Pov Chandra"Argghhhhhhh ..., kenapa semua jadi begini sih!! Harusnya sekarang ini saatnya aku menikmati hari-hari bahagia setelah menikah dengan Cherryl. Semua gara-gara mama ngerusak mood Cherryl. Gara-gara Morgan sial, kenapa harus nagih uang kemarin. Kalau aku ga bayar morgan mungkin semua urusan ga serumit sekarang. Sh*t" umpatku sambil memukul stir mobil berkali-kali.Mobil kulaju dengan kecepatan sedang menuju cafe dimana temanku Victor dan Erik berkumpul. Setengah jam kemudian aku sampai dipelataran parkir sebuah cafe di daerah Dago. Kakiku melangkah mencari dimana keberadaan teman-temanku."Hai bro.. sudah lama?" tanyaku."Hai pengantin baru, belum baru 10 menit," ujar Erik seraya menyalamiku."Suntuk banget mukanya, masa pengantin baru mukanya sudah gitu. Orang lain itu pengantin baru itu mukanya cerah ceria, secara abis belah duren," ujar Victor terkekeh."Bini gue lagi ngambek bro," jelasku."Lho.. baru nikah udah ribut aja," ledek Erik."Biasalah cewe rese!" jawabku asal.
Di sebuah rumah dengan design minimalis, tampak Cherryl sedang menyiapkan sarapan untuk dirinya dengan sang suami. Kini sudah satu bulan usia pernikahan mereka. Selama itu dikala pagi menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerja, sedangkan Chandra selalu bangun siang.Setelah selesai menyiapkan sarapan, Cherryl gegas untul segera mandi. Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, Cherryl membangunkan Chandra. "Chan, bangun," ujar Cherryl sambil mengguncang badan Chandra."Ehm ...," jawab Chandra."Ayo bangun sudah siang nih," lanjut Cherryl."Iya ... iya ...," jawab Chandra seraya membuka mata perlahan."Hari ini jangan lupa bayar angsuran rumah, sesuai janji kamu bayar cicilan rumah," ujar Cherryl seraya duduk di depan cermin untuk dandan."Ehm ..., iya," ujar Chandra."Hari ini aku pulang telat yah, aku ada janji dengan klien sambil makan malam," ujar Cherryl."Owh iya Cher, aku minta tolong dong, uang angsuranku masih kurang, kamu tambahin yah. Maklum kondisi bengkel lagi sepi," pin
Kerjasama yang terjalin antara Cherryl dengan Pak Bagas, membuahkan promosi kenaikan jabatan bagi Cherryl sebagai Senior Executive Manager. Usaha dan kerja keras Cherryl kian hari kian cemerlang, namanya kini semakin di kenal dikalangan perusahaan investasi lainnya, karena tidak sedikit pengusaha besar telah mempercayakan Cherryl untuk bekerjasama.Tok ... Tok ... Tok ..."Permisi pak, bapak memanggil saya?" ujar Cherryl."Nah ini bintang kita, masuk Cher! Ayo ..., silahkan duduk," pinta Pak Tony, kepala cabang di kantor Cherryl."Ini tolong tanda tangani berkas promosi kenaikan jabatan kamu, setelah ini bonus dan gaji kamu akan di tranferkan ke rekening kamu yah. Sekali lagi selamat yah, saya bangga atas prestasi dan kinerja kamu selama ini. Kalau begini terus kurang dari satu tahun saya rasa kamu akan menggeser saya ... haha ...," gurau Pak Tony."Ah ..., bisa saja bapak ini, mana mungkin saya sanggup menggeser bapak, yang ada malah posisi bapak yang naik lebih jauh lagi haha .... T
Lewat tengah malam Cherryl baru pulang dari perayaan kenaikan jabatannya. Sedikit sempoyongan akibat minuman keras, Cherryl berusaha keras untuk membuka pintu dan masuk ke dalam rumah. Cherryl melihat sekeliling rumah tampak gelap, dia membuang tas ke atas sofa dan melepas sepatu sembarangan. "Kenapa gelap, di mana Chandra? Apa dia sudah tidur? gumam Cherryl.Cherryl melangkah menuju kamar tidurnya, ketika membuka pintu tidak tampak batang hidung Chandra. Sepertinya Chandra belum pulang dari rumah mamanya. Cherryl membaringkan badannya di atas kasur, karena mabuk Cherryl sudah tidak sanggup untuk berganti pakaian, dan tidak lama Cherryl mulai terlelap.***********Hingar bingar suara musik di club malam semakin malam semakin terasa semakin riuh. Dentuman musik DJ semakin membuat orang-orang berjingkrak. Di sebuah table berkumpullah Chandra dan teman-temannya. Tidak hanya botol minuman keras menemani, tetapi gadis-gadis seksi menemani Chandra dan teman-temannya. Setengah mabuk Chand
