Share

Bab 23

"Kamu kenapa, sih, Sayang? Tiba-tiba, kok malah deketin perempuan kampungan itu?" protes Nindi kesal.

Dewa sontak meletakkan jari telunjuk di bibirnya seraya memberi kode agar Nindi tak bersuara. Wanita itu hanya melenguh dan mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

"Angkat gak ini?" Aku masih menimang ponsel seraya memandangi layar yang menyala karena panggilan dari Mami.

"Ngapain deket-deket aku? Kamu takut? Sana, duduk sama pacarmu aja," lanjutku sambil mendorong tubuh Dewa.

Terpaksa lelaki berwajah tegas itu menuruti permintaanku dan kembali ke tempatnya semula. Mukanya tampak kusut. Sepertinya dia kesal dengan ucapanku. Namun, aku tak peduli. Segera kuusap tombol hijau ke atas dan panggilan dari Mami otomatis tersambung.

"Hai, Mami," sapaku sambil tersenyum lebar.

Tampak Mami di seberang mengangkat tangannya balas menyapaku. Beliau juga seperti sedang memegang sesuatu.

"Mami lagi ngapain?" Mataku seketika mengarah pada Dewa dan Nindi.

Suamiku itu tampak diam seperti kucing tersir
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status