Seorang cowok yang sudah terkenal dengan keberadaannya, dari wajah tampan bak pahatan dewa, kepimpinannya yang sangat dikenal banyak orang, dan watak yang sudah kenal banyak orang. Cuek, pintar, kejam, mungkin 3 kata itu dapat menggambarkan seorang Aksara Lio Diratha. Nama cowok itu sudah dikenal oleh banyak kalangan terlebih para kalangan remaja. Cowok yang nyaris sempurna itu mampu seseorang bertekuk lutut untuk memuja keberadaannya atau memohon untuk dilepaskan. Perlahan sebuah nama terukir indah di hati, menjadi sang penguasa hati bagi Aksara. Tapi bersamaan dengan itu, akan banyak rahasia yang terbongkar, segala teka-teki yang ada. Perjalanan tidak akan semudah itu, melangkah maju untuk tau kedepannya atau mundur dan terus mendapat masalah. Ini perjalanan Aksara dan sahabat-sahabatnya, dalam geng Xeros. Bersama dengan "Queen Xeros" "Selama gue masih hidup, gak akan pernah ada orang yang bisa nyakitin lo" - Aksara "Gue penjaga hati lo, dan menjaga lo agar tetap menjadi Aksara, yang tidak bisa dihancurkan" - Ara
Lihat lebih banyakLos Angeles Internasional Airport, LAX
Suasana malam tidak meredakan aktivitas banyak orang di bandara ini. Langit malam membuat lampu-lampu di bandara terkesan lebih indah. Tidak bisa dipungkiri bahwa perjalanan malam lebih menyenangkan dibandingkan dengan siang hari.
Seorang cewek menarik koper hitam di sampingnya, pandangannya mencari tempat menunggu yang dekat dengan gatenya. Kacamata berwarna coklat muda itu bertengger di hidung mancungnya. High knee boots hitam mneyusuri jalan di bandara itu.
Hingga langkah berhenti kala melihat sebuah papan, "waiting room" dan di sebelah ruangan itu adalah gatenya. Maka dengan elegan Ia berjalan dan menduduki kursi yang sudah tersedia disana.
Baru saja mendaratkan tubuhnya di kursi, getaran ponsel membuat cewek itu langsung mengambil panggilan masuk tersebut.
"Halo?" sapa gadis itu ketika panggilan sudah tersambung
"Kapan pulang Ra?" tanya seorang cowok dengan suara beratnya,
"Ini udah di bandara, Jason.." jawabnya sambil menyenderkan punggungnya di kursi.
"Nanti gue jemput di bandara yah" ujar cowok itu
"Okeh"
"Safeflight sayang" ucap Jason mengakhiri panggilan mereka, membuat cewek itu terkekeh. Cewek itu memasukkan kembali ponselnya ke dalam tas, beralih mengamati setiap orang yang berlalu lalang disekitar situ.
"Attention please, to all passengers of Alaska air on flight number TG105 to Indonesia please boarding from gate G14, Thank you."
Suara itu menggema diruang tunggu, membuat cewek ini beranjak berdiri untuk menuju ke gatenya. Perjalanan yang cukup jauh ini akan memakan waktu dan tenaga.
Bruk
"Sorry.." ucap seorang cowok yang tidak sengaja menabrak bahu cewek ini. Tanpa menghiraukan apa yang akan diucapkan, cowok itu mengambil bendanya yang jatuh dan langsung berjalan pergi.
Cewek itu hanya memandangi punggung yang sudah menjauh itu. Ia melanjutkan jalannya menuju gate tujuannya.
"Good bye LA, welcome Indonesia" senyum terukir di bibirnya seraya berbatin.
Ia memasuki gate itu dan melakukan boarding pass, setelah itu berjalan masuk ke dalam pesawat untuk memulai perjalanannya.
____
Sebuah pesawat sudah mendarat di sebuah bandara Internasional Soekarno-Hatta. Seorang cowok berjalan keluar dari pintu kedatangan, mencari seseorang yang akan menjemputnya.
"AKSA!" teriak seorang cowok yang berlari menuju ke cowok yang dipanggil "Aksa"
"Gausah teriak, malu" ucap Aksa tapi cowok itu hanya cengengesan
"Gue udah baik jemput lo, mana oleh-oleh gue?" tagihnya membuat Aksa memutarkan matanya malas.
Tanpa menunggu balasan Aksa berjalan meninggalkan cowok itu yang sudah menghentak-hentakkan kakinya dengan jengkel.
