Share

Pesanan catering mas Arman.

Author: Black rose
last update Last Updated: 2022-05-11 08:05:12

[Ayo sayang ceritakan pada kami, jangan pernah sembunyikan kesedihanmu dari kami Nisa]

Lagi-lagi ibu mengirimkan pesan seperti ini, seolah-olah Ibu tahu apa yang sebenarnya aku alami.

[Maaf Bu aku pergi dulu jemput anak sambungku takutnya nanti telat, nanti kita lanjut lagi ya] balasku lagi-lagi aku berbohong, sebenarnya masih satu jam lagi Kayla pulang aku hanya malu mengakui semua ini pada mereka, aku takut mereka akan sedih.

[Baiklah Nisa] balas ibu.

Mataku mulai pedih dan mengembun pesan-pesan dari ibu membuatku semakin merasa bersalah pada orangtuaku, sikapku yang tak mendengarkan nasehat mereka membawaku dalam relung derita.

Apakah seharusnya aku memberi mereka tentang keadaanku sekarang ini? tapi aku tidak ingin mereka sedih nantinya, apalagi aku anak semata wayangnya mereka bisa saja murka dan membawa masalahku ke jalur hukum untuk memberi pelajaran pada mas Arman.

Sebenarnya aku juga ingin mengakhiri semua ini, tapi Kayla aku tak tega meninggalkannya.

Kasihan siapa yang akan mengurusnya tidak mungkin ia mau diurus oleh Nita kekasih ayahnya itu.

Kusudahi kesedihan ini dan bersiap-siap untuk menjemput Kayla agar tak terlambat lagi seperti kemarin. 

*

"Mama Nisa......" teriak Kayla sambil berlari ke arahku ternyata sudah waktunya pulang, syukurlah aku datang tepat waktu dan tidak terlambat seperti kemarin.

Kuciumi wajahnya yang menggemaskan itu, sesekali ia tertawaan karena kegelian tampak binar bahagia di wajahnya. Ah bahagia melihatnya tampak ceria seperti sekarang ini.

"Kayla mau langsung pulang atau main dulu ke Mall?" tanyaku pada Kayla barangkali ia mau bermain dulu lumayan kan aku bisa healing.

"Beneran boleh main Ma?" tanyanya dengan senyum yang mengembang.

"Boleh dong, kamu main apa Mama Nisa temenin,"

"Kita ke Mall yuk Ma, Kayla pengen main permainan baru kata temen Kayla permainannya seru banget," 

"Oke sayang kita meluncur sekarang ya,"

Aku dan Kayla langsung memasuki mobil dan menuju ke Mall yang dituju Kayla, semoga saja dengan menemaninya bermain kesedihanku dapat berkurang.

Setelah tiba di tempat tujuan kami langsung mengunjungi pusat permainan dan benar saja Kayla nampak sangat bahagia dan mengajakku memainkan berbagai macam permainan disini.

"Ma Kayla haus cari minum yuk," ajak Kayla.

Aku pun juga haus tanpa basa-basi kami langsung berpindah haluan menuju stand minuman, tak lupa juga membeli beberapa cemilan untuk di rumah nanti.

"Gimana sayang seneng gak mainnya?" 

"Seneng........ banget loh Ma, Kayla sudah jarang main kayak begini habis Papa sibuk terus," 

"Papa kan sibuk jadi nggak bisa ajakin Kayla main," 

"Nak kita pulang yuk sudah siang banget nih," ajakku pada anak sambungku karena waktu sudah menunjukkan pukul 13.20 dan aku belum sholat dhuhur.

"Iya ayok Kayla juga sudah capek,"

**

Malam ini aku menunggu kepulangan mas Arman, meskipun ia telah membuatku tersiksa tapi dia masih sah sebagai suamiku.

Suara deru mobil mas Arman mulai terdengar, gegas aku berjalan ke arah pintu dan membukanya. Dia melirikku sekilas lalu pergi ke arah kamarnya tanpa menegur atau mengucapkan salam.

