Share

Bab 24 Aku Bukan Perempuan Hina

Aku berjalan keluar dari gang menuju halte. Dengan hati yang was-was menunggu datangnya bus. Semoga masih ada. Jika tidak, aku akan pulang naik apa? Ini sudah malam.

Alhamdulillah, sang pencipta mendengar doaku. Terlihat sebuah bus kota sedang melaju kearah halte. Tanganku memberi isyarat agar bus berhenti.

Bus pun berhenti. Seorang pramugara bus membuka pintu. “Mau kemana?” tanya pramugara dengan wajah yang terlihat sudah lelah.

“Aku mau ke kawasan Jati Raya. Masih bisa nggak kalau ke sana,” ujarku dengan lembut.

“Maaf, kami tidak lewat di sana lagi. Bus ini akan berhenti di Halte Kartani.”

“Ya Allah, gitu ya. Apa tidak bisa kalau antar aku ke sana dulu, Kak. Tolong lah! Aku tidak tahu mau pulang naik apa ke Rumah. Uangku hanya cukup untuk naik bus. Tolong lah aku, Kak.” Aku merengek, berharap lelaki di hadapanku ini mengabulkan keinginan.

Pramugara diam sejenak. Sepertinya dia tidak tega mendengar rengekanku. Dia lalu mendekati supir. Tidak lama kemudian dia kembali.

“Yuk naik
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status