Share

Bab 53

"Bisa lah. Dulu kita rencana nabung bersama buat acara pernikahan. Rencananya nanti kita akan menggelar resepsi yang megah dan mewah. Makanya aku suruh Nindi yang pegang semua hasil penjualan mobil."

Mendengar penuturan Dewa, aku seketika tertawa. "Dewa, Dewa. Kasian banget nasibmu. Luarnya doang gagah, tapi dalamnya kalah sama cewek kayak Nindi."

Dewa langsung menatapku tajam. "Jangan ngeledek aku kamu. Namanya juga musibah, siapa yang mau."

"Kalau ini bukan musibah, tapi percobaan bunuh diri," kelakarku sambil terbahak.

Tampak Dewa menghela napas seraya meraup wajahnya. Dia sepertinya benar-benar pusing menghadapi masalah yang menimpa.

"Habis ini kita mau ke mana?"

"Kita ke asrama dulu. Oh iya, makasih ya, kamu udah bantuin aku," ucap Dewa lembut, tidak seperti biasa.

"Santai aja. Udah kewajibanku sebagai istri bantuin suami. Iya, kan?" ledekku sambil mengerlingkan sebelah mata.

"Iya, deh. Terserah kamu." Dewa langsung berjalan menuju mobil, meninggalkanku.

Aku pun segera mengikuti
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status