Tut ... tut ... tut ...Tut ... tut ... tut ...Sambungan ponsel pun terputus karena Chandra tidak mengangkat telpon darinya.Dengan kesel Cherryl meletakkan ponselnya, kemudian menghabiskan sarapannya. Tiba-tiba ponsel Cherryl berbunyi.Tring ... tring ... tring ...["Halo Chan, kamu dimana? Kenapa semalam ga pulang?"] tanya Cherryl kesal.["Maaf sayang, aku baru bangun, semalam aku ketidurann di rumah mama. Aku rencananya mau pulang agak malam tapi malah ketiduran,"] jelas Chandra.["Maaf yah gak ngabarin kamu, aku benar-benar ketiduran, daripada di rumah sendirian karena kamu gak ada, jadi aku pikir lebih baik di rumah mama dulu, biar ga sepi. Eh ..., malah aku ketiduran. Maaf yah sekali lagi,"] lanjutnya.["Yah sudah kalau gitu, kamu mau pulang jam berapa? Mamaku ngundang kita untuk makan siang, kamu bisa kan?"] tanya Cherryl.["Maaf sayang hari ini aku gak bisa, aku rencana mau nganter mama, tadi mama minta dianter ke tukang jahit, untuk fitting gaun karena Adit jemput Nana. Sala
"Eh ..., Cher ...," sahut Bang Dion."Hai bang," balasku."Lho aku kira kamu gak disini. Soalnya tadi gue lihat Chandra di mobil sebelahnya cewe, gue pikir itu lo ..." jelas Bang Dion."Masa sih bang, Chandra tadi pamit mau pergi sama mamanya koq, mau ke butik buat fitting baju untuk nikahannya Adit," ujarku."Beneran ..., yah kali gue gak bisa bedain mana emak-emak, mana bukan?!" balas bang Dion."Enggaaa ahhh bang," ujarku tak mau kalah."Sudah ..., sudah ..., gak usah berantem. Mungkin Benar kali Dion yang salah lihat, atau mungkin juga benar apa yang dilihat Dion. Lebih baik kamu mencari tahu, Cher," ujar mama."Ih ..., mama ini. Berarti aku gak percaya sama suami aku sendiri dong," sahutku sebal."Bukan gitu, Cher, mencari tahu untik kebaikan kan gak ada salahnya. Kalau pada akhirnya Dion salah kamu lega," ujar mama."Tapi masa iya sih ma, ga percaya sama suami sendiri. Kan gak baik suatu hubungan dilandasi rasa gak percaya terhadap pasangan masing-masing," ujarku."Bukan menuduh
Hari ini Cherryl terlambat pulang karena ada party kenaikan jabatan. Memang tidak salah aku memilihnya menjadi istriku, sudah cantik, pintar pula mencari uang. Kenaikan jabatan Cherryl semakin memudahkan aku melepas tanggung jawabku menafkahinya karena penghasilan Cherryl sudah sangat besar, sehingga uangku bisa kupergunakan untuk kesenanganku.Bosan rasanya jika aku di rumah sendirian, lebih baik aku pergi bersenang-senang bersama temanku. Aku segera mengambil ponselku["Halo bro, lagi mana?"] tanyaku.["Gue masih di kantor. Ada apa Chan?"] tanya Erik.["Nanti malam clubbing yuk?!"] ajakku.["Ide bagus juga tuh, tapi tumben lo ngajak clubbing. Cherryl ga ngamuk lo pergi?"] tanya Erik.["Santai ...., hari ini Cherryl lagi party sama temen-temen kantornya. Jadi hari ini gue bebas,"] ujarku.["Yah sudah tempat biasa nanti malem, gue kontak yang laennya,"] ujar Erik.Masih banyak waktu, lebih baik gue tidur dulu biar nanti malem gue fresh. *********Kala kakiku menginjakkan tangga di se
"Cher, sudah 6 bulan lebih kita menikah, mama pengen segera menimang cucu," ujar Chandra."Ehm ..., baru enam bulan pernikahan kita, emang harus langsung punya anak gitu? Semua Tuhan yang atur kita dikasih anak atau engga," balas Cherryl."Yah bukan begitu maksudnya, apa kamu ga kepingin cepet punya momongan?" tanya Chandra."Pengen sih ..., cuman yah se-dikasihnya sama Tuhan aja," jawab Cherrryl."Gimana kalau kita cek ke dokter, sekalian kita program hamil, supaya kamu cepat hamil. Kamu ga keberatan kan aku pengen cepet punya momongan?" tanya Chandra."Engga koq, aku juga sebenernya pengen cepet punya anak." uajr Cherryl."Yah sudah nanti sore kita ke dokter yah," ajak Chandra.Sepulang kantor, Cherryl dan Chandra pergi menuju salah satu rumah sakit ibu dan anak di kota Bandung, memilih seorang dokter yang cukup terkenal kepiawaiannya dalam program hamil. Sudah ratusan pasangan suami istri berhasil mendapatkan momongan. Setelah mendaftarkan diri, Cherryl dan Chandra menunggu antria
