Share

Xeros

DISCLAIMER! Mungkin ada bahasa atau kata-kata kasar, jangan ditiru dikehidupan nyata yah, ini hanya sekedar cerita aja. Thanks!

_____

Setelah sedikit berbicara dengan cewek baru itu, mereka segera melanjutkan pelajaran yang sudah dimulai. Banyak pertanyaan yang muncul di benak mereka, terlebih Aksara.

Cowok itu seperti mengingat suatu hal, dan Ia tahu bahwa Leara adalah cewek yang kemarin Ia tabrak itu. Tapi tidak menyangka bahwa mereka akan bertemu disini, di sekolah ini lagi.

Kringg...kringg

Bel jam istirahat yang pertama sudah berbunyi, membuat para murid dapat menghela nafas dengan lega.

"Baik, minggu depan kita akan adakan ulangan matematika bab 4 yah" ucap Ibu Jena sebelum keluar dari kelas membuat mereka melongo. Baru saja merasa terlepas dari angka harus mendengar kabar yang membuat diri mereka capek.

"Kantin capcus" Galen langsung berdiri dan berjalan keluar dari kelas, diikuti oleh Farel dan Damian. Sedangkan Aksa dan Allaric masih setia di tempat duduk.

"Kalian gak ke kantin?" tanya Leara yang sudah berdiri di samping meja Aksa dan Allaric. Kedua cowok itu menoleh ke arah Leara, terlebih Allaric yang lebih menaruh rasa curiga dengan Leara.

Cewek itu berani dan ingin berinteraksi dengan mereka, yang dikenal sebagai anggota inti Xeros.

Xeros sudah dikenal sebagai geng yang kuat dan juga anggota inti yang sangat menyeramkan jika berada di medan perang. Xeros sendiri sekarang sudah masuk dalam generasi ke-10. Aksara dipercayakan untuk menjadi ketua dari generasi ke-10.

Berkat kemampuannya dalam bela diri, dan juga kepintarannya dalam menilai musuh membuat Ia berhak untuk menjadi seorang ketua. Aura kepemimpinan dan intimidasi musuh yang sangat bagus, membuat orang-orang enggan untuk berurusan dengan Aksara dan para inti lainnya.

"Gue mau ke kantin bareng, kalian" ucap Leara tiba-tiba saat Aksa dan Allaric sudah bangkit berdiri dan berniat untuk pergi ke kantin.

"Lo yakin?" tanya Aksa ragu

"Yakin banget" ucap Leara dan langsung bergerak mendekat kearah dua cowok itu. Tindakan selanjutnya membuat kedua cowok itu terkejut bukan main. Bagaimana tidak, Leara langsung menggandeng tangan Aksa dan Allaric.

Sehingga mereka bertiga berjalan, dengan Leara yang berada di tengah sambil menggandeng tangan kedua cowok itu. Hal itu membuat para siswa-siswi di koridor mulai berbisik, terlebih tidak ada perlawanan dari Aksa dan Allaric.

"Kenapa semua bisik-bisik?" tanya Leara heran

"Lo jalan sama kita," jawab Aksa, cowok itu sendiri bingung kenapa Ia tidak menolak keberadaan Leara.

"Kita yang ketemuan di bandara kan?" tanya Leara tiba-tiba

"Jadi lo orang yang ketemu sama Aksa?" tanya Allaric yang sedaritadi diam.

Leara tersenyum menanggapi itu, Ia menarik tangan kedua cowok itu untuk masuk ke dalam kantin. Itu membuat mereka semua di dalam kantin itu melihat suatu hal yang tidak pernah terjadi.

Melihat teman-teman Aksa sudah duduk di tempat mereka, ketiga orang itu menuju ke meja tersebut.

"Lo..kok bisa sama dua es batu?" tanya Farel heran melihat Leara yang dengan santai duduk bersama Aksa dan Allaric.

"Bisa dong. Kalian kan sahabat gue" ucapnya dengan berseri-seri

____

Keenam orang remaja sudah berjalan menuju ke tempat parkiran, yang membuat mereka semua mengalihkan perhatian adalah seorang cewek yang berjalan bersama para 5 pangeran SMA Citra Bangsa.

"Udah biasa kalian jadi pusat perhatian yah?" tanya Leara, cewek itu masih setia bersama mereka. Banyak yang mengatakan kalau Leara adalah pacar dari ketua Xeros itu, namun tidak yang ditanggapi oleh Leara dan para inti Xeros.