Bukan hal aneh lagi bagiku jika mas Arman bersikap dingin padaku, karena memang pada dasarnya ia tak memiliki cinta sedikitpun untukku. Hanya aku berharap ketinggian untuk dicintai, tapi itu tidak lagi terjadi karena diriku sudah tersadarkan akan kebutaan cinta yang diberikannya.

Setelah memastikan semua pintu dan jendela terkunci rapat, kuputuskan untuk masuk masuk dan istirahat berhubung sore ini aku mendapat tamu bulanan badanku jadi cepat merasa lelah.

"Anisa...." panggil mas Arman saat aku melewati pintu kamarnya.

"Ya mas, ada yang bisa dibantu?" tanyaku tak ingin banyak basa-basi.

"Besok Kayla libur sekolah kan, jadi tolong kamu ajak dia jalan-jalan Nita mau kemari bersama keluarganya," balas mas Arman.

"Iya mas,"

"Jangan pulang sebelum aku telepon," ucapnya aku hanya menganggukkan kepala dan kembali melanjutkan langkahku menuju kamar.

Baiklah jadi besok aku akan menghabiskan hariku diluar bersama Kayla, ada apa sebenarnya sehingga mas Arman menyuruhku membawa anaknya keluar rumah, apakah mau ada acara penting sehingga Kayla tidak boleh mengetahuinya? kepalaku dipenuhi banyak pertanyaan yang aku sendiri tak tahu apa jawabnya.

Kurebahkan tubuhku di atas kasur berukuran satu badan berbeda jauh dengan kasur king size di kamarku dulu, tapi lumayanlah daripada tidak ada sama sekali.

Kupandangi langit-langit kamar yang polos dengan hiasan beberapa sarang laba-laba disana, mungkin sudah lama tidak dibersihkan.

"Mas janji Anisa akan jagain kamu, dan gak akan pernah nyakitin kamu," ucap mas Arman sambil menatap kedua mataku.

"Apakah mas yakin bisa melakukannya?"

"Mas yakin apalagi Kayla sangat membutuhkan sosok ibu sambung seperti kamu," 

"Tapi apakah Kayla akan nerima aku sebagai ibu penggantinya? aku takut nantinya dia tidak menerimaku,"

"Jangan khawatir Kayla akan sangat menyayangimu, jadilah ratu di hatinya mas ya Nisa," 

Ahh kata-katanya kala itu sangat menyakinkan diri ini akan bahagia jika hidup bersamanya, rintikan gerimis menambah suasana semakin manis. 

Memang aku tak ingin diajak pacaran bagiku itu semua hanya membuang-buang waktuku saja. Mas Arman selalu berusaha untuk menyakinkan diriku agar menerima cintanya dan usahakan tidak sia-sia, hanya butuh waktu dua bulan perkenalan diriku sudah terpaku panah asmara, hingga akhirnya menerima pinangannya.

Kupejamkan sejenak mataku membiarkan buliran air bening ini mengalir mengikuti arusnya, kunikmati seteses demi setetes air yang kini membanjiri pipiku.

Sedih dan kecewa pasti ada pria yang kuharapkan membawaku ke istana bahtera rumah tangga yang sakinah, mawadah dan warahmah kini aku disesatkannya di lubang neraka berbalut pernikahan.

Bagaimana perasaan Ayah dan juga Ibu bila mengetahui anaknya kini sedang tersiksa batin juga fisik. Tersiksa batin karena mengetahui kelakuan mas Arman yang sebenarnya, tersiksa fisik karena diperlakukan seperti babu di rumah suaminya.

Jderrr..... Astaghfirullah suara gluduk pertanda hujan akan turun hampir saja membuat jantungku copot, ternyata aku melamun dari tadi kuusap sisa-sisa air mataku, membersihkan diri dan tidur besok aku harus mengajak Kayla pergi dari rumah ini sesuai perintah mas Arman.

**

"Permisi kak maaf ini mau ditaruh dimana ya?" tanya seorang remaja laki-laki berseragam karyawan restoran ternama.

"Sebentar saya tanya suami saya dulu ya mas," jawabku sambil tersenyum.

"Mas ada kiriman catering, kami yang pesan ya?"

