Share

Bab 48

Author: Celine
Suara Ardi tidak keras, tetapi sangat kritis. Setelah kritik ini, semua orang di ruang operasi memusatkan perhatian mereka kepadaku.

Aku mengepalkan tanganku karena frustrasi dan rasa enggan untuk mengakui kekalahan di tubuhku langsung muncul.

Sebenarnya, operasi dasar kanulasi arteri tidak sulit bagiku. Namun, karena tempat di mana pasien ini perlu memasukkan jarum adalah di arteri karotis besar, lokasi arteri harus ditemukan dengan sangat akurat, yang tidak diragukan lagi membuat keseluruhan anestesi menjadi lebih sulit.

Aku tidak punya pengalaman dalam hal ini sebelumnya.

Akan tetapi, tusukan arteri dan kateterisasi pada dasarnya sama. Jika sedetik sebelumnya aku masih sedikit ragu, setelah mendengarkan sindiran Ardi, aku merasa bisa mencobanya.

Memikirkan hal ini, aku segera meminta kepala perawat untuk menyiapkan perlengkapan anestesi dan mulai memberikan anestesi pra operasi kepada pasien.

Disinfeksi, menemukan lokasi arteri karotis dan memasukkan jarum. Seluruh prosesnya terasa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 109

    Suara manis itu sepertinya tidak berguna saat ini. Lihat saja, setelah ucapan Zelda tadi, ekspresi Ardi jadi semakin suram.Mungkin menurut Ardi asalkan ada orang luar, semarah apa pun aku, aku akan tetap menjaga harga dirinya, apalagi kalau orang luar itu Zelda.Bagaimanapun juga, kalau tidak ada hubungan suami istri secara hukum antara kita, di seluruh Mogowa semua orang pasti akan menghormatinya.Aku seorang dokter magang tidak penting begini berani melawannya, dia tentu saja merasa harga dirinya tercoreng.Namun, kalau aku menjaga harga dirinya, siapa yang membela Rian?Bagaimanapun juga, dia terlibat karena melindungiku, aku mana mungkin diam saja?"Coba kamu bilang, apa maksudmu aku dikendalikan emosi?" Ardi tiba-tiba menaikkan volume suaranya dan berkata kesal, "Aku nggak membedakan urusan pribadi dan pekerjaan?"Lihat saja, baru saja aku bicara jujur, dia sudah tidak memanggilku "Dokter Raisa".Aku melirik Zelda lalu melihat Ardi dan berkata dengan tenang, "Dokter Ardi pagi-pag

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 108

    Setelah selesai bicara, Dokter Dharma melihat Ardi. Jelas, dia mengatakan semua ini untuk didengar Ardi.Benar juga, bagaimanapun juga Rian adalah dokter Departemen Bedah Saraf, kalaupun Dokter Dharma mau meminta tanggung jawab Rian, dia tetap harus melihat bagaimana sikap Ardi.Intinya, konflik antara dokter dan pasien ini melibatkan kedua departemen. Dokter Dharma sebagai pembimbingku tentu saja tidak mau aku yang menanggung semuanya, dia juga takut akan terlibat.Ardi adalah orang yang pintar, dia tentu saja mengerti maksud di balik ucapan Dokter Dharma. Dia pun langsung berkata, "Kalau begitu, menurut Dokter Dharma, bagaimana menyelesaikan masalah ini?"Dokter Dharma menunjukkan ekspresi kesusahan, lalu dia melirik Bu Ratna.Bu Ratna melirik Ardi dan menjawab, "Menurut permintaan pasien dan keluarganya, mereka mau Rian dan Raisa minta maaf pada mereka baru ....""Nggak mungkin," sela Rian. Kemudian dia berkata dengan tegas, "Masalah ini ada sebabnya, kening Dokter Raisa saja bengka

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 107

    Suara galak Ardi membuat suasana yang tadinya sangat berisik seketika hening.Dia pada dasarnya memang sangat berkarisma, waktu mendekat ekspresinya juga sangat galak. Meski tidak mengatakan apa-apa, semua orang termasuk pasien dan keluarganya tadi tidak berani berulah lagi.Situasi yang tadinya tidak terkendali seketika tenang."Kamu!" Ardi melihat Rian lalu melihat aku yang berdiri di sisinya, kemudian dia berkata dingin, "Kamu juga, tunggu aku di kantor."Begitu mendengar ini, suami pasien tadi langsung protes, "Bentar, dokter memukul orang, dia ...."Ardi langsung melihatnya dengan tatapan tajam. Pria itu langsung melemah dan berkata dengan suara kecil, "Tetap saja harus memberi kami penjelasan."Bu Ratna segera maju dan berkata dengan sopan, "Ini hanya salah paham. Begini saja, Dokter Dharma segera datang, kalian kalau ada permintaan, langsung bicara padanya."Pria besar itu memasang wajah cemberut, lalu melirik Ardi dan berkata dengan enggan, "Boleh, lagi pula semua orang sudah l

