Share

Bab 3. Kontrak Pernikahan

Aвтор: YOZA GUSRI
last update Последнее обновление: 2022-09-06 16:54:59

Aku tetap melangkah, meskipun kini sudah tidak beriringan lagi dengan Aksa. Saat tiba di mobil, aku merasa sedikit tidak nyaman, karena duduk bersampingan dengan Aksa. Dia sedang sibuk dengan handphone di tangannya, tidak peduli dengan keberadaanku.

Beberapa menit dalam perjalanan, tidak ada yang memulai percakapan. Aku dan Aksa masih diam. Aku merasa bingung, melihat sikap Aksa yang berbeda. Apa kalimat yang akan aku katakan padanya? Haruskah menyapanya? Tetapi kata menyapa yang seperti apa, untuk orang yang berpura-pura tidak mengenal seperti ini?  Aksa yang aku kenal selama kuliah tidak begini. Meskipun bukan tipe lelaki yang tidak suka bercerita, dia cukup ramah.

Tanganku kembali berkeringat. Aksa belum juga berbicara. Aku coba memberanikan diri, menoleh untuk melihat Aksa yang menatap lurus ke depan. Bibirku bergerak untuk berkata, "aku tidak tahu, jika yang dijodohkan denganku adalah kamu."

Beberapa menit menunggu, Aksa masih memandang ke depan tanpa berucap. Dia seakan tidak mendengar perkataanku. Apa ini karakter asli Aksa yang selama ini tidak diketahui orang lain? Atau mungkin dia begini karena tidak suka dengan perjodohan ini? Tetapi kan kami sudah menikah, harusnya Aksa bisa menerima. Seperti aku yang juga ikhlas menerimanya. Pernikahan ini sudah terjadi.

Aku dan Aksa telah tiba di kediaman rumah Pak Candra. Rumah megah berwarna kuning emas mendominasi seluruh ruangan. Ada pula foto Pak Candra dan istrinya yang menghiasi dinding , terletak tepat di depan pintu masuk. Sesekali melangkah pelan, terkagum dengan indahnya rumah yang sebentar lagi aku tempati.

Tiga orang asisten rumah berjalan di belakangku. Mereka mengangkat barang bawaan. Tidak banyak, hanya ada dua koper berisi pakaian dan satu kardus berisi buku-buku kuliah. Aku seperti seorang ratu yang berjalan tanpa memegang apapun.  

Aku terus mengikuti langkah Aksa, hingga tiba di sebuah kamar yang ukurannya sangat besar. Di sisi kanan terdapat lemari besar berwarna silver muda. Di bagian tengah terdapat ranjang tidur dengan perpaduan warna peach dan cream yang tampak elegan. Aku terus memandang kagum ruangan, sambil berjalan pelan. Tanpa disadari, aku hanya sendiri dalam ruangan.

“Mereka tadi ke mana?” ujarku lirih, sambil melihat ke kiri dan kanan. Aku terlalu serius mengagumi kamar ini, hingga tidak sadar jika semua orang telah keluar dan pintu telah tertutup.

Aksa sudah pergi tanpa izin. Padahal dia belum mengajakku berbicara. Meskipun hanya berupa sapaan atau ungkapan basa-basi. Semua asisten rumah mungkin saja hanya masuk, menyimpan barang, dan langsung keluar.

Aku melangkahkan kaki, ingin mengatur barang dalam lemari. Namun saat membuka, terdapat kertas putih dengan tulisan tinta merah tepat depan mata. Aku mengambil dan mulai membacanya...

KONTRAK PERNIKAHAN!

Tidak ada interaksi diantara kita kecuali di hadapan ayahku dan orangtua kamu. Tidak melakukan hak dan kewajiban suami istri. Tidak menceritakan status kita kepada siapa pun, pernikahan ini adalah rahasia. Jika Utami tahu tentang pernikahan kita, hari itu juga aku akan menceraikan kamu. Tidak mencampuri urusan masing-masing.Tidak tidur dalam satu kamar. Pernikahan ini hanya bertahan selama tiga tahun.

