Share

Diavolos

DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!

_____

Disebuah jalan yang sudah lumayan sepi dikarenakan jam yang sudah menunjukkan pukul 12 malam, membuat hawa dingin lebih terasa. Berdiri sekitar 15 orang yang berhadapan dengan inti Xeros.

"Kalian, harus akhiri masa kejayaan sepertinya" ucap Derma, ketua dari Diavolos. Geng yang sejak lama menjadi musuh dari Xeros. Tidak ada yang tahu masalah pasti antara kedua geng tersebut.

Mereka selalu mencari masalah, dan akan berakhir kalah. Xeros terlalu kuat serta cerdik dan Diavolos terlalu gegabah.

"Emang ada masalah apa sama lo?" tanya Aksara dengan nada dingin

"Kita gak tahu, ada masalah apa di masa lalu. Tapi gausah cari masalah juga" ucap Farel dengan serius. Dalam keadaan seperti ini saja, ketiga biang perusuh bisa serius.

"Masalahnya, kalian yang cari duluan" ucap Januar, wakil Diavolos. Ucapan Januar membuat mereka bingung. Selama ini mereka tidak pernah mencari masalah dengan geng mana pun.

Mereka hanya akan meladeni jika sudah berani kelewat batas atau ditantang saja. Selain itu, waktu terlalu berharga untuk mereka buang, dan meladeni manusia tidak jelas seperti mereka.

"Geng kita gak pernah cari masalah duluan, kalau gak diusik" tegas Allaric membuat Derma menggeleng.

"Angel kalian, buat anggota gue masuk rumah sakit!"

Kelima inti Xeros saling memandang, mereka bingung dan tidak tahu. Sudah dibilang kalau tentang Angel saja mereka tidak tahu, bagaimana bisa mereka mengetahui masalah ini.

"Maksud lo, apaan?!" tanya Damian ngegas

"Anggota kalian dengan posisi Angel itu, buat anggota gue masuk rumah sakit dan koma disana" ujar Derma dengan tegas

"Lo tau darimana itu Angel kita?" tanya Aksara yang semakin dibuat bingung dengan apa yang Ia dengar.

"Dia sendiri yang bilang, dan malam ini gue habisin kalian" tegas Derma yang memancarkan amarah terhadap Aksara dan para sahabat-sahabatnya.

Tanpa aba-aba, kubu Derma langsung menyerang Aksara dan yang lain, beruntung mereka bersiap siaga sehingga dapat menangkis pukulan-pukulan yang diberikan.

Pertarungan itu tidak ada yang mau mengalah, walaupun anggota Diavolos sudah ada beberapa yang tumbang, namun tidak membuat mereka mundur.

BUGH

BUGH

BUGH

PLAK

Suara berkelahi saling menyahut, memenuhi ruang alam yang terbuka itu. Udara dingin tidak ada pengaruhnya, gelapnya malam juga tidak berhasil memberhentikan perkelahian yang ada.

"Lo yang bakalan bayar, atas perbuatan Angel lo" ucap Derma sebelum melayangkan sebuah pukulan pada wajah Aksara. Cowok itu tidak sempat menangkis, membuat wajahnya menoleh ke samping.

Bukannya merasa sakit, Aksara tersenyum miring dan mengusap ujung bibirnya yang berdarah.

"Lo terlalu cemen, untuk melawan seorang Angel" ejek Aksara membuat Derma makin marah, baru ingin melayangkan sebuah pukulan lagi. Suara teriakan menginterupsi tempat tersebut.

Atensi mereka langsung teralihkan pada seorang cewek yang datang dengan menggunakan all black dan tidak lupa masker yang menutup setengah dari wajahnya.

Mata dengan netra abu-abu menyapu pandangan di depannya, dan berhenti pada Derma yang menatapnya lekat.

"Jangan berantem, mending main aja" ujarnya membuat mereka tersentak, baru saja Derma ingin membuka suara namun suara tembakan membuat Ia terdiam.

"Jangan bicara, kalau belum disuruh Derma Rengari. Kalau lo gak mau peluru ini bersarang di otak lo," suara dingin cewek itu memasuki indra pendengaran mereka, Ia mengarahkan pistolnya ke kepala Derma.

"Lo siapa?!" tanya Aksara dengan lantang, jujur dirinya sendiri juga penasaran dengan siapa cewek di depan ini. Menggunakan pistol, dan tidak takut. Bisa dipastikan Ia bukan cewek sembarang.