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 106

    Libur beberapa hari.Kembali setelah semuanya tenang.Pantas saja Ardi tiba-tiba mengungkit pemeriksaan seluruh tubuh, ternyata ingin aku meninggalkan tatapan semua orang untuk sementara waktu."Bagaimana denganku? Apa aku perlu ambil cuti juga?"Zelda menanyakan hal yang juga ingin aku tanyakan."Nggak usah," ujar Ardi tegas. "Departemen Bedah Saraf nggak takut."Mataku mulai basah, aku pun mengepalkan tanganku sekuat mungkin, takut mengeluarkan suara.Ketika melihat selang infus di tanganku, teringat tadi Ardi yang memegangi gantungan infusku dengan hati-hati, aku menggertakkan gigi dan langsung mencabut jarum infusku.Di luar dugaan semua orang, aku muncul di mejaku pagi-pagi sekali.Melihatku memegang data pasien, Bu Ratna menghampiriku dan berkata, "Kemarin pingsan, kamu nggak istirahat sehari dulu?""Nggak apa-apa, aku kuat, kok." Aku berpura-pura santai. "Minta cuti harus potong gaji."Bu Ratna menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ya sudah, tapi kalau nggak tahan langsung bilan

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 105

    Suasana di dalam kamar seketika hening.Waktu seakan-akan berhenti, aku seakan-akan bisa mendengar suara detak jantungku.Di depan pintu, Zelda yang membawa bungkusan makanan langsung tertegun. Dia melihatku dan Ardi dengan mata terkejut dan panik.Sementara Ardi yang memakai baju kasual tetap berdiri tenang di sampingku, seakan-akan situasi yang canggung dan aneh ini tidak ada hubungannya dengannya.Sementara aku, jelas-jelas tidak melakukan apa-apa, tapi detak jantungku sangat cepat, tanganku juga berkeringat karena tegang.Setelah hening sesaat, Zelda yang ada di pintu lebih dulu bersuara, "Kak Ardi kenapa juga ada di sini?""Ada yang mau kubicarakan dengan Dokter Raisa."Ardi bicara dengan sangat tenang, sama sekali tidak terlihat tegang.Kalau dipikir-pikir, dia memang datang untuk membicarakan sesuatu. Namun, bagaimana dengan Zelda?"Oh begitu?" Zelda menunduk, suaranya yang tadi ceria dan bersemangat berubah jadi kecewa. "Kalau begitu, kebetulan sekali."Merasakan perubahan suas

  • Aku Minta Diceraikan, Dia Malah Mewek-mewek   Bab 104

    Aku mana mungkin memberi tahu dia kalau aku kebelet.Aku pun mendengar Ardi mendengus dingin dan berkata, "Kenapa? Kamu mau keliling rumah sakit supaya bisa bertemu dengan seseorang?"Aku benar-benar kehilangan kata-kata. Aku melihat wajahnya yang dingin dan balik bertanya, "Terus Dokter Ardi kenapa ke sini? Pagi-pagi begini mau bertemu seseorang?"Ardi tertegun sejenak, kembali menghindari tatapanku.Perutku kembali terasa sakit. Melihat Ardi tetap diam di tempat, aku pun berkata, "Kalau nggak ada apa-apa, tolong minggir."Setelah itu, aku pun melangkah keluar, tapi Ardi yang berdiri di depan pintu tidak bergerak. Seketika, kami menyangkut di pintu. Waktu aku melihat Ardi dengan kesal, aku melihat ada emosi di matanya, seolah-olah akan ada badai menerpa. Dia menatapku lekat-lekat.Auranya pada dasarnya sudah dingin, apalagi ditatap olehnya seperti ini, membuatku tidak berani terlalu dekat dengannya.Aku terpaksa menyerah. "Aku mau ke toilet."Terlihat tubuh Ardi menjadi lebih rileks,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status