Tanda-tangani kertas perjanjian ini. Tepat di bagian paling bawah yang terdapat nama kamu. Kalau kamu tidak setuju dengan kontrak pernikahan ini. Terserah! Aku tidak akan meminta kamu untuk setuju, karena aku akan tetap menceraikan kamu setelah tiga tahun pernikahan!

Aku melipat kertas putih yang ada di tangan. Enam point yang menyambut kedatanganku di Rumah megah ini. Kamar ini terlalu besar jika aku tempati sendiri. Tetapi apa daya, aku dipaksa oleh keadaan untuk tidur sendiri di sini.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 182. Penyesalan Tak Berujung (Pov Aksa)

    *** "Ternyata hidup selucu ini. Aku tidak pernah menyangka jika Juna akan menikah dengan Utami. Sungguh kejutan, bukan."A ku tersenyum dan berkata lirih dalam mobil. Saat ini aku sedang mengendara menuju restoran milikku. Aku baru saja pulang dari acara pernikahan Juna dan Utami. Tadi mereka terlihat sangat bahagia. Syukurlah Utami sudah melupakanku. Aku senang Juna menikah dengan Utami. Walau bagaimanapun Utami perempuan baik. Dia layak mendapatkan lelaki yang juga baik. Aku rasa Utami pantas mendapatkan lelaki seperti Juna. Aku dan Juna sudah malam bersahabat. Aku tahu bagaimana dia. Yang tidak pantas itu, kalau Utami menikah dengan Rian. Bisa hancur dunia ini. Rian memang baik. Namun, terkadang tingkah konyol dan mulut beracunnya, membuat orang yang berhadapan dengannya kecewa. "Kamu sekarang dimana, Delisia? Sudah satu tahun aku mencarimu. Sudah setahun pula aku tidak mendengar kabarmu. Kamu baik-baik saja kan di sana?" Ketika mengingat Delisia, wajah pasti akan berubah send

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 181. Ucapan Selamat Dari Aksa (Pov Utami)

    Kamu dimana, Delisia. Harusnya kamu ada disampingku hari ini. Aku rindu kamu. Batinku berbicara. Pikiranku masih saja terfokus pada Delisia. Aku kini dihantui perasaan bersalah kepadanya. Aku tidak sepenuhnya merasa bahagia hari ini. Meskipun kini di depanku, seorang lelaki baik sudah memasang cincin di jari manisku. Tetapi ternyata tidak adanya Delisia membuat pernikahanku terasa sepi. Jika saja Delisia ada di sini, aku pasti sangat bahagia. Aku tidak mengundang Tari dan kawan-kawannya. Sedang malas saja menjawab ribuan pertanyaan yang sebenarnya tidak enak didengar telinga. Selama menjauhi Delisia dan berteman dengan Tari, aku tidak benar-benar senang. Bagaimana tidak, setiap saat aku harus mendengar Tari dan gengnya menjelek-jelekan orang. Benar kata Juna, perempuan baik yang layak dijadikan sahabat hanyalah tipe perempuan seperti Delisia. Dia, si perempuan yang tulus berteman denganku dan selalu menegur ketika aku melakukan sesuatu yang salah. "Selamat, Bro. Aku sebenarnya kec

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 180. Sah Menjadi Istri (Pov Utami)

    ***Hari ini, aku akan menjalani pernikahan. Bukan dengan Aksa, tetapi bersama Juna. Ahh, aku akhirnya menerima Juna setelah melihat perjuangannya selama setahun ini. Sebenarnya aku belum terlalu mencintainya, tetapi aku ingin membuka hati untuknya. Juna tidak ingin jika kami pacaran. Akhirnya keputusan ini lah yang aku ambil. Menikah dengannya! "Tam, kamu belum selesai di make-up?" Aku kembali mendengar suara mama. Sudah terhitung tiga kali mama masuk ke kamar ini hanya untuk menanyakan tentang kesiapan.Aku tak perlu menjawab. Mama pasti bisa melihat sendiri, apa aku sudah selesai dimake-up atau belum."Mba, tolong cepat-cepat ya. Acaranya tidak lama lagi akan di mulai," ujar mama pada MUA yang sedang memberi hiasan di atas kepalaku."Mama, jangan disuruh cepat-cepat. Nanti jadinya jelek." Aku berkata dengan suara manja. Mama pun keluar tanpa menggubris ucapanku. Iya sih, acaranya tidak lama lagi akan di mulai, tetapi aku tidak suka di suruh cepat-cepat. Takut hasilnya tidak memua