Sudah tiga bulan berlalu. kala Chandra dan Cherryl melakukan program hamil, tetapi belum ada tanda-tanda kehamilan dalam diri Cherryl. Akan tetapi postur tubuh Cherryl mulai terlihat berbeda, kini pipinya terlihat sedikit chubby. Banyak kalangan teman-teman, kwluarga yang sedikit kaget dengan perubahan bentuk tubuh Cherryl dan mengira Cherryl telah berbadan dua."Cher, gimana kamu sudah hamil?" tanya mama Mike."Belum ma," jawab Cherryl."Aduhhhh ... koq susah amat sih kamu punya anaknya?! Jangan-jangan emang kamu mandul yah!!" seru mama Mike."Kata dokter engga koq ma," lirih Cherryl."Buktinya kamu belum hamil-hamil juga sampe sekarang. Kamu usaha lebih keras donk, ganti dokter, atau apa gitu?" cecar mama Mike."Mama jangan gitu dong, kasian Cherryl mama tekan terus nanti tambah stres," ujar Chandra "Yah abis mama greget, lama amat kalian punya momongan. Malu mama sama teman-teman semuanya sudah punya cucu," ujar mama Mike."Jangan bandingin sama orang lain dong, mungkin memang Tuh
Apa aku resign aja yah?" ujar Cherryl."Apaaaaa ... resign ...," jawab Chandra kaget."Iya ..., aku sadar kok kalau selama ini kerjaan buat aku stres, mungkin saja hal itu yang buat aku semakin susah untuk punya anak," jelas Cherryl."Yah tapi kan gak perlu sampai resign, kamu masih bisa ambil cuti buat nenangin pikiran kamu," ujar Chandra."Aku sedih disindir mama terus, malah aku di katain mandul. Terlebih mama minta kamu untuk nikah lagi kalau aku gak bisa kasih keturunan. Semuanya makin tambah buat aku pusing, Chan. Jalan satu-satunya lebih baik aku mengalah untuk mengundurkan diri, mungkin dengan aku sudah tidak bekerja lagi aku bisa segera punya anak" ujar Cherryl."Kalau sudah keputusan kamu yah sudah mau bilang apalagi, walaupun sebenarnya aku berat kalau kamu resign, kamu tahu sendiri kan penghasilan aku dari bengkel belum stabil kan. Bagaimana nanti biaya hidup kita? Bagaimana cicilanku," ujar Chandra kecewa."Aku masih ada sedikit tabungan, saat keuangan kita benar-benar ke
Sudah 6 bulan semenjak Cherryl mengundurkan diri dari pekerjaannya, tetapi Cherryl tak kunjung hamil. Keadaan keuangan Cherryl semakin morat-marit, tabungan Cherryl sudah semakin menipis, beberapa perhiasannya sudah dia jual untuk menutupi kebutuhan hidup dan membayar cicilan rumah karena Chandra tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Pertengkaran demi pertengkaran mulai terjadi dalam rumah tangga mereka."Chan, gimana sih kamu ini, setiap hari bangun siang jarang ke bengkel, setiap hari kerjaannya main game. Semua kebutuhan rumah pakai uang aku, cicilan rumah pakai uang aku, tabungan aku sudah habis! Gimana hidup kita kedepannya kalau begini terus?!" ujar Cherryl dengan suara meninggi."Kan aku sudah bilang dulu keuangan aku belum stabil, kamu jangan resign dulu. Kenapa kamu sekarang nyalahin aku!! Kamu sendiri bilang masih ada uang tabungan bisa kita pakai dulu," teriak Chandra tak mau kalah."Tapi aku bilang sama kamu cari sampingan la
Pov CherrylKesal rasanya melihat sikap Chandra seperti ini, berbulan-bulan tidak ada usaha lebih untuk lebih bisa bertanggung jawab terhadap istri. Bangun siang jarang ke bengkel hanya bermain game di rumah seharian. Semakin stres kalau begini ceritanya, maksud hati lepas dari pekerjaan agak tidak stres sehingga aku cepat hamil. Kenyataannya aku bertambah stres di rumah melihat kelakuan suamiku.Berbulan-bulan aku mengikuti program hamil, nyatanya aku tak kunjung hamil. Setiap pertemuan dengan ibu mertuaku, hanya kenyataan pahit yang kuterima, sindiran demi sindiran meluncur dari mulutnya tanpa mempedulikan perasaanku. Hinaan aku yang tak kunjung hamil kerap kali terlontar "aku si mandul". Kenyataannya anaknya sendiri yang membuat aku semakin sulit untuk hamil. Aku yang selalu berpikir sendiri untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga, cicilan setiap bulannya. Tabunganku sudah semakin menipis, tapi suamiku masih saja tidak perduli.Kali ini adalah puncak kemarahanku, aku sudah tidak sab