Share

Bab 3

"Assalamualaikum Ma, apa kabar?" sapa Mayra begitu tiba di depan seorang wanita yang masih terlihat cantik di usianya yang sudah tidak muda lagi tersebut.

"Waalaikumsam, ya Allah Mayra," jawab wanita tersebut sembari langsung memeluk Mayra dengan erat.

*

FLASHBACK OFF

"Papa nggak bisa merestui kamu dengan dia May, kamu tahu sendiri pekerjaannya hanya seorang cleaning service. Bagaimana hidup kamu ke depan nanti? Sedangkan kamu dari kecil sudah terbiasa hidup penuh kemewahan?" ujar Pak Hendrawan kepada anaknya.

"Lagipula papa melihat ada yang janggal dengan sikapnya, menurut papa sikapnya terlalu dibuat-buat, terlalu palsu May," lanjut Pak Hendrawan.

Mayra sedang meminta restu dari sang ayah agar diijinkan menikah dengan lelaki pilihannya. Lelaki yang menolongnya dari pencopet di kala sedang menunggu jemputan sopir di halte bus. Mayra jatuh cinta pada kebaikan hatinya, karena bagi Mayra sudah jarang di jaman sekarang ada seseorang yang rela berkorban demi menyelamatkan orang lain.

"Pa, jangan menilai seseorang dari tampilan luarnya. Meskipun hanya sebagai cleaning service Mayra yakin kalau Mas Doni akan menjadi imam yang baik bagi Mayra," ucap Mayra berusaha meyakinkan sang ayah.

Pak Hendrawan menatap gusar ke arah sang anak, dia tidak meyangka bahwa sang anak akan bertindak seperti ini demi lelaki yang baru dikenalnya. Sedangkan Bu Mayang, mama Mayra hanya terdiam sambil menangis sambil berusaha ditenangkan oleh Reza, kakak Mayra.

"Kamu yakin dengan pilihan kamu Mayra?" tanya Pak Hendrawan pada sang anak.

"Iya, Mayra yakin sekali Pa. Mayra mohon restui Mayra menikah dengan Mas Doni," Mayra duduk bersimpuh memohon restu dari sang ayah.

"Kalau itu sudah menjadi pilihan kamu, baik Papa akan merestuinya, tapi Papa ingin kamu jangan memberitahukan jati diri kamu kepada Doni. Kamu harus mulai hidup dari bawah bersama Doni," ucap Pak Hendrawan.

"Tapi Pa.." terdengar suara bantahan dari Bu Mayang.

"Biar saja Ma, biar Mayra tahu dan merasakan hidup berumah tangga yang sebenarnya. Ini sudah menjadi resikonya menjadi istri seorang Doni Alamsyah," ucap Pak Hendrawan yang tidak ingin dibantah lagi.

"Ketika kamu menikah nanti, Reza akan menjadi wali kamu, dan sekali lagi papa minta jangan beritahu jati diri kamu sebenarnya. Dan nanti kamu akan tahu bahwa cinta saja tidak cukup dalam menjalankan biduk rumah tangga," ujar Pak Hendrawan sedaya meninggalkan ruang keluarga tempat mereka berkumpul.

FLASHBACK OFF

*

"Kamu apa kabar May? Kenapa kamu memutus kontak dengan kami? Bahkan dengan kakakmu Reza sekalipun? Kenapa May?" tanya Bu Mayang sambil masih menangis.

"Mama ini siapa Ma? Kenapa nenek ini menangis?" tanya Keynan penasaran.

"Kabar Mayra baik Ma, oh iya kenalkan ini Keynan dan Keyra, anak kembar Mayra, cucu Mama," jawab Mayra.

Bu Mayang yang melihat kedua orang anak kembar di depannya ini semakin tidak bisa menahan air matanya untuk tidak turun.

"Ini mamanya mama, yang berarti Oma kamu sayang," ucap Mayra memperkenalkan sang oma kepada sang cucu untuk pertama kali.

Bu Mayang langsung berdiri dan memeluk kedua anak kembar tersebut dengan erat.

"Ya Allah, kalian berdua lucu sekali. Kalian boleh panggil Oma Mayang, kalian cucu Oma," ucap Bu Mayang tidak berhenti menangis.

Beruntung tempat bertemu mereka saat ini berada di sudut ruangan sehingga adegan tangis menangis ini tidak mengganggu pengunjung yang lainnya.

"Sini mau duduk dekat Oma, kalian mau pesan apa? Pesan sesuka hati kalian ya," ucap Bu Mayang pada sang cucu.

