Share

Bab 476

Penulis: Celine
Aku makin gelisah, tetapi kemudian aku mendengar suara Steven yang lembut. "Ibuku dan Bibi Kristal itu saudara angkat. Ida hanya kuanggap sebagai saudara perempuanku, bukan pacarku. Sekarang setelah dia siuman, hal yang paling dia butuhkan adalah istirahat dan Bibi Kristal, bukan aku. Selain itu, orang yang paling ingin kutemui saat ini adalah Dokter Raisa."

Steven tidak hanya memiliki wajah yang tampan dan menawan, tetapi juga suara yang lembut dan manis. Dia berbisik dengan lembut di telingaku, seperti sedang membisikkan kata-kata manis pada kekasihnya.

Hatiku bergejolak, aku merasa tegang begitu mendengar ucapannya.

Dia seolah bisa membaca pikiranku, lalu dengan sengaja menjelaskan hubungannya dengan Ida padaku.

Namun sebenarnya, dia tidak perlu menjelaskan apa pun padaku. Aku hanyalah orang luar, aku tidak berhak untuk menanyakan hubungan pribadinya. Akan tetapi, dia tidak hanya menjelaskan, tetapi juga mengatakan hal seperti itu padaku.

Dia berkata kalau orang yang paling ingin di
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Bundanya Khaliza
setelah nanti selesai magang seperti nya lebih baik pindah rumah sakit dab bekerja di tempat lain saja
goodnovel comment avatar
Mukminat Tana Minat
knp Rian hrus smbunyi prtunsngnx dgn raisa.rian klaw mmang km da brtunangn jgn trllu. dkat dgn Raisa lg tkut Raisa kna mslh lg
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 483

    "Raisa Larasati."Aku merasa seolah-olah seseorang telah menjentik dahiku, seolah-olah ada peluru tak terlihat telah mengenaiku tepat di antara kedua alisku. Kepalaku seakan terbentur keras, tubuhku seperti membeku dan aku tak mampu bergerak.Seseorang pun membantu menggerakkan tubuhku.Ardi mengulurkan lengannya. Tangannya yang lebar bersandar pada bahuku. Dengan gerakan yang lembut, dia dengan mudah menarikku kembali ke pelukannya.Kepalaku bersandar di lengannya, sedangkan lengannya yang lain melingkari pinggangku dan mendekatkan aku pada dadanya lagi. Dagunya bersandar di bahuku, lalu dia berbisik dengan pelan, "Tidurlah … kamu pasti sangat lelah."Aku memang lelah. Aku tidak bisa tidur nyenyak beberapa hari terakhir ini, tetapi saat ini, aku benar-benar tidak bisa tidur.Aku masih terkejut mendengar kata-kata Ardi barusan, sampai-sampai aku tidak bisa menahan diri dan bertanya-tanya, apakah aku masih sedang bermimpi.Kalau tidak, bagaimana mungkin Ardi bisa berkata seperti itu?Bu

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 482

    Segalanya terasa begitu tak nyata.Dalam suasana yang remang-remang dan sunyi, Ardi terdengar gelisah dan rapuh. Dia memelukku erat-erat, seolah takut kehilanganku.Benar-benar terasa tak nyata.Namun, kehangatan tubuhnya yang terpancar melalui pakaiannya yang tipis, serta suara detak jantungnya yang terasa di punggungku membuktikan kalau semua ini nyata.Ardi berada tepat di belakangku dan dia memelukku erat-erat.Akan tetapi, kenapa dia memohonku untuk tidak pergi dengan suara yang begitu rapuh dan tak berdaya?Ardi tidak seperti ini, dia tidak akan pernah seperti ini. Di depan orang lain, dia bagaikan pisau belati yang tajam, yang sulit didekati oleh orang-orang. Di belakang, dia hanya akan bersikap lembut dan toleran pada Zelda, sang kekasih hatinya.Kalau Ardi memohon pada seseorang untuk tidak meninggalkannya, orang itu sudah pasti Zelda.Itu pasti bukan aku.Dia memperlakukanku seperti Zelda lagi sekarang. Dia memelukku, tetapi hatinya sedang memikirkan Zelda. Sebutan sayang itu