"Oh oke, kamu pergi saja sekarang sama Kayla biar semua ini aku yang urus," balasnya.

"Ingat jangan pulang sebelum ditelepon!" katanya lagi.

Aku menganggukkan kepala dan pergi ke mobil yang didalamnya sudah ada Kayla.

"Mama Nisa ayok cepat kita jalannya.....!" teriak Kayla dari dalam mobil mungkin ia sudah tidak sabar untuk kembali jalan-jalan dan bermain.

"Iyaa sayang Mama sudah siap," 

Untuk apa mas Arman memesan catering sebanyak itu? tidak mungkin kan jika dimakan sendiri, apalagi dia menyuruhku membawa Kayla keluar rumah untuk waktu yang tidak ditentukan. Ah gerak geriknya mencurigakan apa jangan-jangan sebenarnya ada yang direncanakan tapi apa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Penolakan halus

    "Mas bantuin dong, barang kamu banyak banget loh berat lagi," ucap Anisa sambil mengangkat karton yang lumayan berat berisi barang barang Arman.Arman memutar bola matanya dengan malas dan tidak menanggapi atau membantu Anisa."Mas bisa gak bantuin saya, ini juga kan semuanya barang barang kamu," kata Anisa lagi dengan suara yang sedikit lantang.Arman menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Anisa."Kamu bisa diam gak sih, berisik banget heran saya angkat semuanya sendiri gak usah manja," sergah Arman, kemudian laki laki itu pergi ke kamarnya."Tapi kan Mas....""Nggak ada tapi tapian, saya mau mandi jangan berisik!"Memang keterlaluan pria itu, memberikan sedikit bantuan pada istrinya sangat berat di lakukan padahal itu semua adalah barang barang miliknya. Sebagai pria sejati yang baik seharusnya dia tidak melakukan itu, apalagi usia pernikahan mereka baru memasuki bulan pertama.'Apa yang harus ku lakukan untuk memberimu pelajaran mas, supaya kamu tuh tau aku istri bukan ba

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Hadiah dari pak Faisal

    "Bapak mau ngembaliin fasilitas saya dan Nita Pak? terimakasih banyak Bapak memang bos yang paling terbaik deh, saya janji tidak akan mengecewakan Pak bos," ucap Arman dengan girang bahkan dia mencium punggung tangan Faisal.'Dasar penjilat memangnya kau pikir aku orang bodoh? menjijikkan' batin Faisal dalam hati, sebenarnya dia sangat jijik dengan apa yang dilakukan Arman."Eits jangan girang dulu pak Arman, saya akan memberimu kendaraan yang tentunya cocok denganmu, ini kuncinya semoga kamu suka ya," balas Faisal sambil tersenyum dan memberikan sebuah kunci motor pada Arman."Kalau begitu saya pamit. Ingat ya besok pagi-pagi kalian langsung menuju ruangan cleaning servis!' lanjutnya.Arman dan Nita menatap nanar kunci motor yang kini tengah berada di telapak tangan mantan manajer itu. Apalagi saat mata mereka menatap sebuah motor matic keluaran lama terparkir dengan manis di hadapan keduanya. Meskipun kondisi mesin dan body motor itu masih sangat mulus, tapi menurut mereka motor itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   POV Rayhan

    POV Rayhan.Hari itu aku mendapat tugas dari klien untuk menyelidiki suami dari putrinya. Awalnya aku menolak bagi bagiku orang tuanya terlalu protektif terhadap putri semata wayangnya itu. "Maaf Pak tapi apakah ini terlalu berlebihan dan mengganggu privasi anak bapak?" tanyaku pada klienku."Justru ini untuk kebaikan anak saya, karena keadaannya berbeda dari yang lain saya curiga anak saya menikah karena dipaksa sehingga dia tidak menghubungi saya dan ibunya ketika menikah," jawab bapak itu.Aku paham setiap orang tua pasti ingin yang terbaik bagi anak-anak mereka, apalagi jika itu anak satu-satunya. Bisa dibayangkan sehancur apa hati para orang tua jika mendapati anaknya di sia siakan, tapi menurutku ini terlalu berlebihan toh mereka sudah dewasa dan dapat memutuskan yang terbaik untuk masa depan mereka sendiri."Saya dengar kamu adalah pengacara muda tapi sangat profesional, dan saya bersedia bayar berapapun yang kamu minta asal tolong selidiki tentang putri saya," kata bapak itu

