Share

Bab 275

Penulis: Ipak Munthe
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-14 09:00:49

Setelah pesta selesai Tere pun masuk ke dalam kamar.

Hari sudah sangat larut dan dia ingin beristirahat, setelah berganti pakaian dia pun mulai mengingat sesuatu.

Pil KB.

Dia pun mengambilnya dari dalam laci setelah sebelumnya diberikan oleh Ayunda padanya.

Tapi ketika itu pintu terbuka dan Zidan yang masuk.

"Kamu menelan apa?" tanya Zidan.

Degh!

Tere pun menegang seketika itu juga.

Sesungguhnya Zidan takut jika saja Tere mengkonsumsi obat terlarang.

Tapi setelah dia mendekat dia melihat pil kb.

Tere terdiam menantikan reaksi Zidan selanjutnya, tapi sepertinya biasa saja.

Tidak ada masalah?

Itu benar.

"Kenapa kamu memakai gaun seperti ini?" tanya Zidan sambil menunjuk gaun yang tergeletak di atas ranjang.

Zidan tidak mempermasalahkan perihal pil kb justru dia mempertanyakan gaunnya.

Artinya apa?

Artinya ada dua, pertama tidak masalah dengan pip KB tersebut dan yang kedua sebenarnya Zidan juga tidak ingin ada anak darinya.

Sepertinya keputusan Tere sek
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
duuhh kpn nii Zidan ungkapin cinta ke Tere n’ melegalkan hub mrk ?! kasian Tere yg jd mikir kalo Zidan blm mau memperkenalkan dia sbg istri n’ blm mau pny ank sm Tere . pdhl yg dirasakan sm Zidan smuanya kbalikan dr yg dipikirkan Tere . up lg dong thor ^^
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 282

    "Apa keadaan kamu udah lebih baik?" tanya Zidan. "Udah, pengen pulang juga," katanya. "Biarkan kita disini dulu, kamu harus dirawat," ucap Zidan. Tere pun memilih untuk menurut saja, lagi pula dia harus bisa menurut pada Zidan, sebab dia takut jika saja Zidan malah berpikir untuk menceraikannya. Tere takut diceraikan sekarang? Kenapa? Iya, apa lagi setelah berbadan dua seperti sekarang ini. Dia tak bisa membayangkan bagaimana buruknya nasib anaknya nanti. Ataupun mungkin saja anaknya akan diambil dan dia tak diijinkan untuk bertemu lagi. Ketakutannya seakan begitu berlebihan, tapi untuk sekarang ini entah kenapa pikiran buruk itu selalu datang menghantuinya. Ketika itu ponsel Zidan pun berdering, dia pun bangkit dari duduknya. "Aku akan kembali," kata Zidan. Tere pun mengangguk lemah, dia berpikir jika Zidan akan pergi untuk bekerja. Huuuufff... Tere tak lagi mencoba untuk menahannya meskipun sebenarnya tak ingin Zidan pergi kemana-mana. Kemarin dia sudah

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 281

    Tere pun segera bangun ketika hari sudah pagi, dia sudah menyiapkan pakaian kerja untuk Zidan, handuk dan keperluan mandi lainnya. Kemudian dia pun segera menuju dapur untuk membuatkan secangkir kopi dan juga memanggang roti tawar untuk sarapan pagi Zidan. "Tere, kamu ngapain?" tanya Wina. Tere pun mengibas-ngibaskan tangannya untuk menghilangkan aroma yang terasa tidak nyaman untuk dia hirup. "Ini kopi Mas Zidan, Ma." "Siapa yang nyuruh kamu bikin kopi? Zidan?" "Inikan udah kerjaan Tere, Ma," balas Tere. Kemudian dia pun segera pergi menuju kamar mandi yang ada di dapur untuk muntah dan wajahnya benar-benar pucat. "Siapa bilang, jangan kerjakan lagi.... biarkan bibik yang mengerjakannya." "Tere ke kamar dulu ya, Ma," katanya sambil tersenyum. Sedangkan tangannya membawa nampan berisi kopi dan juga sepotong roti. Clek Pintu kamar dia buka dan ternyata Zidan sudah duduk di ranjang. "Kamu udah bangun tidur sejak tadi?" tanya Zidan yang baru saja bangun. Tere

