Share

Chapter 5

Daun pintu berayun dan baru sedikit terbuka. Tapi bentakkan Kak sarah langsung menyerbuku. Kakiku lemas lantaran kaget setengah mati. Meski sudah berdandan rapi tapi air mukanya tampak kacau ditambah lingkaran hitam kebiruan di bawah matanya membuat wajah oval itu kian terlihat letih. Aku tak menyahut bermaksud menghindari pertengkaran. Aku sangat lelah dan ingin beristirahat. Maksudku kalau mau menginterogasi nanti saja. Aku tidak punya cukup energi untuk menghadapi cercaannya.

“Mai, jawab. Kamu punya mulutkan?!”

Kumiringkan kepala memandanginya beberapa detik meski tetap tak berminat menjawab pertanyaanya.

“Semalaman aku cari kamu. Kayaknya kamu seneng banget ya, bikin orang panik dan hampir mati berdiri karena mencemaskan kamu?!”

“Siapa suruh nyari-nyariin aku?!”

Aku menebak amarahnya akan meledak saat itu juga mendapakan aku mengabaikannya dan berjalan tertatih menuju kamar.

“Aku sama Papa cemas, kamu tahu? Apalagi Papa nggak bisa tidur sampai pagi ini nungguin kamu pulang. Kamu pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status