Share

Bab 21

Author: Celine
Sekitar jam sembilan malam, aku pulang ke rumah dalam keadaan super lelah, tapi malah berpapasan dengan Nyonya Larasati di gerbang depan.

Riasannya luntur, matanya sembap, dia duduk lemas di pojokan seperti orang tanpa arah.

Begitu melihatku, dia langsung berdiri dan berjalan mendekat dengan wajah kesal. "Raisa Larasati! kamu sekarang sudah hebat ya, bisa-bisanya nusuk Ibu dari belakang?"

Aku menghela napas pelan, lalu berkata dengan tak berdaya, "Sudah, naik ke atas dulu saja."

"Ke atas? Buat apa? Apa aku masih pantas buat naik?" Nyonya Larasati menatapku tajam, matanya bengkak karena menangis. "Sekarang lihat, mertuamu ngotot bilang kalau kamu lebih mementingkan karier daripada punya anak. Katanya kamu sudah tidak menghormati Keluarga Wijaya. Terus, kamu mau gimana sekarang?"

Rasanya menyebalkan sekali, tapi aku juga tak bisa mengeluh.

"Ibu sudah memikirkan soal ini, kamu ikut ke rumah Keluarga Wijaya sekarang juga," katanya sambil merapikan rambut yang sudah acak-acakan. Lalu dengan
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter
Mga Comments (2)
goodnovel comment avatar
Asrid Manies
ceritanya lamban dan membosankan
goodnovel comment avatar
Louisa Janis
yaiyalah karena suami perlu istri saat ada maunya juga kayak BINATANG
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 495

    Meskipun aku dan Rian telah berteman sejak lama, aku sungguh tidak bisa membantunya dalam masalah ini sekarang.Aku tidak berlama-lama lagi, lalu dengan tegas meninggalkan restoran.Malam makin larut dan dingin. Hujan terus turun sejak dua hari lalu. Meskipun hari ini tidak turun hujan, suhu di luar masih rendah dan dingin.Saat datang kemari, aku duduk di dalam mobil Rian yang hangat, jadi aku tidak merasakan dinginnya udara luar. Namun kini, saat berjalan menyusuri jalanan, aku dapat merasakan angin dingin yang menembus celah-celah bajuku.Mungkin jaketku terlalu tipis. Aku pun memeluk diriku sendiri dengan erat, lalu meraih ponsel dan bersiap memanggil taksi untuk pulang ke Armand Residen.Namun, tepat saat aku mengeluarkan ponsel dan masih belum membuka aplikasi taksi, seseorang tiba-tiba menabrak sisi kananku.Tenaganya begitu kuat, sampai aku lengah dan terhuyung-huyung. Di saat yang sama, ponsel di tanganku pun terlempar.Aku berhasil menyeimbangkan diri dan berbalik untuk melih

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 494

    Aku tidak tahu apa yang sedang direncanakan Rian, tetapi secara naluriah aku merasa tidak bisa menerima hadiah ini.Jadi, aku mendorong kotak kecil berwarna biru tua itu dengan lembut, lalu mencoba tersenyum alami dan rileks. "Ini bukan acara spesial, kenapa kamu tiba-tiba memberiku hadiah? Selain itu, ini kelihatannya sangat mahal. Aku tidak bisa menerimanya. Dokter Rian, bisakah kamu memberikannya pada pacarmu saja?""Aku tidak punya pacar." Wajah Rian makin memerah, suaranya makin keras dan cemas.Aku terkejut dan sedikit bingung. "Bukankah kamu akan bertunangan dengan nona dari Keluarga Purnomo? Kenapa ….""Aku tidak akan bertunangan dengannya. Aku sama sekali tidak menyukainya. Aku tidak menyukainya sejak aku masih kecil. Keluargaku mencoba menjodohkan kami untuk membentuk aliansi. Tapi, aku sama sekali tidak mau." Nada bicara Rian awalnya terdengar sangat mendesak, lalu dia perlahan-lahan melambatkan ucapannya.Dia menatapku dengan penuh harap sambil membuka kotak biru tua itu. "