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 280

    Zidan pun sudah tiba di rumah, dia segera menuju kamar dengan langkah kakinya yang cepat untuk melihat istrinya sekarang. Jujur saja dia sangat terkejut mengetahui kehamilan Tere. Bukan berarti dia menolak, hanya saja dia mengetahui semua itu saat berada di luar kota dan Mamanya yang memberitahu. Andai Wina tidak menghubunginya pasti sampai saat inipun belum mengetahuinya. Clek! Dia memutar gagang pintu dan segera masuk. Wina pun bangkit dari duduknya dengan perasaan lega melihat wajah sang anak yang telah sampai di rumah. "Syukurlah kamu udah pulang, Mama keluar ya," kata Wina yang dibalas anggukan kepala oleh Zidan. Zidan menatap Tere yang kini berada di bawah selimut tebal. Dia pun perlahan mulai naik ke ranjang dan memeluk istrinya tersebut. Ketika ranjang bergerak Tere pun terusik dengan perlahan dia pun membuka matanya dan melihat kehadiran Zidan. Dia merasa ini seperti mimpi, sebab Zidan baru pergi pagi tadi rasanya sangat aneh jika malam hari ini sudah ke

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 279

    Wina yang telah kembali ke kamarnya pun segera meraih ponselnya. Dia menghubungi Zidan dan berharap sang anak bisa pulang dengan segera. Dia tidak tega melihat keadaan Tere sekarang, dia tahu Zidan pergi untuk pekerjaan tapi bagaimana pun juga anak yang ada dirahim Tere adalah anaknya. Mengingat Tere pernah keguguran ketika terlambat mengetahui kehamilannya. "Halo, Ma," jawab Zidan. Wina pun menarik nafas panjang untuk sejenak setelah mendengar suara sang anak dari balik telpon. "Kamu sedang apa?" tanya Wina. "Baru pulang dari proyek hotel kita yang baru, Ma," jawab Zidan. "Begitu...Zidan, keadaan Tere sangat memprihatikan. Apa tidak bisa kamu pulang lebih cepat," ucap Wina dengan perasaan was-was. "Tere kenapa, Ma? Apa masih demam?" tanya Zidan karena tadi Mala istri itu sempat dia kompres karena suhu tubuhnya yang hangat. Tapi juga kadang-kadang berubah dingin, dia tidak lupa itu. "Iya, tapi dokter juga bilang kalau keadaan kandungannya lemah. Dia pernah kegugura

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 278

    Tok tok tok... "Tere, Mama ijin masuk ya, Nak." Wina pun segera memutar gagang pintu dan berjalan masuk ke kamar Tere. Dia tahu Zidan sudah berangkat ke luar kota sejak tadi pagi, karena sebelum pergi Zidan sudah berpamitan juga padanya. Hanya saja dia bingung kenapa Tere tidak juga keluar dari kamar. Wina pun sudah bertanya pada pembantu rumah, tapi mereka juga mengatakan bahwa Tere tidak terlihat sejak tadi malam. Artinya menantunya itu belum makan apa-apa sampai hari sudah sore. "Tere," panggil Wina melihat Tere yang berada di bawah selimut. Tere yang mulai membuka matanya pun melihat wajah Wina. "Mama?" "Kamu sakit?" tanya Wina melihat wajah Tere yang begitu pucat. "Nggak tahu, Ma. Agak pusing aja," jawabnya. Wina pun duduk di sisi ranjang dan dia pun mencoba untuk memegang dahi Tere, kemudian pada tengkuk lehernya. "Badan kamu dingin sekali," Wina mulai merasa khawatir akan keadaan Tere. "Nggak papa, Ma. Tere bisa minum obat dan besok udah sembuh." "

  • Aku Bukan Wanita Nakal, Tuan Pewaris Terhormat!   Bab 277

    Tap tap tap... Terdengar suara langkah kaki. Zidan yang terlebih dahulu berjalan masuk, sedangkan dibelakangnya ada Tere yang terlihat sangat malas untuk berjalan. "Tere," panggil Wina. Tere pun menghentikan langkahnya dan menoleh, semetara Zidan terus berjalan. Mungkin saja sudah sampai di kamar. "Kamu sakit?" tanya Wina. "Masuk angin, Ma," katanya. "Masuk angin?" Wina tampak bingung dengan jawaban Tere. "Tere ke kamar ya, pengen tidur aja," katanya kemudian segera menyusul Zidan menuju kamar. Wina hanya mengangguk lemah sambil melihat punggung Tere, sepertinya dia berpikir jika Tere sedang hamil. *** Zidan meletakkan jasnya pada meja, kemudian duduk di sofa. Ya, sofa sudah kembali lagi ke kamarnya karena kini hubungan antara Zidan dan Tere tidak lagi ada kecanggungan. Sesaat kemudian Tere pun masuk dan dia langsung saja mendekati Zidan, dia duduk di samping Zidan sambil bersandar pada dada suaminya itu. Lihatlah betapa manjanya gadis itu padanya entah kena

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status