Share

Kembalikan Uangku

Aku mengusap bahu Ibuk pelan, mencoba menyalurkan kekuatan, tapi sepertinya mustahil, karena Ibuk masih tetap terisak.

Bulik dan Paklik pun, tak kalah khawatir.

"Apa ada yang dirasa, aku panggilkan dokter, ya," ujar Paklik panik.

"Cepat, Pak, panggil dokter." Bulik tak kalah panik.

"Gak usah, Yanto," cegah Ibuk. Paklik Yanto yang sudah sampai ambang pintu, mendadak berhenti. Bingung, antara mau kembali, atau tetap memanggil dokter.

"Sakitku tak akan bisa disembuhkan oleh dokter manapun."

"Buk."Kucoba menenangkannya.

"Nduk, apa kamu bahagia, selama ini?"

"Kenapa Ibuk tanya seperti itu?"

"Jawab Nduk!"

"Buk, pasti Rini mengadu, kan, sama kalian semua?" Tiba-tiba Mas Haris bak orang kepanasan. Mungkin, takut boroknya terbongkar.

"Apa maksudmu?" tanya Ibu sinis.

Mas Haris semakin gelapan. Dia termakan omongannya sendiri.

"Anak saya tidak seperti itu. Saya sudah tahu, semua kebohongan kamu selama ini," ujar Ibuk.

"Maksudnya apa tho, Mbakyu?" Paklik Yanto sudah tak tahan untuk tahu lebi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status