Share

Bab 17. Terungkap.

Author: Ucing Ucay
last update Last Updated: 2025-10-15 08:40:05

Evan mengepalkan tangannya, giginya gemeretuk menahan amarah. Apalagi ketika dilihatnya Danar merangkul Zola, dan wanita itu menepisnya. Zola terlihat menunjuk Danar dan lelaki itu menepisnya dengan lembut dan tetap tersenyum.

"Jaga sikapmu, Danar! Kamu harus tahu batasan!" geram Zola ketika Danar berusaha merangkulnya.

"Baiklah, jangan marah! Kita bicara di dalam saja, ayo!" kata Danar.

Zola menahan amarahnya, jika saja bukan demi Evan dia tak akan melakukan ini. Kondisi perusahaan baru saja kondusif dan mulai berkembang. Dia mengira Danar tidak akan kembali dan sekarang malah memerasnya.

Maka mereka pun berjalan menuju unit milik Danar. Tak menyadari dengan adanya Evan yang mengikuti diam-diam dan sesekali bersembunyi di balik dinding pintu apartemen lain.

Dan mereka pun tiba, Danar membuka pintu dan mempersilahkan Zola untuk masuk. Tapi ketika wanita itu hendak melangkah, tiba-tiba ...

"Zola!"

Zola membeku di tempatnya berdiri dengan mata melotot kaget. Jantungnya serasa berhenti
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 35. Perjalanan kereta.

    Zola menangis sepanjang perjalanan. Lagi dan lagi. Dia merasa menjadi orang bodoh. Ponselnya berdering sejak tadi di dalam tasnya, tapi Zola tak peduli. Siapapun itu yang menelpon baginya saat ini dia tak ingin bicara apapun. Zola pun mematikan gawainya. Dan dia merasa bersalah pada Surendra."Maafkan aku, Pa! Aku pergi dulu!" rintihnya sedih tak terkira.Taksi yang ditumpanginya tiba di stasiun. Zola segera menuju ke loket dan membeli tiket, yang kebetulan siang itu terbilang sepi. Sehingga dia sempat memesan makanan yang akan dia beli nantinya."Ayo, Nak! Kita kuat!" ucap Zola mengusap perutnya. Dia membungkuk hendak mengangkat tasnya, namun terhenti ketika ada sesosok tangan mendahuluinya. Zola pun termangu kaget dan mengangkat wajahnya."Mari saya bantu!" kata petugas kereta itu tersenyum. Dia memperhatikan Zola yang sejak kedatangannya di stasiun tampak kesulitan membawa tasnya.Zola menghela nafas lega, dia hampir terkena serangan jantung jika saja sosok itu adalah orang yang

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 34. Pergi dari apartemen.

    Zola berniat untuk mengunjungi Jihan di akhir minggu, dia bosan di apartemennya seorang diri sementara dia malas untuk ke rumah Surendra. Karena sudah pasti nantinya Surendra akan menanyakan Evan, dan Zola bahkan tak ingin membahasnya. "Aku capek terus berbohong pada papa," keluhnya. Maka siang itu dia berangkat menuju ke rumah Jihan dan tak lupa membawa oleh-oleh untuk Mikhaila dan adiknya. "Eh, Nyonya Zola! Silahkan masuk!" sambut sekuriti di pintu gerbang ketika dia turun dari taksi. Dia meminta izin untuk membawakan barang-barang di tangan Zola."Terimakasih, Pak!" kata Zola. Sekuriti itu lalu mempersilahkannya untuk masuk. "Kok tumben naik taksi?" tanya Sekuriti sedikit terkejut ketika tadi melihat Zola turun di depan jalan sana."Mobil saya lagi di bengkel," jawabnya sekenanya.Mereka pun lalu berjalan menyusuri lantai keramik kasar itu. Andai Zola melirik ke arah garasi sana, dia akan melihat ada satu mobil yang pastinya akan membuat dia balik kanan dan pulang. Sekuriti itu

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 33. Iri pada orang lain.