Keyra menatap sang mama sebelum mengiyakan permintaan Bu Mayang.

"Iya boleh sayang pesan apapun yang kalian mau," jawab Mayra sambil tersenyum lembut.

"Asiiiikkk!!" teriak Keyra dan Keynan bersamaan.

Mayra tertawa melihat kelakuan anak kembarnya yang menggemaskan itu. Mayra kembali menatap sang mama dengan lembut. Dia rindu sekali dengan perempuan yang sudah lima tahun tidak dijumpainya ini. 

"Kamu kemana saja May? Kamu terlihat kurus sekali May, kamu baik-baik saja dengan Doni? Kenapa kamu memutus kontak dengan kami semua?" tanya Bu Mayang pada sang anak.

"Mayra.." ucapan Mayra terpotong oleh teriakan si kembar yang sudah memilih menu mereka.

"Ma, Keya mau kentang goreng pake telur ini ya Ma, terus minumnya yang rasa strawberry ini," ucap Keyra sambil menunjuk menu yang dia pilih.

"Kalau abang mau burger sama minuman coklat ini Ma," ucap Keynan yang juga sudah menentukan pilihan.

Setelah memesankan makanan untuk si kembar, Mayra kembali fokus untuk berbicara pada sang mama. Sedangkan si kembar sedang asik menekuni buku mewarnai yang mereka bawa dari rumah.

"Kamu bahagia dengan pernikahanmu May?" tanya Bu Mayang penuh selidik.

Mayra tidak kuasa untuk berbohong pada sang mama, akhirnya mengalirlah cerita bagaimana kelakuan Doni, nafkah yang dia berikan hingga perlakuan keluarganya terhadap Mayra dan juga si kembar. Semua dia ceritakan kepada sang mama, karena memang dia membutuhkan tempat untuk dia bisa meluapkan segala emosi yang dia rasakan selama lima tahun ini.

Bu Mayang tercengang mendengar cerita Mayra, dia tidak hentinya meneteskan air mata.

"Mayra malu Ma, Mayra malu sama papa, mama, dan juga sama Bang Reza. Karena itu Mayra lebih memilih untuk memendam semuanya sendiri," ucap Mayra di akhir ceritanya.

"Ya Allah May, kamu itu anak mama, anak bungsu kesayangan Mama. Kenapa bisa kamu menyembunyikan semua ini dari kami. Papa setiap hari memikirkan kamu, papa sampai menyuruh orang untuk mengawasi kamu dari jauh. Kami tahu Nak, kami tahu semuanya tentang kamu dan juga perlakuan mereka. Tapi kami bisa apa kalau kamu tidak meminta bantuan dari kami? Karena yang lebih berhak atas kamu tentu suami kamu," jelas Bu Mayang.

"Maaf Ma, maaf," hanya kalimat itu yang bisa dia ucapkan berulang-ulang.

Mayra menatap si kembar yang sedang asik makan makanan yang bisa dibilang tidak pernah mereka makan. Karena papa mereka memang tidak pernah mengajak mereka makan di restoran.

"Lalu rencana kamu selanjutnya bagaimana? Kamu harus bangkit May, kamu tidak boleh hanya berdiam diri sehingga keluarga mereka seenaknya saja menginjak-nginjak kamu," ucap Bu Mayang.

"Mayra mau kerja Ma, kalau mengharap Bang Doni memberikan nafkah yang sesuai kok ya rasanya tidak mungkin Ma. Sudah lima tahun Mayra berharap Bang Doni berubah tapi sampai sekarang belum ada titik terangnya," jawab Mayra.

"Tapi yang bikin Mayra bingung kalau Mayra kerja, bagaimana sama si kembar? Tidak mungkin Mayra menitipkannya pada ibu mertua," keluh Mayra.

"Astagaaa Mayra, kamu itu S2 fashion designer di usia 22 tahun, kenapa sekarang jadi lemot begini. Kamu pegang butik Mama aja. Kebetulan Mama udah capek mau istirahat, anak-anak kamu bisa kamu bawa ke butik," ucal Bu Mayang memberikan solusi.

Mendengar tawaran dari sang mama, Mayra tersenyum bahagia. Bayangan masa depannya dan juga anak-anak menjadi lebih baik sudah terbayang di otaknnya.

'Baiklah Mas, kamu tidak pernah tahu kan siapa aku karena kamu memang tidak mau tahu. Aku akan buktikan kalau Mayra yang kamu kenal tidaklah seburuk itu,' batin Mayra.

*****

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status