Aku melangkah dengan kaki gemetar dan tubuh berkeringat dingin mendekati daun pintu kamar tamu yang tampak tertutup rapat di hadapanku.Semakin dekat ke pintu kamar tamu itu semakin jelas pula terdengar desah manja dan rintihan sepasang umat manusia yang sepertinya tengah dimabuk asmara yang mampu tertangkap oleh indera pendengaran ini.Namun, jika benar suara-suara itu adalah suara orang yang tengah dibuai surga dunia, lantas suara siapakah itu?Mila? Benarkah?Tapi kalau benar, lantas istriku itu tengah memadu kasih dengan siapa?Andrew? Mungkinkah?Ya, entah mengapa benakku dilanda perasaan tak enak padanya sejak awal bertemu dengan lelaki yang mengaku sebagai suami Siti itu di meja makan sore tadi.Saat itu aku seolah bisa merasakan tatap kebencian dan cemburu yang bersar
Aku tersadar dari pingsan dan merasakan nyeri yang tak terkira pada bagian tengkuk.Entah apa yang telah digunakan Mila untuk memukul bagian belakang kepalaku ini tapi yang pasti rasanya sakit tak terkira.Kucoba menggerakkan tangan hendak meraba bagian yang sakit itu tetapi alangkah terkejutnya saat aku menyadari kondisi tangan dan kakiku yang ternyata dalam keadaan terikat.Aku bahkan tengah dalam keadaan tersekap di dalam gudang belakang yang biasa kupergunakan untuk menyimpan barang-barang yang jarang dipakai tetapi masih dibutuhkan saat ini.Sialan Mila! Dengkusku marah dalam hati. Berani-beraninya dia menempatkan aku dan mengurungku di gudang yang pengap ini.Tak kusangka wanita yang selama ini kucintai setengah mati itu ternyata tak lebih dari ular betina yang tak malu membiarkan tubuhnya dijamah dan dinikma
POV AUTHORUsai menutup pintu gudang di mana Heru telah ia sekap, Andrew kemudian mengambil ponsel dari dalam saku celananya lalu segera menghubungi seseorang.[Halo, ada apa, Bos?] sahut satu suara dari seberang saat panggilan tersambung.[Jo, ada kerjaan buat kamu! Datang jam seperti biasa ya ke alamat ini,] ujar Andrew sambil menyebutkan alamat kediaman Heru pada lelaki yang dipanggil Jo.Lelaki di seberang telepon mengiyakan lalu setelah itu panggilan diputus dan Andrew bersama Mila kembali ke ruang tengah."Kamu yakin kita gak bakalan ketahuan polisi kalau kita lenyapkan Heru nanti, Ndrew?" tanya Mila saat mereka sampai ke ruang tengah."Kenapa tidak? Aku beberapa kali melakukan itu bersama Bejo sebelumya, kenapa sekarang harus khawatir ketahuan?" Andr
POV AUTHORByuuurrrrr!!!Tubuh lemah itu melayang cepat lalu jatuh menghantam permukaan air yang deras setelah sebelumnya sempat menggores batuan terjal di tepian jurang terlebih dulu.Heru tak dapat melukiskan betapa sakit yang harus ia rasakan saat kulit tubuhnya mengenai batuan cadas itu kemudian disambut air sungai yang dingin dan deras.Terlalu sakit rasanya!Sekujur tubuhnya terasa ngilu dan raganya yang sudah lemas tak mampu lagi melakukan pergerakan apa-apa dan hanya bisa pasrah saat air sungai yang dingin mulai menelannya.Ia hanya bisa merasakan tubuhnya perlahan-lahan terombang-ambing arus sungai deras yang kemudian mulai masuk ke lobang hidung dan lamat-lamat kesadarannya pun sirna.💌💌
POV AUTHORHeru berjalan tertatih-tatih menyusuri jalan kecil yang masih dipenuhi semak belukar di tepian hutan.Ia terpaksa pergi dari rumah setelah istri dari laki-laki yang telah menyelamatkan nyawanya, tega mengusirnya saat ia baru saja sadar dan sang suami tengah pergi ke ladang.Kesempatan itu dipergunakan oleh sang wanita untuk mengusir Heru dari gubug kediaman mereka dan Heru yang tak berdaya tak kuasa menolak dan terpaksa meninggalkan gubug sang tuan penyelamat, menyusuri jalan kecil di tepi hutan itu dengan tubuh yang masih terasa sakit dan ngilu semua.Untung saja posisi jatuhnya tak terlalu parah, tak ada tulang yang patah hanya di bagian kaki saja sedikit bergeser hingga saat dipergunakan untuk berjalan terasa ngilu dan membuatnya harus menyeret langkah dengan sekuat tenaga.
POV AUTHOR"Kamu dulu pernah bekerja di perusahaan Maruto bukan? Bagaimana kalau kamu kembali bekerja di perusahaan? Kebetulan saya sedang mencari asisten pribadi yang bertugas membuat skedul kerja dan mengingatkan agenda yang harus saya lakukan setiap harinya. Kalau kamu bersedia, mulai besok pagi kamu sudah boleh bekerja. Sekar dan Seruni biar sama Minten, bagaimana?"Arga menatapnya, menunggu Andin menjawab tawarannya.Andin berpikir-pikir sejenak. Sungguh tawaran ini sangat menarik minatnya. Kemarin ia juga hendak kembali mengisi lowongan di posisi sama seperti yang saat ini ditawarkan oleh lelaki di hadapannya ini padanya sebelum akhirnya Pak Maruto membatalkan sepihak.Tapi, jika ia bekerja di perusahaan sebagai pegawai kantor Pak Arga, apa masih mungkin ia tinggal satu rumah dengan lelaki ini karena itu pasti akan mengundang
POV ANDIN"Mas Heru?"Aku terkesiap kaget saat melihat betapa miripnya lelaki kumal peminta-minta yang ada di depanku ini dengan mantan suami yang telah mengusirku dari rumah bersama kedua buah hatiku beberapa waktu yang lalu.Tapi bagaimana bisa mantan suamiku yang pengusaha sukses dan kaya itu tiba-tiba menjadi peminta-minta di pinggir jalan seperti ini?Apa yang terjadi dengannya? Apa aku tak salah lihat? Laki-laki arogan yang dulu dengan entengnya mengusirku dari rumah hanya demi perempuan muda yang baru datang kemarin sore dalam hidupnya, sekarang keadaannya tampak begitu memprihatinkan?Ia yang pernah mendoakan supaya aku menjadi gembel di jalanan bersama Sekar dan Seruni, ternyata sekarang ia sendiri yang harus mengalami nasib tragis seperti ini.
POV AUTHOR"Sekar! Seruni! Sini, ikut papa!" teriak Heru pada Sekar dan Seruni yang masih memeluk tubuh Arga.Arga sendiri terlihat bingung, harus melakukan apa.Di satu sisi, sebagai seorang ayah, ia tahu Heru juga punya hak terhadap anak-anak kandungnya tetapi di sisi lain lelaki itu juga tak sampai hati membiarkan dua putri kecil Andin sampai jatuh ke tangan ayahnya yang selama ini ia tahu tak risau akan keberadaan dua bocah perempuan itu yang tak ada di sisinya. Bahkan lelaki itu sendiri yang konon telah membiarkan Andin pergi bersama ke dua putrinya.Apalagi saat ini kondisi Heru juga tak memungkinkan untuk bisa merawat dan mengasuh putri-putrinya sendiri.Heru menyeret langkahnya mendekati Sekar dan Seruni lalu menarik tangan mereka dengan paksa hingga ter