    "Di sini saja," kata Zola ketika mereka mendekati sebuah toko swalayan. "Mau kuantar?" tanya Evan.Zola menoleh dengan tatapan yang ..."Sudahlah, Mas! Kamu tidak usah sampai kayak gini," tukas Zola geram. Evan seolah mempermainkan perasaannya dengan bersikap manis namun tetap tidak mengubah pandangannya terhadap kehamilan Zola."Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja," kata Evan dengan sorot mata tenang, tapi jusrtu itu mengusik perasaan Zola.Zola menggeleng, dia tak berkata apapun lagi lalu keluar dari mobil secepatnya. Berada di dalam mobil bersama Evan membuatnya kehabisan oksigen."Astaghfirullah hal'adziim!"desahnya menenangkan emosinya yang sempat naik.Tak menunggu sampai mobil Evan pergi, Zola segera melangkah lebar-lebar memasuki swalayan itu dan menyelinap di antara para pengunjung lain. Evan sendiri menghela nafas di kursinya, dia lalu menelepon seseorang. "Masuk dan awasi dia!" perintahnya singkat sebelum menutup telepon dan memerintahkan sopirnya untuk menjala

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 32. Dijemput Evan.

    Apartemen itu mewah, begitu menurut Zola. Sampai-sampai dia merasa semua itu memang dipersiapkan untuknya. Karena memang benar."Sepupumu itu perempuan?" tanya Zola ketika melihat interior apartemen yang sepertinya banyak sentuhan tangan wanita di setiap penataannya."Eh iya, dia perempuan!" jawab Jihan sedikit tidak fokus karena dia sendiri merasa kagum dengan isi tempat itu. Diam-diam dia menggerutu memarahi Evan."Aku tidak mengerti dengan pikirannya!" gumamnya kesal sendiri. Mereka lalu melihat isi kamar, Zola terlihat antusias melihatnya karena suasana kamarnya dengan balkon luar yang cantik. Dia keluar dan melihat pemandangan di sana. Sementara Jihan memeriksa seisi ruangan, dia dengan iseng membuka laci di samping tempat tidur. Dan matanya membelalak ketika menemukan sebuah pigura kecil dengan foto Evan dan Zola di dalamnya."Dasar ceroboh!" umpatnya pelan seraya cepat mengambil foto itu dengan cepat hendak menyembunyikannya."Itu foto siapa?" tanya Zola yang tiba-tiba sudah

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 31. Ego

    "Tolong, aku hanya ingin tenang sendirian, jadi jangan kasih tahu mas Evan jika aku ada di sini," pinta Zola sendu."Tapi sampai kapan, Mbak?" kata Jihan, dia tahu Zola tak mempermasalahkan berapa harga kamar hotel yang dia tempati. Tapi 'kan ..."Mbak lagi hamil, jangan seperti ini," tegur Jihan dengan iba.Zola tertunduk dalam, "Lalu apa yang harus aku lakukan?" ujarnya pelan."Seorang istri tidak boleh melangkahkan kakinya dari rumah suami tanpa mendapatkan izin dari suaminya, lalu bagaimana dengan dia yang justru mengusirku secara halus? Lalu dia datang menjemputku, seolah ingin melepaskan rasa tanggung jawab akan pertanyaan nanti, yang akan menyudutkannya karena sudah mengusir istrinya dari rumah.""Tapi, dia malah berteriak dan menunjukkan taringnya padaku seperti itu, lalu bagaimana aku akan bertahan hidup satu atap dengan suami yang sudah tak menginginkanku? Apa kamu masih bisa bersikap biasa saja pada orang sudah menuduhmu berlaku zinah?"Tama dan Jihan terdiam, mereka tak ta

  • Aku Hamil Anak Kamu, Mas!    Bab 30. Menguntit Zola.

    Hari-hari selanjutnya Zola sengaja tidak masuk kerja, dia sudah memberitahu Surendra agar ayahnya itu tidak curiga dengan ketidakhadirannya di kantor untuk beberapa hari ke depan. Juga, dia ingin menghindari Evan yang pasti akan mencarinya ke kantor."Terimakasih, Ali," kata Zola sore itu. Dia baru kembali berbelanja karena beberapa pakaiannya ada yang mulai tidak muat, mungkin berat badannya sudah mulai naik meski kehamilannya belum terlihat."Sama-sama, Nyonya," sahut Ali dengan sopan. Zola sedikit risih dengan panggilan itu, oleh karena Ali sendiri masih sangat muda dan pantas menjadi adiknya."Jangan panggil Nyonya, Mbak saja!" pinta Zola. Pipi Ali memerah, dia terlihat canggung."Tapi, 'kan ...," ucapnya ragu. Zola tersenyum, "Aku ini anak tunggal, jadi boleh saja mungkin aku punya adik laki-laki seperti kamu," ucapnya terkekeh.Ali sendiri tertawa kecil namun dia tak menjawab permintaan Zola."Berapa gajimu di sini, Ali?" tanya Zola lagi sambil duduk di kursi. Ali berdiri aga

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status