Share

Bab 25 Rela Berbohong

***

Saat sedang sarapan di meja, aku melihat seorang asisten mendorong kursi roda Pak Candra. Aku langsung berdiri untuk menggantikan asisten itu.

“Biar aku saja,” ujarku pada asisten sambil tersenyum.

Pak Candra tersenyum padaku. Asisten menggeser satu kursi agar Pak Candra bisa duduk. Aku kembali ke kursi yang tadi. Ini pertama kali aku makan satu meja dengan Pak Candra. Merasa canggung karena belum terbiasa. Semoga saja Pak Candra memiliki karekter seperti ayah, mudah di ajak ngobrol apapun topiknya.

"Bagaimana Aksa memperlakukanmu, Delisia?" tanya Pak Candra setelah menelan makan yang ada di mulut.

Aku tersenyum, lalu berkata, "Aksa lelaki yang sangat baik. Orangnya asyik, aku mudah akrab dengannya. Dia juga memperlakukan aku dengan sangat lembut."

Aku berkata sambil menatap Pak Candra. Itu etika yang diajarkan kedua orangtuaku. Ketika berbicara dengan orang yang dituakan, sebaiknya ditatap agar mereka tahu jika kita mendengarkan ceritanya. Namun, hal itu tidak boleh dilakuka
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status