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 179. Cinta Diam Diam (Pov Utami)

    Keesokan harinya, ternyata Juna menepati perkataannya, dia datang lagi di rumahku. Namun sekarang, aku tidak lagi marah-marah seperti kemarin. Saat asisten rumah mengetuk pintu kamar dan memberitahu Juna ada di bawah, aku langsung keluar, turun dari lantai dua kamarku. Juna tersenyum. Tetapi aku tak membalas senyum itu. Aku rasa tidak perlu ramah padanya. "Bagaimana keadaanmu hari ini?" tanya Juna dengan wajah yang ceria. "Apa saja yang kamu tahu tentang Delisia?" Aku pikir tidak penting menjawab pertanyaan Juna. Sekarang yang paling penting, aku harus tahu tentang Delisia. Juna pasti sudah mendengar semua ceritanya dari Aksa. "Dia perempuan baik. Banyak hal yang sudah dilakukan Delisia untuk menjaga perasaan kamu, Tam. Termasuk menghilang dari kehidupan kita semua. Sampai sekarang Aksa tidak tahu Delisia berada dimana. Kemarin Aksa juga tidak ikut wisuda karena pergi ke Rumah Delisia yang ada di kampung … Orang tua Delisia tidak mau memberitahu tempat tinggal Delisia sekarang.

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 178. Catatan Diary Delisia (Pov Utami)

    Setelah Juna hilang dari pandangan, mataku terfokus pada dua buku diary yang ada di atas meja. Tanganku pun mengambil. Ahh, aku tidak perlu membaca buku ini. Pasti isinya akan sangat menyakitkan untuk aku. Tetapi aku juga penasaran. Memangnya apa sih isinya, hingga Juna memaksaku untuk membacanya? Kalau tidak penting, Juna pasti tak akan membawanya ke sini. Aku pun mengambil. Lalu membawanya ke kamar. Setelah tiba di kamar, aku mengambil diary yang semua halaman dipenuhi tulisan. Aku membuka lembaran pertama. Hari ini seperti mimpi bagiku. Ya Allah, jika ini sebuah mimpi, segera bangunkan aku. Mimpi ini terlalu buruk. Aku tidak tahu jika lelaki yang dijodohkan denganku adalah Aksa, kekasih sahabatku. Bagaimana perasaan Utami jika tahu aku menikah dengan Aksa? Dia pasti akan sangat terluka. Aku tak tahu harus berkata apa padanya. Aku takut Utami membenciku. Di sahabatku satu-satunya. Aku tak ingin kehilangan Utami. Kalau Utami tahu tentang pernikahan ini, dia pasti akan sangat ma

  • Aku Istri Kekasih Sahabatku   Bab 177 Juna, Si Lelaki Aneh (Pov Utami)

    "Pulang! Kalau kamu datang ke sini yang untuk menceritakan mereka, membela mereka. Pulanglah! Aku tidak ingin mendengar cerita apapun tentang mereka. Sakit, Juna! ... Apa yang mereka perbuat sangat menyakitiku ... Kenapa selama ini Delisia tidak jujur padaku? Kenapa dia tidak cerita semua ke aku? Dan Aksa, dia selalu bersikap seolah tidak akrab dengan Delisia. Padahal kenyataannya, mereka sudah menikah ... Mereka menikah dan aku tidak tahu!" Aku histeris. Mungkin suaraku dapat di dengar oleh semua asisten di rumah ini. Aku tidak peduli. Mereka pasti sudah tahu jika aku sedang ada masalah. Setelah tadi Juna melepas pelukan, kini dia kembali membawaku dalam pelukannya. Aku terseduh seduh. Sebenarnya ada sedikit rasa tenang saat berada dalam pelukan Juna. Tetapi tidak mungkin aku katakan. Juna pasti akan besar kepala. Lumayan lama berada dalam pelukan Juna. Dia tidak lagi banyak bicara seperti tadi. Mungkin karena tidak ingin melihatku mengamuk lagi. Juna kini melepas pelukan dengan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status