nusa Bangsa, jadi wajar saja kalau ia tau setiap kegiatan yang ada di sekolah tersebut.

Pitaloka memutar rekaman tersebut. Ia tersenyum melihat Aksa berada di atas arena. Ia fokus melihat laki-laki yang menjadi partner Aksa, karena ia tau kalau tidak mungkin Aksa lah yang mengalahkan butterfly.

Dipertengahan video Pitaloka tersenyum, karena tebakannya benar. Ia melihat kalau Aksa sudah terkapar di atas matras. Tetapi, beberapa menit kemudian, senyumannya luntur. Ia tidak menyangka kalau Aksa lah yang mengalahkan butterfly.

"Anak itu menarik juga," ucap Gino. Ia juga penasaran siapa orang yang bisa mengalahkan butterfly, makanya ia juga melihat rekaman tersebut.

"Tapi, terlalu bahaya kalau dia terus-terusan ikut duel, bisa-bisa murid dan guru yang lain tunduk sama dia, dan mereka semua membantah perintah ayah." Pitaloka menyimpulkan hal terburuk yang akan terjadi jika Aksa terus-menerus memenangkan duel. Ia tidak ingin kalau laki-laki itu menjadi musuh bebuyutannya.

"Kenapa kamu takut? Kamu hanya tinggal dekati dia, bikin dia takluk sama kamu."

"Mainan baru." Pitaloka senang karena akhirnya ia menemukan orang untuk ia taklukan. Mulai sekarang ia akan membuat Aksa tergila-gila dengannya.

*****

Pitaloka sudah berada di sekolahan. Ia menemui kedua sahabatnya untuk menanyakan kejadian kemarin. Ternyata, mereka berdua juga sudah tau tentang itu. Akhirnya mereka pun memutuskan untuk pergi ke gedung kelas sepuluh untuk mencari keberadaan Aksa.

Tetapi, naas mereka tidak menemukan keberadaan sosok tersebut. Mereka bahkan tidak tau laki-laki itu masuk ke dalam kelas berapa. Tepat saat mereka mulai putus asa, tiba-tiba ada sosok laki menabrak Fanny.

"Mata lo nggak guna!" Fanny membentak laki-laki yang menabraknya. Tetapi, saat ia melihat wajah laki-laki itu, ternyata laki-laki itu adalah Aksa.

"Maaf, tapi saya lagi sibuk," ucap Aksa. Ia sangat sial karena harus bertemu dengan ketiga perempuan itu.

Aksa melangkah pergi. Tetapi, saat langkah kedua tiba-tiba ada yang mencengkram pergelangan tangannya kuat, lalu mengambil sebuah bandana yang terikat rapi di pergelangan lengan bagian atasnya.

"Lo anak beasiswa?" tanya Azkia sambil memberikan bandana yang ia ambil tadi kepada Pitaloka.

Bandara berwarna putih yang terikat di pergelangan lengan bagian atas adalah sebagai tanda kalau pemakai bandana tersebut adalah murid beasiswa. Pemakai bandana tersebut akan mengalami perlakuan yang berbeda. Bisa membeli makanan dengan setengah harga di kantin, lalu mendapatkan potongan SPP sampai 50%.

"Langsung ke intinya saja, kalian mau apa dari saya?" tanya Aksa. Ia tidak bisa membuang waktunya yang berharga hanya demi meladeni ketiga kakak kelasnya ini.

"Mulai besok lo harus jadi ojek pribadi gua. Lo harus nganterin kemana pun gua mau, dan nggak boleh nolak apapun yang gua perintah," ucap Pitaloka. Ini adalah rencana pertamanya untuk menaklukan Aksa.

"Maaf, tapi saya punya urusan yang lebih penting dari pada menjadi babu Anda." Aksa tidak akan menuruti sebuah permintaan yang tidak masuk akal. Ia tidak ingin menjadi sebuah babu dari kakak-kakak kelasnya ini.

"Hebat sekali lo, berani-beraninya nolak permintaan Pitaloka, Lo nggak tau siapa Pitaloka?" Fanny mulai angkat bicara, karena Aksa berani menentang permintaan Pitaloka.

"Saya nggak peduli, karena yang saya tau, dia itu cuma seorang gadis biasa," ucap Aksa sambil merebut bandana yang ada di genggaman Pitaloka.

"Jaga bicara lo, dia tuh anak pimpinan organisasi Dragon." akhirnya Azkia menyebutkan nama organisasi mafia yang dipimpin oleh ayahnya Pitaloka.

"Terus kenapa? Yang saya tau, perempuan yang ada di depan saya sekarang, adalah perempuan yang pernah saya tolong, perempuan yang kikuk, dan perempuan yang tidak punya pengalaman apapun tentang naik kendaraan umur. Saya nggak peduli tentang siapa ayahnya, dan siapapun yang berada di sampingnya, selama dia masih bisa menangis berarti dia manusia biasa," ucap Aksa sambil memandang mata Pitaloka. Ia tidak peduli tentang apa yang akan terjadi padanya setelah ini, ia tidak akan pernah menyesal dengan kata-kata yang telah ia ucapkan.

Aksa pergi meninggalkan ketiga seniornya itu setelah ia selesai mengikat bandana di lengan bagian atasnya. Ia melenggang pergi begitu saja tanpa pamit kepada Pitaloka, Azkia, dan Fanny.

"Kayaknya ada yang salah dengan otak lo, saat lo dipuji sama laki-laki lain lo ngamuk-ngamuk nggak jelas, dan sekarang lo dikatain sama Aksa malah tersenyum," ucap Azkia.

"Jangan sampai lo suka sama dia, kalau sampai lo suka sama dia, gua nggak akan segan-segan ngambil dia dari kehidupan lo," ucap Fanny. Ia sangat membenci laki-laki itu, dan ia tidak ingin laki-laki itu menjadi kekasih sahabatnya.

"Kita lihat nanti, kalau pun gua suka sama dia, gua nggak akan biarin lo ngerebut dia dari gua. Lo tau kan, gua nggak suka kalau mainan gua direbut," ucap Pitaloka sambil memandang mata Fanny.

"Merepotkan, gua bakal milikin dia, sebelum lo suka sama dia. Dengan begitu, perasaan suka nggak akan tumbuh di hati lo."

Fanny akan melakukan apapun supaya Pitaloka tidak menyukai laki-laki itu, walaupun itu harus melibatkan dirinya sendiri. Ia tidak ingin sahabatnya itu mengalami sakit hati untuk ke-dua kalinya.

"Lo mau rebut orang yang gua incar?"

Fanny bukan lah orang yang suka mencari masalah dengan pitaloka. Tetapi, ia juga tidak bisa membiarkan Pitaloka berada di dekat Aksa. rencananya sekarang adalah ia akan menjadikan laki-laki itu kekasihnya, supaya tidak ada perempuan lain yang mendekatinya, termasuk Pitaloka. Tujuan utamanya supaya Pitaloka tidak bersama Aksa.

"Kenapa harus bingung?

Ini cinta, jadi biarkan saja hatimu yang menentukan kepada siapa cinta itu berlabuh,"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status