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 493

    "Tidak apa-apa. Junior seperti kami masih butuh lebih banyak pengalaman. Terima kasih, Bu Ratna, atas kesempatan ini. Aku telah mendapatkan banyak pengalaman klinis beberapa hari terakhir ini," kataku sambil tersenyum pada kepala perawat.Aku berkata apa adanya. Meskipun dua hari ini sangat melelahkan, ditambah lagi aku terus disindir dan dicemooh oleh Dokter Galak, aku memang mendapatkan banyak pengalaman kerja. Ini sebuah hal yang langka bagi seorang magang seperti aku. Terlebih lagi, aku telah menerima banyak pujian dari dokter-dokter senior. Hal ini membuatku makin percaya diri dan tekun, serta membuatku bekerja dengan makin giat.Kepala perawat mengangguk setuju. "Kamu memang anak magang terbaik tahun ini. Penglihatan Dokter Roni sungguh luar biasa. Raisa benar-benar anak berbakat yang sangat langka, sungguh layak mendapatkan penerimaan secara khusus itu.""Penerimaan secara khusus?" Aku tertegun.Seingatku, aku diterima di Rumah Sakit Mogowa melalui proses ujian yang sewajarnya.

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 492

    Hatiku yang awalnya sudah merasa panik, sekarang merasa makin gelisah, seakan jantungku mau copot.Suara Steven begitu mengejutkanku, sampai aku tak mampu memegang ponselku dengan stabil. Ponsel itu terbanting jatuh ke papan ketik di depanku. Aku merasa sangat panik.Hal yang membuatku makin panik, Devi datang menghampiriku. Wajahnya penuh rasa ingin tahu dan terkejut. "Kak Raisa, siapa yang mengejarmu lagi? Kenapa kamu tidak memberitahuku hal sebesar ini?""Tidak, tidak ada yang mengejarku. Devi, jangan bicara sembarangan." Aku berusaha menahan detak jantungku yang berdebar kencang. Tanganku menggenggam erat ponselku.Devi tersenyum dengan sedikit nakal. "Aku sudah mendengarnya, Kak Raisa. Seseorang menembakmu tadi. Selain itu, suaranya sangat familiar. Coba kutebak, itu Dokter Steven, 'kan?"Gadis ini memang tukang gosip andal, dia punya pendengaran yang tajam sampai aku tidak bisa menyembunyikan apa pun darinya.Aku masih berusaha menutupinya. "Kamu salah dengar ….""Pacarku saja bi

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 491

    Aku ingin sekali menelepon atau mengirim pesan pada Ardi, tetapi aku sangat sibuk dengan pekerjaanku, aku tidak ingin menyia-nyiakan waktu berhargaku.Aku menghapus nomor Steven dan Rian dari daftar hitam, lalu meminta maaf pada mereka masing-masing. Aku pun kembali bekerja.Usai aku mengisi rekaman medis pasien, aku melihat ada balasan pesan dari Rian dan Steven.Steven menulis pesan. [Wah! Akhirnya aku dihapus dari daftar hitam Dokter Raisa. Untunglah!]Melihat layar ponselku, aku sudah bisa membayangkan wajah Steven yang tersenyum dan tampak lucu itu.Rian juga mengirim pesan padaku. [Dokter Raisa, ada sesuatu yang sangat penting, yang ingin aku jelaskan padamu. Bolehkah aku makan malam denganmu malam ini?]Dia kemudian mengirim pesan lainnya. [Hanya kita berdua saja, tidak usah ajak yang lain, oke?]Aku sudah bisa menduga kalau orang lain yang dimaksud Rian adalah Steven.Sepertinya Rian dan Steven benar-benar tidak akur, Rian bahkan tidak ingin bertemu dengan Steven.Meskipun aku

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 490

    Jawabanku sepertinya melebihi ekspektasi Rian, dia pun tertegun sejenak. "Ponselmu tidak hilang? Lalu, kenapa Ardi yang menjawab teleponku tadi malam? Apakah kalian berdua ….""Aku akan menghapus nomormu dari daftar hitam nanti. Maaf, Dokter Rian, sudah membuatmu khawatir begitu lama," ucapku dengan pelan lagi dan lekas menyela Rian.Rian menelan kembali pertanyaannya yang belum terucap. Kemudian, dia menatapku dalam diam. "Tidak apa-apa, asalkan kamu baik-baik saja.""Aku baik-baik saja, tapi aku punya banyak rekaman medis yang belum kuselesaikan selama dua hari terakhir ini, jadi aku harus pergi dulu. Kalau ada hal lain, bagaimana kalau kita bicara nanti saja?" Aku mengangguk, lalu segera mengakhiri percakapan kami dan berbalik untuk kembali ke ruang departemenku."Dokter Raisa." Sebelum aku memasuki ruang departemen, Rian tiba-tiba memanggilku lagi.Aku berhenti sejenak dan menoleh. Wajah Rian kembali dipenuhi senyuman hangat dan bersahabat seperti biasanya. "Tidak peduli kapan pun,

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status