Share

Bab. 4. Korban Gio

Gio membawa Alyssa ke Rumah Sakit dengan Jimin sebagai supirnya. Gurat khawatir terlihat jelas di raut wajah Gio. Dikecupnya kening Alyssa bertubi - tubi.

"Sayang, kamu kenapa?" Gio memeluk tubuh Alyssa erat. Gio memang kejam, akan tetapi akan ada waktunya dia menjadi dirinya sendiri. Gio bahkan tidak mampu mengontrol diri ketika sosok ghaib yang ada pada dirinya mulai berulah, meminta tumbal dan menjadi penguasa tubuh Gio.

Tidak berapa lama, mobil Gio memasuki halaman IGD. Gio mengangkat tubuh istrinya lalu berteriak memanggil petugas.

"Dok, tolong istri saya," teriak Gio membuat beberapa perawat langsung bergegas mengambil brangkar. Gio menggendong tubuh Alyssa yang mungil tapi padat itu ke arah suster yang menyambutnya dengan mendorong brangkar.

"Silakan baringkan di brankar ini, Pak." Seorang perawat meminta Gio membaringakan Alyssa di brankar. Dengan hati-hati Gio pun membaringakan Alyssa.

"Anda silakan ke bagian administrasi, biar pasien kami periksa di ruang IGD terlebih dahulu," ucap perawat itu lagi.

Para dokter pun sibuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan pada Alyssa. Tidak disangka, jalan lahir milik Alyssa robek hingga dalam. Butuh beberapa kali jahitan untuk mencegah pendarahan.

Setelah melakukan tindakan pada Alyssa dan memindahkannya di bangsal, dokter memanggil Gio, selaku suami Alyssa.

"Bagaimana istri Saya, dok?" tanya Gio.

"Begini, Tuan. Istri Tuan mengalami perobekan di rahimnya. Ini karena hentakan yang kasar dan keras, jadi kami harap dalam melakukan hubungan suami istri, Anda lebih lembut dan tidak memaksa. Ada trauma juga di diri ibu Alyssa.

Hal ini bisa mengakibatkan ibu Alyssa depresi dan akan membahayakan dirinya sendiri. Jadi saran saya lebih baik Tuan memperlakukan Ibu Alyssa dengan lembut, "ucap dokter wanita itu dengan jelas.

"Terima kasih, dok. Akan Saya lakukan semua petunjuk dari dokter." Gio tersenyum kecut. Dia teringat bagaimana dia memperkosa Alyssa.

"Dua pekan lagi, Ibu Alyssa bisa kontrol ke sini. Jika ada hal yang masih perlu ditanyakan, Anda bisa chat di nomor Saya, Tuan." Dokter itu menyerahkan kartu namanya.

Gio mengambil kartu nama tersebut, lalu berpamitan. "Terima kasih, Dok. Saya permisi dulu," pamit Gio.

Sementara itu di dalam ruang rawat inap, Alyssa mulai sadar, dia mengerjakan mata memandangi langit-langit kamar itu. "Akhh, Kenapa aku di sini? Apa yang terjadi? Dan ini kenapa sakit sekali?" Alyssa merasakan sakit di bagian area kewanitaanmys.

Untuk menghindari sakit, Alyssa memilih tidak bergerak, dia menggerakkan tangan kanan yang tidak dipasangi infus untuk memperbaiki posisi bantalnya. Saat hendak membenarkan bantal, tidak sengaja Alyssa menyentuh hp Gio yang tertinggal waktu menemui dokter.

Alyssa mengutak-atik ponsel Gio yang ternyata tidak disandi. Jiwa keingintahuan Alyssa menyeruak memenangkan pikirannya untuk membuka aplikasi hijau. Alyssa mencari ponselnya, yang ternyata berada di samping ponsel Gio. Dengan cekatan Alyssa menyadap WA Gio.

Senyum terukir dari bibir Alyssa, dia berhasil menyadap WA suami yang sangat dibencinya itu. Derap langkah terdengar hendak memasuki kamar VIP tempat Alyssa di rawat. Alyssa segera mengembalikan posisi ponselnya dan ponsel Gio, lalu diapun pura-pura tidur lagi.