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 481

    Ini mungkin hal paling menyedihkan yang pernah terjadi padaku selama tiga tahun pernikahan kami.Aku tadinya tidak ingin kembali ke Armand Residen, tetapi ketika aku menghentikan langkahku, aku menyadari kalau diriku sudah berada di gerbang Armand Residen.Aku membuka pintu, ruangan di dalam terasa gelap dan kosong. Di dapur, makanan yang dimasak Ardi tadi malam masih berada di atas talenan, makanan tersebut benar-benar sudah dingin.Aku menatap makanan yang sudah tidak segar itu selama sejenak, lalu aku menyeringai. Saat aku berbalik dan hendak pergi, setetes air mata mengalir melalui sudut mataku.Lucu sekali.Ardi selalu sibuk bekerja. Selama tiga tahun pernikahan kami, akulah yang selalu memasak untuknya. Bisa dibilang, makanan dingin ini adalah makanan pertama dimasak Ardi untukku.Namun, makanan-makanan ini hanyalah alat yang digunakan Ardi untuk membujukku menyetujui kesepakatan itu.Menyedihkan sekali.Aku menyeka air mataku dan berjalan menuju kamar mandi. Saat berendam, tiba-

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 480

    Aku bahkan tidak repot-repot membantah ucapan Nyonya Larasati. Aku langsung berjalan keluar dari bangsal.Di belakangku, Nyonya Larasati melanjutkan omelannya yang cepat, "Raisa, dengarkan Ibu. Ardi bilang dia sengaja menulis perjanjian itu karena merasa marah padamu. Dia tidak rela menceraikanmu, dia juga tidak rela melihatmu bersama pria lain.""Tapi, baik rumah maupun uang itu, Ardi dengan tulus ingin memberikannya padamu. Ardi bilang kalian itu suami istri, hubungan kalian sangat erat. Dia mengkhawatirkan hidupmu setelah kalian bercerai nanti," tambah Nyonya Larasati.Nyonya Larasati berujar lagi, "Menantuku itu juga bilang kalau kamu masih merasa kurang, dia bisa memberimu lebih banyak lagi. Kalau kamu sudah tidak marah, lebih baik kalian jangan bercerai saja … hei, Raisa, kenapa kamu kabur?"Dia bahkan bertanya kenapa aku kabur?Kalau aku tidak cepat-cepat kabur, bukankah aku harus terus mendengarkan kebohongannya itu?Tentang Ardi yang tidak ingin melihatku bersama pria lain, te

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 479

    Steven memang anggun, humoris dan juga bijaksana, tetapi ini pertama kalinya aku melihatnya bersikap begitu sopan.Dia selalu bertingkah nakal di depan Bibi Kristal, seorang wanita yang selalu tampak tegas. Bagaimana mungkin dia bersikap begitu sopan saat berada di hadapan Nyonya Larasati?Meskipun Steven sudah melihat paman, paman terus beristirahat dan bahkan belum bertemu atau berbicara dengannya. Kenapa dia sudah bisa memanggil paman dengan akrab di depan Nyonya Larasati?Bukankah sikapnya itu terlalu akrab?Namun, sikap dan panggilannya yang sopan itu membuat Nyonya Larasati makin bahagia. Nyonya Larasati bahkan menggandeng tangan Steven dan berjalan masuk ke bangsal. "Benar! Syukurlah kamu tinggal sedikit lebih lama, kalau tidak, aku tidak akan tahu Raisa punya teman sebaik ini. Kamu sungguh luar biasa, sangat tampan dan bicaranya juga manis.""Aku masih lajang, Bibi," kata Steven tanpa membantah. Dia bahkan ikut memegang lengan Nyonya Larasati dan menjelaskan sambil tersenyum.A

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 478

    Mata Steven sungguh indah.Saat dia tersenyum, tatapannya begitu memikat hati. Dia tampak sangat anggun.Namun, saat dia menatapku dengan tajam, tatapannya yang awalnya memesona kini berubah. Tatapan matanya terlihat sangat bermartabat, mendalam, jernih dan juga murni, membuatku tertegun sejenak.Jantungku berdebar kencang, seakan mau copot. Aku bahkan merasa lebih gugup kali ini daripada saat dia tersenyum padaku."Dok … Dokter Steven, kenapa kamu memberitahuku hal ini?" Dia sudah memberitahuku hal ini sebelum makan tadi, kenapa dia mengulanginya lagi sekarang?Rasanya agak disengaja."Karena aku ingin kamu tahu kalau aku masih lajang." Suara Steven jernih dan lembut, terasa sedikit memikat hati.Steven sangat tinggi, dia berdiri di hadapanku sambil sedikit menunduk. Bulu matanya yang hitam itu setengah menutupi matanya yang gelap. Sinar lampu yang redup memancarkan cahaya samar dan berkabut di wajahnya, membuat tatapan matanya terlihat aneh.Aku ingin bertanya lagi, kenapa dia ingin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status