Menuju ke sebuah mobil Audi R8, Aksa memasukkan kopernya ke dalam bagasi dan beralih duduk di kursi penumpang. Sedangkan temannya masuk dan duduk di kursi pengemudi.
"Farel, kita ke rumah Allaric aja" ucap Aksa kemudian menyenderkan tubuhnya di kursi sambil memejamkan matanya.
"Ngapain kesana? Bukannya lo harus pulang dulu?" tanya Farel merasa heran dengan sahabatnya satu ini.
Aksa tidak menjawab, membuat Farel menghela nafasnya dengan sabar. Sudah biasa sahabatnya yang satu ini menjadi alasan emosi seseorang terombang-ambing. Mobil itu segera melesat ke rumah sahabat mereka, Allaric.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, mobil itu sudah memasuki perkarang rumah mewah yang sangat adem untuk dilihat. Banyak tanaman hijau yang ada di halaman rumah.
"Woi bangun lo, ganteng-ganteng kebo" celetuk Farel setelah memarkirkan mobilnya. Aksa membuka matanya perlahan dan segera keluar dari mobil meninggalkan Farel. Emang ciri-ciri orang yang selalu ditinggal, yah seperti Farel.
Pintu rumah itu dibuka oleh salah satu asisten rumah tangga, Aksa langsung melangkahkan kakinya masuk kedalam dan menuju ke kamar Allaric. Ini yang mereka suka dari rumah sahabatnya ini, karena kedua orang tua Allaric sering keluar sehingga rumahnya sepi.
Hanya ada beberapa asisten rumah tangga.
Krekk
Pintu kamar terbuka, dan tatapan semua orang yang berada di kamar itu menoleh ke pintu.
"AKSAA" 2 cowok yang langsung berlari memeluk Aksa, membuat cowok itu terkekeh.
"Lepas, lo pada bau" Aksa mendorong kedua cowok itu dan langsung melenggang pergi ke tempat tidur.
Seperti pemilik rumah, Aksa langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur tanpa meminta izin dari yang punya.
"Makin ngelunjak lo, gak ada adab" celetuk seorang cowok yang menggunakan kaos putih yang memperlihatkan tubuh atletisnya.
"Masih mending gue balik" balas Aksa
"Gimana disana?" tanya Allaric, yang punya rumah sekaligus tempat tidur itu.
"Not bad" jawab Aksa
"Ketemu cecan gak?" tanya Galen yang duduk sambil memakan snack ditangannya.
"Ketemu di bandara" balas Aksa sambil tersenyum.
____
Ini kisah perjalanan seorang Aksara Lio Diratha dalam menghadapi berbagai masalah dan teka-teki yang ada. Pertemuan dengan sang pemilik kunci hatinya.
Satu persatu rahasia yang ada, akan terbongkar dengan sendirinya. Namun apakah diri ini sanggup menerima kenyataan yang ada? Atau ingin menolak dan lari dari masalah yang terus berdatangan.
Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung
Leara berdiri di depan kelasnya sambil menunggu Allaric. Cowok itu mengatakan bahwa Ia ingin bertemu karena ada beberapa hal yang perlu dipastikan. Maka disinilah Ia, menunggu kedatangan Allaric.Jam sudah menunjukkan pukul 3 sore, jam keluar sekolah mereka itu jam 2.45 yang berarti sudah 15 menit Leara menunggu Allaric, namun cowok itu juga belum menunjukkan dirinya."Allaric mana sih?" gumam Leara sambil menatap ke arah jam tangan."Ra," panggil seseorang membuat Leara mendongakkan kepalanya. "Aksa..." ucap Leara dengan pelan. Sedangkan yang disebut namanya, tersenyum menanggapi."Lo lagi ngapain disini?" tanya Aksa begitu mendudukan dirinya di samping Leara."Lagi nungguin Allaric. Katanya dia mau ngomongin sesuatu, lo tahu dia dimana?" tanya Leara, membuat Aksa mengerutkan keningnya."Allaric, bukannya udah balik duluan?" batin Aksa bingung. Dia tadi dengan jelas melihat Allaric sudah menaiki motor dan keluar dari perkarangan sekolah. Bahkan setelah bel berbunyi, cowok itu langsung
