Ruang UKS
Terlihat seorang pria sedang memapah wanita berjalan menuju ruang itu, "Maaf sebelumnya telah merepotkan kak senior, tadi aku kurang hati-hati saat turun tangga jadi terkilir kaki saya" ucap sesal wanita itu merasa merepotkan orang lain.
Ya, dua orang yang berada diruang UKS itu Galih dan Maya.
"Ngga apa kok tenang, duduk aja dulu sini" sahut galih menenangkan Maya.
Sebuah pertanyaan terlempar dari Maya tertuju kepada Galih membuatnya terkejut, nampak dari mudah terbaca oleh wanita itu melihat wajah Galih tampak sedang terburu buru dan masam tidak tampak seperti biasanya yang ramah penuh senyum.
"Ah.. itu bisa saya atasi kok, sebenarnya hari ini aku ada janji bertemu dengan sesorang penting dihidupku tapi kan ada kamu yang sedang perlu ditolong jadi nanti dia akan memahami keadaan ini" jawab Galih tenang.
Genggam tangan begitu kesal mendengar jawaban yang dilontarkan pria itu, apakah aku bukan yang ter
'Maafkan aku Lisa. Walau kamu gadis pendiam namun juga kamu baik dan menyenangkan tapi semua yang aku lakukan ini demi kebahagiaan kita semua terutama kak senior jadi harusnya kamu mengerti tujuan aku berbuat seperti sekarang ini' keluh kesal gadis yang masih duduk di atas kasur itu. Sampai akhirnya dia tak bisa mengangkat kepalanya sendiri yang dari tadi membungkuk rasa sesal perbuatan itu penyebabnya. Mungkin Lisa juga sast ini akan membenci dirinya kalau saja tahu, bahkan Galih pun lebih benci jika saja dia juga tahu akan hal ini. ----- Taman dekat sekolah Di tengah tenggelamnya sang mentari, bulan pun mengambil alih tugasnya berada di atas langit menambah panorama indah diantara banyak bintang. Gelap pun mulai muncul karena bulan dan ribuan bintang tak sanggup menyinarkan cahaya lebih terang dari sang mentari. Suara jangkrik, burung hantu dan hewan malam lainya berkolaborasi menyairkan nada memakan suasana yang sepi sendirian duduk dibangku taman. G
Dia juga sudah tahu siapa yang datang dan berteriak memanggil namanya, karena sudah bisa ditebak dari suaranya itu. Awalnya yang berniat menemui Lisa pun Aldy urungkan, karena melihat seorang pria berlari menghampiri Lisa. Orang itu ialah Galih, kakak senior kelasnya. "Maaf ya Lisa aku terlambat. Pasti buat kamu menunggu lama disini sendirian, kamu merasa kedinginan ngga disini?" basa basi Galih setelah setelah sampai, kini sudah berhadapan langsung didepan Lisa. "Ngga kok" singkat Lisa menjawab, yang masih menundukkan kepalanya. "Tadi setelah selesai rapat osis aku sudah segera mungkin langsung ke sini, tapi pas aku mau turun dari tangga aku melihat Maya sepertinya dia tadi kesleo kakinya. Jadi aku langsung bawa dia dulu ke UKS, dan langsung mencari guru untuk mengobati kakinya" panjang lebar Galih menjelaskan alasanya dia terlamabat, tapi memang itu kenyataanya Galih berkata dengan jujur. "Jadi begitu... Iya nggapapa"
"..... Aku suka.. Kamu seperti diri sendiri" Dia... suka... sama aku? 'Kalimat ini.. Kalimat ini.. Sudah lama aku menunggu kalimat ini terucap dari kakak. Tapi.. tapi saat ini, entah kegembiraan atau apakah rasa tidak tenang bercampur jadi satu. Ah semua perasaanku bercampur aduk ngga jelas' batin Lisa dalam hati tapi badannya cuma gemetaran, bahkan sampai air mata mulai mengalir melewati pipi dan menetes jatuh tak disangka. Mulut Lisa pun seperti dikunci tak ada satupun kata yang bisa terucap keluar. Usap jari jemari Galih tak membiarkan air mata Lisa keluar lagi membasahi pipi yang indah itu, karena yang Galih inginkan saat ini hanyalah melihat gadis dihapannya sekarang bahagia. "Lisa aku minta maaf ya, kamu pasti kaget ya dengar omonganku begitu? Awalnya aku mau mencari moment yang pas bukan seperti ini, untuk mengungkapkan perasaanku. Tapi aku rasa kalo aku ngga ungkapin sekarang kelamaan juga takut nanti keburu kamu dimi
Seorang anak kecil melihat diluar rumah dari jendela menatap ribuan bintang kecil namun bercahaya terang bertaburan menghiasi dilangit menemani rembulan yang berbentuk bulat sempurna.Salah satu tangan anak kecil itu memegang selembar kertas...."Pagi tadi dikelas bu guru melihat gambar aku langsung memuji gambar aku! Ayah ngga pernah terlihat dirumah, ibu selalu sedih setiap aku melihatnya. Aku berharap semoga ibu senang ngga sedih lagi sekarang setelah melihat gambarku ini" bicara lirih anak kecil itu berjalan mendekati poto perempuan seorang diri terpajang dinding tembok rumahnya."Karena ibuku paling cantik kalo dia tersenyum" lanjut anak kecil itu sambil memeluk gambar yang dia pegang.Buka ___ cekrekkk...Seseorang perempuan perempuan masuk ke dalam rumah, dengan raut wajah cemberut perempuan itu hanya melewati saja anak kecil yang kini menatap dirinya."Bu lihat ini! Aku yang gambar sendiri lo, bagus ngga bu? K
Sarapan pagi sendiri menikmati dengan suasana santai tapi masih saja Aldy mengingat bayangan siluet ibunya dulu, selalu mengabaikan, marah, dari kecil dipaksa hidup mandiri tanpa di beri kasih sayang kedua orang tua. Dia kembali teringat pada saat acara pemakaman salah seorang terpenting dalam hidupnya, walau hanya sekali bertemu langsung berpisah untuk selama lamanya. Gemuruh air mentes begitu deras jatuh dari langit, banyak payung bermekaran melindungi orang dari air yang menetes. Sebuah mobil mewah berhenti di lampu lalu lintas yang berwarna merah, diikuti mobil mobil mewah dibelakangnya. Banyak orang yang menyeberang jalan menggunakan payung, kala guyuran hujan menimpa mereka semua berjalan tersenyum bahagia layaknya tak berdosa.Saat itu tayangan televisi lagi digemparkan, seorang artis cantik mendapat penghargaan dari piala citra dunia kategori sebagai artis terbaik tahun ini. Terlihat di tv kecil terdapat didalam mobil, hari itu perempuan
Tertulis notifikasi di layar beranda ponsel.'Selamat ulang tahun Gea, piala citra sebagai kado terindah' "Cih kenapa sekarang semuanya dimana mana tentang dia sih? Bikin risih aja orang itu" kesal Aldy melihat notifikasi di layar ponsel miliknya. Dari jauh terdengar --- "Andaikan kalo saja aku bisa berani sedikit buat bilang ungkapin perasaanku selama ini 'AKU SUKA KAMU' pasti tidak akan....." ucap seseorang perempuan masih duduk sendirian namun berbicara sendiri. .....?? Dimana Aldy sekarang mengingat waktu pertama kali mengenal gadis kecil cantik itu dia sedang menikmati jam istirahatnya diatas pohon. [ Kamu yang dihari itu seperti.... Dan aku waktu itu... Apakah suatu saat nanti kamu juga akan jadi seperti diruku ini? ] Nampak samar samar tak begitu jelas nyata, meninggalkan kenangan dan sebuah jejak yang dahulu tertinggal dalam hati, tak bisa ku usir, tak bisa ku buang, semua itu sudah melekat sempurna
Badai di semesta hatiku yang mencampur aduk semua perasaan kini perlahan berlalu...Hilang tak berbekas setelah keluar satu kata darinya, bisa dibilang tepat dia sebagai malaikat penyelamat. Apa itu kata yang tepat?Deg!Apa mungkin seperti ini lebih baik, seperti sebelum aku mengenal dia tak ada sesuatu apapun yang terjadi selama ini....Pikirannya masih tertuju dengan kata yang dia dengar keluar dari mulut Aldy tadi, Lisa masih duduk sendiri melamun.Plak!!Uhkk.. Uhkk!!"Hai Lisa! Kamu lagi apa?" dengan suara keras bersamaan tampolan dipunggung, seseorang mengagetkan dari belakang dia duduk."..eh ini lagi... menikmati udara segar.. Iya udara segar hiiihi.." jawab Lisa gerogi.Orang ini yang selalu bisa membaca suasana orang lain dan selalu muncul dimana mana."Hari ini kenapa kok kamu begitu muram ngga ceria? Pasti kamu masih ada masalah kan? Kayak aku gini dong! Ada masalah a
Aku yang selama ini ternyata salah...Aku selalu lari dari masalah...Entah aku yang benar atau yang salah, tapi tak ada keberanian untuk menyelesaikan ...Pelarian itu tak akan menyelesaikan apa pun..Yang ada memperbesar beban pikiran.. Mungkin permasalahan ini membuatku belajar, harus berani mencoba menghadapi bukan malah berlari. Semua akan selesai jika diselesaikan, yang ditunda akan memperbanyak. Kalau banyak masalah datang ke diriku, ya atasi saja satu persatu. -- Kelas X - 2 -- Menatap ke depan ruangan itu sesekali mengatur hembusan nafas agar lebih rilex. Klek....!!Kreekkk.... __Buka! Perlahan Lisa melangkah masuk ke kelasnya, sesekali menatap ke seluruh sisi ruang. Setelah menemukan lalu dia berlari ke arah orang yang dia cari. Lisa langsung menarik sahabatnya itu untuk mengikuti ajakannya, merasa sedikit aneh melihat tingkah Lisa menyeret nyeret tangannya