Tut ... tut ... tut ...Tut ... tut ... tut ...Sambungan ponsel pun terputus karena Chandra tidak mengangkat telpon darinya.Dengan kesel Cherryl meletakkan ponselnya, kemudian menghabiskan sarapannya. Tiba-tiba ponsel Cherryl berbunyi.Tring ... tring ... tring ...["Halo Chan, kamu dimana? Kenapa semalam ga pulang?"] tanya Cherryl kesal.["Maaf sayang, aku baru bangun, semalam aku ketidurann di rumah mama. Aku rencananya mau pulang agak malam tapi malah ketiduran,"] jelas Chandra.["Maaf yah gak ngabarin kamu, aku benar-benar ketiduran, daripada di rumah sendirian karena kamu gak ada, jadi aku pikir lebih baik di rumah mama dulu, biar ga sepi. Eh ..., malah aku ketiduran. Maaf yah sekali lagi,"] lanjutnya.["Yah sudah kalau gitu, kamu mau pulang jam berapa? Mamaku ngundang kita untuk makan siang, kamu bisa kan?"] tanya Cherryl.["Maaf sayang hari ini aku gak bisa, aku rencana mau nganter mama, tadi mama minta dianter ke tukang jahit, untuk fitting gaun karena Adit jemput Nana. Sala
"Eh ..., Cher ...," sahut Bang Dion."Hai bang," balasku."Lho aku kira kamu gak disini. Soalnya tadi gue lihat Chandra di mobil sebelahnya cewe, gue pikir itu lo ..." jelas Bang Dion."Masa sih bang, Chandra tadi pamit mau pergi sama mamanya koq, mau ke butik buat fitting baju untuk nikahannya Adit," ujarku."Beneran ..., yah kali gue gak bisa bedain mana emak-emak, mana bukan?!" balas bang Dion."Enggaaa ahhh bang," ujarku tak mau kalah."Sudah ..., sudah ..., gak usah berantem. Mungkin Benar kali Dion yang salah lihat, atau mungkin juga benar apa yang dilihat Dion. Lebih baik kamu mencari tahu, Cher," ujar mama."Ih ..., mama ini. Berarti aku gak percaya sama suami aku sendiri dong," sahutku sebal."Bukan gitu, Cher, mencari tahu untik kebaikan kan gak ada salahnya. Kalau pada akhirnya Dion salah kamu lega," ujar mama."Tapi masa iya sih ma, ga percaya sama suami sendiri. Kan gak baik suatu hubungan dilandasi rasa gak percaya terhadap pasangan masing-masing," ujarku."Bukan menuduh
Hari ini Cherryl terlambat pulang karena ada party kenaikan jabatan. Memang tidak salah aku memilihnya menjadi istriku, sudah cantik, pintar pula mencari uang. Kenaikan jabatan Cherryl semakin memudahkan aku melepas tanggung jawabku menafkahinya karena penghasilan Cherryl sudah sangat besar, sehingga uangku bisa kupergunakan untuk kesenanganku.Bosan rasanya jika aku di rumah sendirian, lebih baik aku pergi bersenang-senang bersama temanku. Aku segera mengambil ponselku["Halo bro, lagi mana?"] tanyaku.["Gue masih di kantor. Ada apa Chan?"] tanya Erik.["Nanti malam clubbing yuk?!"] ajakku.["Ide bagus juga tuh, tapi tumben lo ngajak clubbing. Cherryl ga ngamuk lo pergi?"] tanya Erik.["Santai ...., hari ini Cherryl lagi party sama temen-temen kantornya. Jadi hari ini gue bebas,"] ujarku.["Yah sudah tempat biasa nanti malem, gue kontak yang laennya,"] ujar Erik.Masih banyak waktu, lebih baik gue tidur dulu biar nanti malem gue fresh. *********Kala kakiku menginjakkan tangga di se
"Cher, sudah 6 bulan lebih kita menikah, mama pengen segera menimang cucu," ujar Chandra."Ehm ..., baru enam bulan pernikahan kita, emang harus langsung punya anak gitu? Semua Tuhan yang atur kita dikasih anak atau engga," balas Cherryl."Yah bukan begitu maksudnya, apa kamu ga kepingin cepet punya momongan?" tanya Chandra."Pengen sih ..., cuman yah se-dikasihnya sama Tuhan aja," jawab Cherrryl."Gimana kalau kita cek ke dokter, sekalian kita program hamil, supaya kamu cepat hamil. Kamu ga keberatan kan aku pengen cepet punya momongan?" tanya Chandra."Engga koq, aku juga sebenernya pengen cepet punya anak." uajr Cherryl."Yah sudah nanti sore kita ke dokter yah," ajak Chandra.Sepulang kantor, Cherryl dan Chandra pergi menuju salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Bandung, memilih seorang dokter yang cukup terkenal kepiawaiannya dalam program hamil. Sudah ratusan pasangan suami istri berhasil mendapatkan momongan. Setelah mendaftarkan diri, Cherryl dan Chandra menunggu antria