Leara tersenyum melihat seorang cowok yang sudah berada di hadapannya, suasana pagi ini sedikit dingin membuat gadis itu merapatkan cardigan yang digunakannya. Ia melangkah ke arah cowok yang duduk di atas motor. "Pagi Allaric," sapa Leara begitu sampai di hadapan cowok itu "Pagi, Ara. Udah siap kan?" Leara mengangguk, dan menaiki motor Allaric yang cukup tinggi. Namun dengan bantuan cowok itu, dengan gampang gadis itu naik. Setelah dirasa Leara sudah duduk dengan nyaman, maka Allaric segera menancapkan gasnya dan menuju ke sekolah mereka. Cowok yang biasa menunjukkan tampang sangar, sekarang sedang tersenyum tipis. Walaupun tertutupi oleh helm, namun Allaric merasakan hangat dan senang. Ia tidak tahu mengapa respon tubuhnya selalu tertarik begitu berada di sekitar Leara. Seolah-olah ada magnet yang menariknya. Motor itu melaju dengan kecepatan rata-rata, membelah jalanan pagi yang belum terlalu ramai. Dengan suasana pagi seperti itu membuat Leara menikmati setiap hembusan angin y
Dengan amarah yang memuncak Aksara membabi buta melayangkan tinjunya pada Derma. Matanya tidak bisa berbohong ketika melihat keadaan Leara yang jauh dari kata baik-baik saja. Hatinya terluka dan itu membuatnya menyalahkan diri sendiri karena tidak bisa melindungi orang terdekat. Semua ini karena dirinya. Jika saja Leara tidak berteman dengan mereka, bisa saja gadis itu sedang aman. Namun semua ini karena dirinya yang lagi dan lagi tidak bisa menjaga orang terdekatnya. Aksara meneteskan air matanya, karena perasaan yang campur aduk sedangkan Derma sudah terkapar tidak berdaya tapi masih tetap sadar. Aksara melangkahkan kakinya menuju ke Leara, dan langsung membawa gadis itu kedalam pelukannya. "Lo gapapa kan?" Tanya Aksa dengan nada rendah, terdengar dengan jelas bahwa cowok itu masih menahan amarah. Sedangkan Leara masih membeku di tempat akibat perbuatan cowok itu. "Gapapa, tapi kaki gue sakit" Begitu mendengar Leara bilang sakit, Aksara langsung melepaskan pelukan itu dan berlut
Setelah kejadian yang terjadi antara Leara dan Annabel. Para inti Xeros belum lagi bertemu dengan Leara, padahal mereka sekelas. Entah kemana perginya cewek itu. "Anna, lo itu keterlaluan" Ucap Galen menatap Annabel yang sedang duduk disamping Aksara. Cewek itu hanya memasang tampang datarnya dan tidak ada niatan untuk membela dirinya sendiri. "Kenapa lo lakuin itu?" Tanya Allaric, jujur saja cowok itu kurang menyukai dengan keberadaan Annabel. Kalau bisa dikatakan bahwa Ia berada di pihak Leara, cewek yang membawa sejuta kehangatan dengan mereka. "Aku lakuin itu, biar kalian gak ketipu sama muka polosnya" Ucap Annabel berusaha untuk selembut mungkin, tapi itu membuat beberapa dari mereka merasa jengah. "Gausah jadi orang yang sok tahu!" Sentak Aksara kemudian bangkit berdiri dari tempat duduknya. "Mending lo keluar dulu, gak baik cewek disini" Tegur Farel pada Annabel. Karena saat ini mereka sedang berada di markas Xeros yang terletak di belakang sekolah. Kebetulan juga pembelaja
Masa Lalu... Aksara Lio Diratha, cowok dengan tubuh atletis, mata tajam, dan tampang datar yang selalu menjadi ciri khas dari seorang most wanted SMA Citra Bangsa. Tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan dari seorang Aksara itu diketahui banyak orang. Terlebih menjadi seorang leader dari sebuah geng bernama XEROS membuat kepopularitasannya semakin meningkat. Wajah rupawannya selalu menjadi bahan pembicaraan anak-anak Citra Bangsa apalagi di kalangan kaum hawa. Bersama dengan para sahabatnya yang tidak kalah populer, membuat mereka juga sangat dihindari orang-orang agar tidak berurusan dan melakukan sesuatu yang mengusik ketenangan para inti Xeros tersebut. Jika dipikirkan bahwa hidupnya enak, memiliki orang tua yang selalu memberikan perhatian dan kebebasan, para sahabat yang selalu ada bersamanya, dan tidak lupa banyak orang-orang dibelakang yang selalu mendukungnya. Aksara menyimpan rindu dan cinta yang begitu dalam bagi seor
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen