(Mayang 3)
"Oh ya, saya catat laporan dari Ibu sekarang juga ya, supaya kasus ini segera bisa ditemukan titik terangnya, sebab informasi yang ada sejauh ini, jasad wanita yang kecelakaan kemarin memang belum ada satu orang pun dari pihak keluarga yang datang menanyakan keberadaannya dan saya kira kemungkinan besar korban kecelakaan itu benar majikan Ibu yang hilang beberapa hari lalu. Tapi untuk jelasnya nanti kita akan mencocokkan kembali dengan data-data majikan ibu yang hilang dari rumah itu. Oke?" ujar petugas lagi.Mendengar jawaban petugas itu, Yuni merasa lega bukan main. Perempuan itu secara licik memang tak mau terseret kasus yang menimpa Mila yang tak disangka-sangkanya begitu saja. Walaupun jelas jelas dialah yang telah mencelakai perempuan itu tetapi Yuni tak mau masuk penjara sehingga sebelum polisi bergerak lebih dahulu menangkapnya dan Purnomo, ia lebih dulu mencuri start supaya ia bebas dari tuduhan danMayang (4)"Mas, beneran yang datang polisi! Gimana ini?" tanya Yuni pura-pura panik saat ia kembali ke meja makan di mana Purnomo menunggunya dalam ketegangan."Apa! Polisi! Gawat! Kita harus segera kabur dari rumah ini, Yun! Mas nggak mau ditangkap polisi! Mereka pasti akan mengorek kejadian celakanya Mila sebelum ditabrak mobil kemarin! Dan Arga serta Om-nya pasti akan jadi saksi kalau Mila tak pulang sebab kita sudah mencelakai dia kemarin!" ujar Purnomo dengan nada panik."Jadi kita harus kabur? Gimana caranya, Mas? Polisi pasti sudah mengepung rumah ini! Kita nggak mungkin bisa lolos dari kejaran mereka, Mas!" sahut Yuni tak setuju pada ide Purnomo untuk meloloskan diri."Tapi kalau kita sampai tertangkap, kita pasti akan dipenjara, Yun! Apa kamu mau dipenjara? Mas nggak mau!" jawab Purnomo bersikeras."Tapi kalau kita melarikan diri, apa tidak tambah salah kita, Mas? Nanti tambah lama kita dipenjara?"
Mayang (5)"Saudara Purnomo, apa benar, sebelum Saudari Mila meninggal dunia, Saudara pernah melakukan penganiayaan terhadap Saudari Mila?""Anda juga sudah membuang tubuh Saudari Mila yang sedang dalam keadaan tidak sadarkan diri ke sebuah hutan, yang kemudian ditolong oleh Bapak Wisnu dan rekannya? Dan Anda melakukan semua hal itu dengan sengaja karena Saudari Mila telah memergoki Anda sedang meruda paksa Saudari Yuni sehingga Saudari Mila menjadi sangat marah dan mengamuk pada saat itu kepada Anda?" tanya petugas kepolisian yang sebelumnya baru saja meminta keterangan pada Yuni sebelum akhirnya berusaha melakukan konfrontasi dengan Purnomo yang duduk di depannya itu.Mendengar perkataan petugas di depannya itu, Purnomo mengepalkan buku tinjunya dengan kesal.Dia merasa sangat marah dan kecewa pada Yuni yang sudah tega dan berani memfitnahnya seperti ini.Perempuan yang telah dia angkat kedudukannya dari seorang pembantu menjadi calon Nyonya Purnomo itu bukannya berusaha melindungi
Mayang (6)"Ini, lihat! Ini rekaman CCTV di rumah Saudara! Di sini terlihat Saudara lah yang berada di dekat tubuh Saudari Mila yang tak sadarkan diri!""Ini juga! Kami mendapat kiriman video dari sumber yang Saudara tak perlu tahu, yang memperlihatkan Saudara sedang membuang tubuh almarhum istri Saudara ke dalam hutan! Jadi Saudara tidak perlu mengelak lagi! Saudara memang pelaku penganiayaan terhadap Saudari Mila bukan? Ayo mengaku saja! Supaya hukuman Saudara juga bisa diringankan kalau Saudara bersikap kooperatif pada petugas!" bentak petugas di depan Purnomo dengan wajah marah.Purnomo terkesiap lalu menggelengkan kepalanya kuat kuat karena memang tidak merasa telah melakukan semua yang dituduhkan oleh petugas di depannya tersebut padanya.Ia mengakui kalau ia memang telah bersalah, membantu Yuni membuang tubuh Mila ke dalam hutan, karena Yuni pasti tak akan kuat mengangkat tubuh istrinya itu untuk membuangnya, tapi bukan dia pelaku penganiayaan dan pemukulan terhadap Mila sebena
Mayang (7)"Dicky, syukurlah kamu sudah datang. Tolong saya, Dick. Saya dituduh melakukan penganiayaan pada Mila sebelum Mila meninggal dunia tertabrak mobil kemarin.""Padahal bukan saya yang melakukannya, Dick. Tapi Yuni! Tolong saya, Dick. Jelaskan pada polisi kalau saya tidak bersalah," iba Purnomo saat Dicky, pengacaranya tiba di kantor polisi.Dicky tersenyum lalu menganggukkan kepalanya."Baik, Pak! saya akan membereskan masalah ini dengan petugas. Bapak tenang saja. Urusan ini pasti selesai," ucap Dicky sambil mengulum senyum.Setelah itu, pria itu masuk ke dalam kantor polisi lalu minta izin untuk bicara empat mata dengan petugas yang tadi menginterogasi Purnomo.Hampir satu jam Dicky berada dalam ruangan berdua saja dengan petugas yang barusan mengambil Berita Acara Pemeriksaan Purnomo tersebut.Setelah satu jam, laki laki itu pun keluar dari ruangan dan kembali menemui Purnomo yang tengah terduduk dengan galau di tempat duduknya semula di kursi pemeriksaan.Saat melihatnya,
Mayang (8)Melihat keberadaan laki laki itu, Yuni pun memicingkan matanya dengan ekspresi heran.Untuk apa Dicky membongkar bongkar lemari milik Purnomo yang ada di hadapannya itu? Apa yang tengah dicari oleh laki laki itu sebenarnya? Tanya benak Yuni ingin tahu."Mas Dicky? Kamu ngapain di sini? Cari apa?" tanya Yuni akhirnya sambil mengernyitkan keningnya tak mengerti.Sementara melihat kedatangan Yuni dan mendapati pertanyaan yang dilontarkan oleh perempuan tersebut padanya, Dicky pun sama merasa terkejutnya dan seketika menjadi salah tingkah.Dia tak mengira Yuni akan secepat ini kembali ke kediaman Purnomo yang saat ini sudah mendekam dalam penjara.Padahal barusan dia telah berpesan pada perempuan itu supaya menunggunya di apartemen miliknya saja karena dia berencana hendak diam diam datang ke kediaman mantan kliennya ini untuk mencari dan mendapatkan bukti bukti kepemilikan harta benda serta aset milik Purnomo yang masih tersisa.Dia ingin menguasai harta dan aset tersebut untu
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (79)"Apa kamu bilang? Kamu istri muda Pak Purnomo? Si*lan ! Kamu sudah membohongi aku ternyata ya, Yun! Berani beraninya kamu merayuku dan tidur bersamaku padahal kamu sudah tidur dengan Pak Purnomo!"" ... dan sekarang kamu ingin menguasai semua harta benda miliknya sendirian? Tidak semudah itu, Yun! Sebagai pengacaranya yang sudah bekerja sejak lama membantu Pak Purnomo menangani kasus dan permasalahan yang dia hadapi, tentu saja aku yang paling berhak dan berkuasa atas hartanya di sini!""Kamu tidak punya hak sama sekali, Yun! Kamu dengar itu? Kamu tidak punya hak sama sekali !" sahut Dicky dengan nada marah dan tak terima pada Yuni yang tampak mendengkus tak suka mendengar perkataan pria di depannya itu.Pria yang kemarin masih bersikap baik dan lemah lembut terhadapnya dan dia pun juga bersikap baik dan lemah terhadap laki laki itu, bahkan rela melakukan hal yang dilarang agama bersama pria itu.Namun, saat ini ketika akhirnya dihadapkan pada h
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (Ending SESION 2)Usai keluar dari rumah sakit, dengan senyum tak henti hentinya terkembang di bibirnya, Yuni pun kembali ke kediaman Purnomo dengan hati merasa lega bukan main.Syukurlah, pikirnya. Setelah tadinya hampir bertengkar hebat dan berseteru dengan Dicky, demi memperebutkan harta benda dan aset milik suami simpanannya itu, sekarang laki laki itu sudah meninggal dunia akibat serangan jantung mendadak yang Dicky alami. Dengan kematian laki laki itu, sekarang niatnya untuk bisa.menguasai harta benda milik Purnomo, tentu sudah tak ada lagi yang bisa menghalangi, batinnya gembira.Sekarang dia tak lagi harus menguras tenaga, energi dan emosinya lagi demi untuk bisa menguasai harta benda milik mantan suami simpanannya itu karena suaminya itu juga sudah lemah tak berdaya mendekam dalam sel tahanan.Sesampainya di kediaman Purnomo kembali, dengan langkah kaki riang tanpa beban, Yuni pun masuk ke dalam rumah.Dia turun dari taksi online yang memba
AKU MENYERAH MENJADI ISTRIMU, MAS! (SESION 3)Yuni menyeret langkahnya menyusuri trotoar jalan raya dengan pikiran bingung dan gundah.Dia tak tahu harus pergi ke mana saat ini karena di kota ini dia tak memiliki sanak saudara satu pun.Tadinya dia berharap bisa memiliki dan menjadi pewaris tunggal harta benda milik Purnomo yang sekarang tengah mendekam dalam penjara sehingga dia tak perlu pergi meninggalkan kediaman laki laki itu meski laki laki itu sudah tak memiliki hubungan apa apa lagi dengannya.Tapi dia salah, karena ternyata laki laki itu bukanlah pria bebas, melainkan pernah memiliki istri pertama yang dulunya dinikahi secara resmi sehingga sekarang ini lebih berhak dari pada dia untuk berbagi harta bersama dengan mantan suami simpanannya itu.Sekarang ini, meski dia memiliki sedikit tabungan yang bisa dipergunakan untuk biaya hidupnya beberapa bulan ke depan, tapi dia merasa bingung harus mengambil keputusan, apakah setelah kejadian ini dia akan tetap tinggal di kota ini dan