Aku Bukan Wanita Mandul!

Aku Bukan Wanita Mandul!

last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-27
Oleh:  Naffia InthanOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
15Bab
1.1KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis

‘Tidak ada wanita di dunia ini yang ingin berbagi suami.’ Tapi sayangnya, hal tersebut harus Syaqila rasakan, dengan terpaksa ia mengizinkan Nusa—suaminya untuk menikah lagi dengan wanita pilihan keluarganya. Tak kunjung dikaruniai anak menjadi alasannya, bahkan Syaqila mendapatkan sematan wanita mandul dari keluarga suaminya. Hingga akhirnya pernikahan suaminya dan Lara pun terjadi, Syaqila resmi di madu. Tapi, di saat yang bersamaan Syaqila juga mendapatkan suatu fakta yang sangat mengejutkan, fakta kenapa selama ini dia belum mendapatkan keturunan. Fakta yang bisa membuktikan bahwa dia ‘Bukan Wanita Mandul.’

Lihat lebih banyak

Bab 1

Siapa Wanita itu?

“Hasil semua periksaan, semuanya baik, Bu. Rahim Ibu tidak bermasalah,” kata seorang Dokter yang baru saja selesai memeriksanya.

“Tapi, kenapa saya tak kunjung hamil, Dok?” tanya wanita cantik bernama Syaqila tersebut.

Penasaran kenapa ia tak kunjung hamil, wanita itu memutuskan untuk memeriksa rahimnya. Sebenernya ini bukan yang pertama kalinya ia memeriksa hal tersebut, sudah berulang kali dan berbeda Dokter. Semua hasil pemeriksaan Dokter menyatakan kondisi rahimnya sangat baik. Tapi, kenapa ia tidak kunjung hamil juga? Bahkan ia selalu berkonsultasi dengan Dokter bagaimana cara agar cepat hamil. Melakukan program hamil pun sudah pernah ia dan suaminya—Nusa jalani, tapi hasilnya selalu gagal.

“Apa sebelumnya Ibu pernah memakai KB?”

“Enggak, Dok. Dari awal saya menikah bahkan sudah jalan tiga tahun ini, saya tidak pernah memakai KB apapun,” jawab Syaqila sambil menggeleng kepalanya.

Kerena memang selama ini ia tidak pernah memakai KB. Dari awal menikah ia dan suaminya memang tidak ingin menunda mendapatkan momongan. Apakah mungkin memang Tuhan belum menghendaki mereka untuk punya anak saja? Hingga sampai saat ini dirinya tak kunjung hamil juga.

“Obat-obat mungkin?” tanya Dokter lagi. Dari raut wajahnya Dokter bernama Sinta itu nampak menemukan sebuah hal yang janggal. Namun, sebelum ia memberitahu Syaqila, ia ingin memastikannya dulu, benar atau tidak dugaannya tersebut.

“Obat-obatan?” ulang Syaqila, seperti tengah berpikir. Dokter Sinta mengangguk.

“Saya gak pernah memakai barang haram itu, Dok,” lanjut Syaqila. Sepertinya ia salah paham dengan apa yang dimaksud oleh Dokter Sinta.

Membuat Dokter Sinta terkekeh, “bukan obat itu maksud saya, Bu. Mungkin Ibu punya riwayat penyakit apa, dan mengharuskan mengonsumsi obatnya, begitu?”

“Oh, maaf Dok, seperti saya salah tanggap.” Syaqila kikuk, “saya tidak mempunyai riwayat penyakit apapun, Dok. Tapi ... saya baru ingat, saya memang suka mengonsumsi satu obat rutin sebelum saya tidur,”

“Obat apa?” pungkas Dokter Sinta.

Syaqila nampak ragu untuk mengatakannya, tepatnya malu. “Emm ... obat kesuburan, Dok,” jawabnya pelan, tapi masih terdengar oleh Dokter Sinta.

“Apa nama obatnya?” tanya Dokter Sinta lagi.

“Kalau itu saya lupa, tapi bentuknya kecil gitu Dok, obat pil gitu, warnanya ada yang kuning sama warna putih,” jelas Syaqila, ia memang lupa nama obatnya apa.