"Gue, Angel-nya kalian"

______

Diavolos, entah punya masalah apa sama Xeros sehingga permusuhan diantara mereka terus terjadi. Masalah di masa lalu yang membawa mereka bukan menjadi teman melainkan musuh. Diavolos dulu dipimpin oleh Juanito Welnon dan berteman baik dengan Habel Tanger sang ketua Xeros.

Masalah yang sampai sekarang tidak diketahui siapapun, kecuali seseorang yang sering berada di belakang mereka semua. Masalah yang entah sampai kapan.

Namun yang pasti, Diavolos akan terus mengusik ketenangan Xeros, dan membawa banyak masalah bagi Xeros dan para sahabat-sahabatnya.

Ketenangan digantikan dengan ketegangan, dan kebahagiaan digantikan dengan kesedihan.

Perjalanan mereka akan segera dimulai, dimana kedatangan sang Angel, dan sahabat serta cinta lama.

"Kira-kira tuh cewek, siapa? Kenapa dia ngaku jadi Angel-nya kita?" tanya Damian. Saat ini mereka sudah berada di markas dan sedang mengobati luka akibat perkelahian tadi.

Setelah mengaku sebagai Angel-nya Xeros, cewek itu meninggalkan tempat itu begitu saja. Mereka semua bingung, dan tidak lama suara sirine polisi terdengar sehingga mereka bubar begitu saja.

Aksara masih duduk dengan tatapan kosong, pikirannya terlempar pada kejadian tadi. Cewek itu memiliki mata yang sangat indah, dan nyaman untuk di pandang.

Ia seperti pernah melihat mata itu, namun Ia tidak yakin dengan pikirannya sendiri. Perlu dibuktikan.

Drrtt..drttt...

Ponselnya diatas meja bergetar dengan layar ponsel yang menunjukkan deretan angka yang tidak dikenal.

"Siapa?" tanya Allaric yang melihat itu

"Gak tahu" acuh Aksara, kemudian menggeser tombol hijau

"AKSAA!" teriakan itu terdengar begitu panggilan tersebut terhubung, membuat mereka semua langsung mengalihkan pandangan pada benda pipih yang terletak di atas meja.

"Siapa?" tanya Aksa heran, sembari menatap teman-temannya.

"Leara.." suara cewek diseberang sana semakin melemah

"Kenapa lo?" terbesit nada kekhawatiran saat mendengar suara Leara, teman-temannya pun menyimak apa yang akan dikatakan oleh selanjutnya oleh Leara.

"Tol--ong.." setelah mengatakan itu panggilan telepon tersebut terputus. Aksara langsung bangkit berdiri dan mengambil kunci motornya.

_____

Jam sudah menunjukkan 2 pagi, seorang cewek sedang terbaring lemas di atas tanah. Jalanan begitu sepi, hanya di temani dengan lampu jalan yang tidak begitu terang.

Pandangannya mulai menggelap, dan hal terakhir yang Ia lihat adalah seorang cowok yang berlari mendekat kearahnya.

"LEARA!" teriakan itu begitu menggema, namun matanya sudah tidak sanggup untuk dibuka lagi. Matanya terpejam begitu saja.

Cowok itu langsung memangku kepala Leara di atas tumpuan lututnya, sembari menepuk pelan pipi Leara.

"Ra..bangun Ra," hal itu tidak membuat mata Leara terbuka, membuat cowok itu semakin khawatir.

"Aksa, mending kita bawa dia ke rumah sakit" ucap Farel memberi saran, dengan cepat juga Aksa membawa Leara ke dalam gendongannya.

Beruntung Allaric membawa mobil, karena tadi datang bersama dengan Damian dan Galen yang tidak mengendarai motor.

Berakhir dengan Damian yang membawa motor Aksara, sedangkan cowok itu membawa masuk Leara kedalam mobil.

Lamborghini urus hitam itu, segera membela jalanan dini hari yang sudah sangat sepi sehingga membuat waktu untuk ke rumah sakit terdekat itu lebih cepat.

Aksara memandang wajah Leara yang sedikit pucat, membuat dirinya tidak tenang. Entah mengapa, Ia sangat khawatir dengan kondisi cewek di pangkuannya. Walau baru bertemu kemarin, namun sudah seperti bertemu bertahun-tahun.

Tak berhenti Ia berharap agar Leara tidak apa-apa.

Semoga..Leara bisa melihat lagi Aksara

Leara untuk Aksara.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status