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Di permalukan

    Ini pasti karena kamu nikah sama Anisa makanya rencana kita terbongkar, wanita itu memang pembawa sial Mas!" ucap Nita menambah emosi Arman kian memuncak."Aarrgh.... Anisa lagi Anisa terus, aku pusing Nita!""Kenyataannya memang begitu kan sejak Anisa masuk dalam kehidupanku kamu, kesialan terus menimpa kita," ucap Nita."Kamu juga kenapa pake bawa bawa namaku sih, kan aku juga kena batunya," Bukannya membujuk Arman agar tidak bertambah emosi, Nita justru membuat suasana hati Arman bertambah panas."Keluar kamu bikin saya tambah stres saja pergi kamu!" usir Arman pada Nita. lantas saja wanita itu keluar dari ruangan arman sambil mencebikkan bibirnya dan menghentak hentakan kakinya.Sungguh hari yang sangat memalukan bagi Arman dan Nita. Bagaimana tidak malu beberapa menit yang lalu kedok mereka berdua terbongkar di hadapan para staf."Apa apaan ini kamu mau bikin perusahaan ini bangkrut hah!" bentak pak Faisal pada Arman yang tadinya sangat percaya diri tingkat dewa.Wajahnya panas

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Rahasia Arman terbongkar

    "Bagaimana sayang kalau jika laporan ini di setujui oleh pak Faisal kita akan semakin kaya, aku bakal belikan apa saja yang kamu inginkan," ucap Arman pada Nita sambil memegang map berwarna biru."Kalau gitu nanti kita check-in hotel yuk, aku kangen....." balas Nita dengan manjanya sambil memainkan rambutnya dan tersenyum nakal, tentu saja sebagai pria normal gestur tubuh Nita membuat Arman menjadi panas dingin."Hmmm ya udah di sini aja kalau kangen," balas Arman."Nggak mau nanti ada yang lihat bisa berabe kita," "Makanya dulu dulu kamu sok jual mahal, sekarang malah ketagihan minta duluan," ujar Arman.h dong takutnya kami ninggalin aku padahal udah dapet enaknya," balas Nita dengan bibirnya agak di monyongin.Bibir seksi Nita yang di monyong kan pemiliknya, sontak membuat Arman semakin tidak tahan dan memagut bibir seksi sekertaris nya itu dengan ganas dan terjadilah pergulatan bibir antara Arman dan Nita.****"Halo assalamualaikum Om," sapa Anisa pada on Faisal melalui sambunga

  • Aku Istri Bukan Babu Gratisan Mas!   Diary pink

    "Kamu masih ingat dengan Desi?" tanyanya"Hmm ingat dia kan temanku masa SMA, dan dia juga teman sekelas ku bahkan kami dulu semeja," "Jadi begini mbak Anisa Desi itu adalah mantan istri suami mbak," ucap Rayhan berhasil membuat ku terkejut hingga hp di tanganku terjatuh."A-apa maksudmu? Desi ibu kandungnya kayla?" tanyaku sambil terbata-bata."Iya benar,"Desi Indarwati adalah teman sekolah sekaligus salah satu sahabat terbaik yang pernah ku miliki, Desi adalah sosok yang periang dia yang selalu menghiburku di saat-saat aku sedih karena di tinggal Mama dan Papa ke luar kota.Kenyataan yang tak pernah terpikirkan oleh diriku sedikit pun jika sahabat baikku pernah menjadi pasangan hidup suamiku. Sayangnya nasibnya tidak beruntung, mungkin selama menjadi istri mas Arman Desi mengalami penderitaan hingga akhir hayatnya.Yang ku ketahui Desi adalah anak yatim piatu sedari kecil dia tinggal bersama nenek dan bibinya."Dari mana kamu bisa tau jika Desi dulunya istri masa Arman," tanyaku p

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status