"Kita kan orang ganteng, jadi udah pasti jadi pusat perhatian" sombong Galen, yang memang betul adanya. Jika dibilang para inti Xeros itu adalah 5 orang yang masuk dalam jajaran most wanted di SMA Citra Bangsa.

"Sombong sekali anda," balas Leara membuat Galen mendengus sesaat

"Gue mau nanya serius, lo kok bisa sama Aksa Allaric sih?" tanya Farel yang sudah penasaran sebab tadi Leara tidak sempat bercerita

"Gue udah di jemput tuh" tunjuk Leara pada mobil yang sudah terparkir, langsung saja cewek itu berjalan menuju ke mobilnya. Tak lupa melambaikan tangan pada kelima cowok itu.

"Lo gak penasaran? Maksud dia apa tadi. Gue gak paham" tanya Farel pada sahabat-sahabatnya. Mereka juga bergelut dengan pikiran masing-masing.

Dulu, Xeros punya anggota yang biasa mereka sebut Angelos (άγγελος), atau dalam bahasa Inggris adalah sebutan Angel. Posisi Angel sendiri mereka tahu ada yang memenuhi posisi itu, tapi tidak tahu siapa orang itu.

Hal itu dikarenakan selama ini, dan saat pelantikan Aksara menjadi ketua Xeros, mereka tidak pernah melihat orang yang menempati posisi Angel selain gelar Angel di generasi sebelumnya.

Mereka sempat bertanya, namun jawaban para pemimpin sebelumnya adalah "Nanti kalian bakalan tahu, disaat yang tepat"

Selalu seperti itu, dan mereka akan menunggu sampai yang memegang gelar itu datang ke hadapan mereka sendiri.

"Mau ke markas, Sa?" tanya Damian, dan dibalas anggukkan oleh Aksara. Akhirnya kelima cowok itu menaiki motor mereka masing-masing dan menuju ke markas Xeros.

____

Motor mereka sudah terparkir dengan rapi di garasi markas. Tempat yang mereka sebut markas ini menjadi tempat tinggal keluarga kedua.

Tempat yang terlihat simple dan nyaman untuk ditinggali, rumah bertingkat dua itu menjadi saksi perjuangan Xeros dari generasi ke generasi.

"Halo bang!" sapa beberapa anggota Xeros yang duduk di teras rumah, begitu Aksara dan sahabat-sahabatnya ingin masuk ke dalam rumah.

"Halo, kalian udah pulang dari tadi?" tanya Damian, "Udah bang, makanya langsung kesini" jawab salah satu diantara mereka bertiga

"Jangan kotorin markas" peringat Aksara, membuat mereka mengancung ibu jari. Setelah itu kelima orang inti Xeros masuk ke dalam markas tersebut.

"Kalian gak kepo siapa Angel kita?" tanya Galen tiba-tiba, membuat mereka mengalihkan pandangan kepada cowok itu

"Kalau kepo, kita mau cari tahu dimana? Kita aja gak tau apa-apa" balas Farel dengan masuk akal. Mereka betul-betul tidak diberikan petunjuk sama sekali mengenai Angel mereka.

"Kalau seandainya dia di dekat kita gimana?" tambah Damian, membuat kening mereka berkerut

"Atas dasar apa, lo nanya kayak gitu?" tanya Allaric

"Secara, dia itu tahu kita. Sedangkan kita gak tahu dia" 

"Hari setelah Aksara diangkat jadi ketua, ada yang kirim barang. Katanya selamat untuk posisi itu" tambah Damian

"Bener, tumben otak lo jalan, Dam" ucap Galen sedikit menyindir

"Dasar anak babi!" umpat Damian melempar kaleng bekas tepat pada wajah Galen

"Aku anak mamiii!" ejek Farel, membuat Galen langsung menghadiahinya dengan sebuah botol bekas.

"ADUH! GAUSAH LEMPAR KODOK!" teriak Farel lebay. Memang dia seperti itu, memang.

Ketiga manusia asik dengan kegiatan lempar melempar, Aksara dan Allaric termenung dengan ucapan Damian tadi. Bagaimana jika selama ini, Angel mereka berada dekat dengan mereka, selalu ada, dan terus memantau mereka.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status