Share

Bab 52

Diri ini masih mematung memandangi Dewa penuh iba. Aku sangat prihatin dengan masalah yang menimpanya. Kakiku perlahan melangkah mendekati. Kutatap wajahnya yang masih dipenuhi kobaran emosi. Setelah kurasa amarah Dewa agak mereda, kumulai membuka obrolan.

"Total utangmu berapa? Boleh aku bantu?" ucapku lirih, sedikit berhati-hati karena kutahu situasi seperti ini sangatlah sensitif.

Kepala Dewa menoleh ke arahku. "Aku gak mau ngerepotin orang lain. Aku juga gak mau nantinya jadi berutang budi. Kamu pasti mau manfaatin keadaan, kan?"

Aku sejenak terdiam. Seketika hening merajai suasana. Entah harus dengan cara apa lagi agar hati Dewa sedikit terbuka.

"Kenapa kamu masih mau bertahan dengan pernikahan ini?" Lelaki di hadapanku itu kembali berbicara.

"Pernikahan itu bukan permainan. Saat kamu ijab qabul di depan penghulu itu adalah sakral. Urusannya sama Allah. Udahlah, lupakan sebentar soal masalah kita. Sekarang kita selesaikan dulu masalahmu," lanjutku memberi saran.

Dewa hanya menata
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status