"Hmm ... Kau belum sadar juga, Sayang. Aku minta maaf, jika memperlakukanmu dengan kasar. Aku tidak dapat menahan nafsuku, walau sudah beristri tiga, tapi semua tidak mampu menandingi nafsuku. Aku berharap dengan menikahimu, kau bisa menandingi kelemahanku itu. Akan tetapi kau pun juga tidak bisa menandingi ku. Ah ... Sepertinya aku harus menyalurkannya, tentunya melalui gadis-gadis yang dijadikan bahan penebus hutang ayahnya. Cepat sembuh, Sayang. Kita akan bermain lagi," ucap Gio sembari mengecup kening Alyssa.

Di dalam hati Alyssa mengutuk semua ucapan Gio. Tidak disangka, lelaki yang dulu dipujanya ternyata hanya seorang budak nafsu. Alyssa masih pura-pura tidur saat Gio mengambil ponsel miliknya lalu duduk di kursi sofa. Gio membuka pesan WA lalu membacanya dengan serius. Tidak lama kemudian dia bangkit dari duduknya, lalu berdiri dan kembali mengusap kepala Alyssa.

"Mas, pergi dulu. Ada pekerjaan yang menanti, kamu istirahat dulu ya, Sayang," ucap Gio berpamitan pada Alyssa.

Setelah Gio keluar dari kamar, dan memastikan Gio tidak kembali lagi, Alyssa mengambil ponselnya dan membuka pesan WA Gio yang berhasil dia sadap. Alyssa membaca pesan dari kontak yang bernama Frendi.

"Bos ... Ada barang antik yang masih gress dan orisinil." Pesan dari Frendi.

"Baiklah, tempatkan di tempat biasanya. Jangan sampai tergores sedikitpun," balas Gio.

Alyssa mengernyitkan dahinya. Dia mencoba mencerna apa arti dari barang antik itu. Semua itu mmebuat kepala Alyssa berdenyut.

"Haiish, apa maksudnya barang antik coba? Apa itu bisnis baru si Gio? Ah, pusing kepalaku!" Alyssa merasakan pusing kepalanya.

Sementara itu, Gio yang sudah sampai di lokasi markas besarnya, bergegas masuk ke dalam rumah bercat silver itu.

"Bos, ada barang baru, masih orisinil dan bersegel. Ia dijadikan pelunas hutang ayahnya," ucap salah satu anak buah Gio-- Choki.

"Bagus, kebetulan aku sedang lelah dan ingin merasakan yang orisinil," ucap Gio asal.

Choki tahu setiap bulannya, Gio pasti meminta dicarikan wanita yang masih perawan.

"Wanita itu ada di ruang utama,Tuan," ucap Choki. Gio tersenyum dan mengangguk, dia pun bergegas menuju kamar utama, sebuah kamar yang paling luas dan mewah di banding kamar yang lain.

Gio memasuki kamar dengan hati-hati, di lihatnya si gadis itu sedang duduk ketakutan di ranjang. Gio menghampiri gadis itu dengan senyuman yang mengerikan. Sang gadis ketakutan, dia memohon pada Gio untuk dilepaskan.

"Tolong Tuan, tolong lepaskan saya," pinta gadis berkulit putih dengan rambut hitam sebahu. Sungguh wanita itu memandang Gio bukan manusia lagi melainkan iblis dengan tanduk menyerupai banteng.

"Baiklah, akan kulepaskan setelah aku mengambil keperawananmu, hahaha!" jawab Gio. Seperti serigala yang lapar, Gio mengoyak pakaian gadis itu lalu disetubuhinya dengan kasar.

Darah perawan mengucur dari liang kemaluan wanita itu, teriakan kesakitan dari sang gadis sudah tidak Gio dengar. Gio begitu kasar, hal itu dia lakukan pada semua wanita yang masih perawan. Termasuk Alyssa, dia adalah salah satu korban kebuasan Gio.

"Aaaakkh ..." teriak sang gadis pilu. Gio semakin brutal dan tidak terkendali. Berulang kali gadis itu memohon untuk dilepaskan, berulang kali pula Gio semakin mengoyak paksa tubuh sang gadis hingga gadis itu akhirnya pingsan. Dia tidak sadarkan diri.

"Choki, buang gadis ini ke tempat biasa, boleh kalian cicipi dulu sebelum kalian buang," ucap Gio sembari menyalakan rokoknya.

"Terima kasih, Tuan. Kami akan mengurusnya," jawab Choki dengan mata yang berbinar. Choki dan teman-temannya pun beramai-ramai menggilir tubuh sang gadis tanpa belas kasihan. Mereka sama dengan sang majikan yang sangat memuja nafsu.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status