Share

Bab 25

"Eh, iya. Tapi ini udah bener kok, nanti ini tembus pertigaan yang mau ke resort itu." Dewa kembali menimpali.

"Sayang, tapi ini gak ada rumah sama sekali. Aku takut, Sayang." Tampak Nindi meremas tangan Dewa.

"Halah, kota sekecil ini gak mungkin kita nyasar," timpal Dewa percaya diri.

Aku sudah pasrah. Kusandarkan badan ke jok. Perasaanku mengatakan bahwa jalan yang diambil Dewa itu salah. Semakin jauh kami tak mendapati perumahan. Kami kembali melewati daerah persawahan yang tak ada jaringan. Ah, sial.

"Wa, tapi ini udah magrib. Masa kita muter-muter di jalan aja? Harusnya kita udah nyampe karena jarak dari Monkey Forest ke resort itu paling lama sekitar satu jam. Tapi, kita udah berjam-jam gak nyampe-nyampe," protesku lagi.

Tampak Dewa memegangi kepalanya. Sepertinya dia mulai sadar. Namun, dia tak mau menunjukkan. Dia masih saja kekeh jalan yang dia ambil itu benar.

Hari makin petang, tapi kami masih di perjalanan. Beberapa saat kemudian, kulihat di ujung sana ada penerangan yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status