Share

Melindungi

Sudah seminggu semenjak kejadian Leara, hal itu membuat Aksara dan para sahabatnya semakin dekat dengan Leara. Terlebih gadis itu juga cepat berbaur dengan mereka.

Namun ada suatu yang mengganjal disini, Leara..tahu banyak soal mereka, sedangkan mereka tidak banyak mengetahui tentang mereka. Sebenarnya siapa gadis itu??

"Hari ini, mending kita ke rumah Aksara" celetuk Farel membuat mereka memfokuskan pada cowok itu

"Dalam rangka apaan?" tanya Aksara dengan malas, bukan apa jika mereka pergi ke rumahnya sudah bisa dipastikan bahwa kamarnya akan menjadi sasaran empuk untuk dijadikan kapal pecah.

"Boleh-boleh, lagian gue males di rumah" tambah Leara dengan semangat. Membuat Farel tersenyum karena ada dukungan dari Leara, karena Aksara maupun Allaric tidak bisa menolak permintaan dari seorang Leara Belle Denandra.

Membuat Aksara akhirnya menyetujui usulan dari Farel, sekarang mereka sedang berada di kantin untuk mengisi perut mereka. Para siswa-siswi lainnya yang melihat Leara bisa duduk bersama anak Xeros merasa iri.

Bagaimana tidak? Duduk bersama kelima pangeran tampan, most wanted SMA Citra Bangsa, merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Terlebih mereka adalah inti dari geng Xeros.

"Oh yah, Ra." panggil Farel membuat Leara menoleh kearah cowok itu. Satu hal yang harus kalian ketahui, bahwa mereka sangat menyukai tatapan Leara yang begitu teduh dan menenangkan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa mereka semua bisa dekat bersama dengan Leara, seperti ada hal yang mereka lewatkan, dan itu semua berkaitan dengan Leara.

"Kenapa, Rel?" tanya Leara ketika Farel tak kunjung berbicara. Atensi mereka semua menuju ke cowok itu.

"Gue mau ngomong apa yah..gue lupa" Farel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu. Mereka tidak menganggap itu serius, karena Farel memang sering seperti itu. Tapi tidak untuk kali ini.

Sesuatu yang dilihat oleh Farel, namun enggan untuk ditanya. Banyak hal yang ia pertimbangkan ketika ingin bertanya tentang hal itu.

"Aksa!" panggil seorang cewek yang baru masuk ke dalam kantin, langsung menuju ke arah Aksara. Semua orang terheran dengan kehadiran cewek itu, bagaimana tidak? Melihat Aksara yang tersenyum melihat cewek itu.

"Itu siapa?" tanya Leara kepada Allaric, membuat cowok itu menoleh kearah Leara yang berada di sampingnya. 

"Itu.--" belum sempat Allaric menjawab, sahutan dari cewek yang baru datang itu membuat Leara terkejut. "Gue, Annabel--sahabatnya Aksara dari kecil" ucap cewek yang bernama Annabel itu sambil tersenyum manis.

"Oh..gue Leara" balas Leara sambil menyondorkan tangannya untuk berkenalan. Namun yang dilakukan Annabel hanya melihat tangan Leara yang masih terambang di angin. Allaric yang melihat itu langsung mengenggam tangan Leara.

"Bel, lo sejak kapan datang?" tanya Aksa, Annabel mengambil tempat tepat di samping Aksa. Mungkin perasaan ini hanya dirasakan oleh Leara, bahwa ia tidak nyaman dekat dengan Annabel.

Leara bangkit berdiri, dan hal itu membuat mereka semua memandang Leara dengan penuh tanda tanya. 

"Gue, mau ke ruang guru. Ada urusan" setelah mengucapkan itu, Leara langsung pergi dari sana tanpa menunggu balasan dari mereka semua. Namun hal itu sangat ditangkap betul oleh Allaric.

Cowok itu juga ikut bangkit dan langsung menyusul ke Leara. Meninggalkan Aksara yang sepertinya sangat senang dengan keberadaan Annabel. Tidak bisa dipungkiri bahwa mungkin sekarang posisi Leara sudah tergantikan.

Selama ini dia hanya mengisi kekosongan mereka, dan mungkin saja Leara sadar bahwa ia adalah orang baru bagi mereka semua.

"Aksa, itu tadi siapa?" tanya Annabel ketika Allaric sudah tidak lagi terlihat di pandangan mereka. Aksara menoleh ke arah Annabel dan tersenyum. "Itu temen baru" jawab Aksara apa adanya.

Annabel membalas senyuman Aksara, tapi jauh di balik itu semua. Suatu hal yang hanya di ketahui oleh Annabel, hal yang berkaitan dengan Aksara, dan semua sahabatnya.

"Kalian, mau gak malam ini kita jalan-jalan" ajak Annabel dengan semangat. Mereka semua mengangguk mengiyakan ajakan Annabel, seolah lupa dengan janji mereka tadi bersama dengan Leara.

Mereka tidak tahu, bahwa seseorang tengah mengawasi mereka. Orang itu tersenyum simpul sambil memandang mereka, terkhususnya Aksara. Senyum miris terbit di wajah orang itu.

"Semua akan terbongkar, saat waktunya"

Setelah mengucapkan kata-kata itu, ia segera pergi dari sana. Meninggalkan sekolah tersebut, dan menuju ke sebuah tempat.

Mungkin ini sudah saatnya, sebuah posisi digantikan, dan semua teka-teki permainan akan dimulai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status