Karena setiap akan meminum obat tersebut, Syaqila tinggal meminumnya saja, biasanya Bibi dirumahnya yang selalu menyiapkannya. Jadi ia tidak pernah melihat merek obat tersebut, bahkan jika obat tersebut habis, Nusa yang selalu membelinya.

Dokter Sinta nampak mengangguk-angguk kepalanya. “Boleh saya lihat obatnya?”

“Saya gak bawa, Dok.”

“Oh, gak apa-apa. Saya cuman mau lihat aja, memastikan obatnya itu benar atau tidak, soalnya sekarang banyak obat abal-abal. Kalau saya boleh tahu obat yang Ibu Syaqila minum itu obat herbal atau resep Dokter?”

“Emm, tepatnya inisiatif sendiri sih, Dok. Ikhtiar,” jawab Syaqila jujur. “Saya belum pernah konsultasi mengenai obat penyubur yang saya minum. Kalau besok saya balik lagi ke sini buat kasih lihat obatnya ke Dokter, gimana?”

“Tentu saja boleh, saya tunggu.”

“Baik, Dok. Kalau begitu saya permisi,” pamit Syaqila.

Dokter Sinta mengangguk, setalah itu Syaqila pun berlalu dari sana.

“Apa mungkin efek samping dari obat itu ya jadi aku gak kunjung hamil juga?” gumam Syaqila.

“Tapi, 'kan, obat itu obat penyubur, mana mungkin efek sampingnya seperti itu?” gumamnya lagi bermonolog sendiri, seraya melajukan mobilnya meninggalkan Klinik tersebut.

Tapi, apa salahnya bukan jika ia konsultasi mengenai obat yang sering ia minum itu pada Dokter Sinta, siapa tahu memang obat itu tidak cocok dengannya.

***

Syaqila kini tengah berkutat di dapur di bantu oleh Bi Nur asisten rumah tangganya. Selepas pulang dari Klinik tadi, ia mendapatkan pesan dari Nusa jika malam ini Ibu mertuanya—Bu Yanti, akan berkunjung ke rumah mereka.

Untuk menyambut kedatangan sang Ibu mertua. Syaqila pun memutuskan untuk memasak dengan menu spesial untuk malam malam kali ini, tak lupa ia juga memasak makanan kesukaan Ibu mertuanya.

Kurang lebih dua jam akhirnya Syaqila dan Bi Nur pun selesai menghidangkan makanan tersebut. Syaqila tersenyum puas saat ia melihat beberapa menu masakan yang ia buat sudah tertata apik di atas meja makan.

Seraya menunggu kepulangan suaminya bersama Ibu mertuanya. Syaqila pun memutuskan untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Tidak lucu bukan jika nanti mereka tiba, dirinya masih bau bawang.

Kurang lebih setengah jam, akhirnya Syaqila pun selesai mandi dan berganti pakaian, tidak lupa juga ia menghias wajahnya dengan make-up natural.

“Mas Nusa dan Ibu kok belum sampai juga ya?”

Waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 malam. Biasanya Nusa sampai ke rumah sebelum magrib, jika pun suaminya itu menjemput Ibunya dulu, seharusnya sudah tiba dari setengah jam yang lalu, kerena rumah Ibunya tidak jauh masih satu kota, hanya beda kecamatan saja.

Hingga akhirnya deru mesin mobil pun terdengar memasuki carport rumah mereka. Bisa dipastikan itu adalah mobil milik Nusa, dengan segara Syaqila keluar dari kamar dan turun ke bawah untuk menyambut kedatangan suami dan Ibu mertuanya.

Dengan senyuman yang merekah Syaqila pun membuka pintu rumah, saat pintu terbuka ia mendapati Nusa—suaminya serta Ibunya sudah berdiri di sana. Tapi, tunggu! Ternyata mereka tidak datang berdua, melainkan ada seorang wanita cantik ikut bersamanya. Siapa wanita itu?

Bersambung ...

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
CitraAurora
selalu seperti itu ya kak, belum punya anak selalu dijadikan alasan untuk menikah lagi
2024-05-09 16:37:28
1
15 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status