Share

Bab 4

Author: kinan_arunika
last update Last Updated: 2022-11-30 20:32:16

"Mayra!!" bentak suara di depan pintu dengan keras.

Mayra segera menutup kedua telinga si kembar agar tidak terlalu terbiasa mendengar suara bentakan seperti itu. Mayra menatap ibu mertuanya yang sudah berdiri di depan pintu sambil berkacak pinggang segera menghampirinya sebelum dia membuat keributan dan mengundang tetangga sekitar rumahnya untuk keluar.

"Keynan, Keyra, kalian tunggu disini dulu ya? Mama dipanggil sama nenek dulu," ujar Mayra berusaha menenangkan si kembar yang sudah bersembunyi di belakang tubuhnya karena ketakutan.

"Mama jangan kesana, itu nenek wajahnya seyem ada hantunya di sebelah nenek," ujar Keyra sambil menunjuk-nunjuk sang nenek.

"Adek bukan ada hantunya, tapi emang wajah nenek sudah tua jadi seyem," timpal Keynan.

Mayra yang mendengar celotehan sang anak hanya bisa tertawa kecil karena imajinasi sang anak yang begitu luar biasa. Dia pun segera meninggalkan si kembar dan menemui ibu mertua.

"Ada apa Bu?" jawab Mayra dengan tenang.

"Kamu dari mana aja sih, ibu ketuk pintu dari tadi nggak ada orang. Seneng banget keluyuran jadi istri. Abis ngabisin duit Doni ya," ucap Bu Kartika dengan tajam.

Kalau dulu Mayra akan ketakutan jika sang ibu mertua sudah memarahinya seperti ini, namun sejak perjumpaannya kembali dengan mamanya tadi, dia merubah pola pikirnya yang dulu.

"Mayra abis mengajak kembar beli ice cream di minimarket di ujung jalan Bu," jawab Mayra.

"Kamu!!" rupanya jawaban yang diberikan oleh Mayra semakin membuat Bu Kartika emosi.

"Kamu terlalu memanjakan anak-anakmu itu. Jangan dibiasakan anak kecil suka jajan kayak gitu, tuman! Ngerti nggak Mayra," tukas Bu Kartika.

"Loh memangnya kenapa Bu? Toh kembar juga belum tentu satu bulan sekali makan ice cream, ini mumpung ada lebihan yang diberikan papanya jadi bisa untuk jajan kembar," jelas Mayra pada sang ibu mertua.

"Kamu itu ya memang kalau dibilangin nelalu ada aja jawabannya! Pantesan anak kamu itu manja, kolokan, cengeng pula. Ini karena kamu suka manjain mereka. Kamu contohlah pola asuh Hanum, si Nabila jadi anak yang berani, nggak cengeng," ujar Bu Kartika yang malah menyombongkan pola asuh dari Hanum.

Mayra yang mendengar penjelasan panjang dari sang ibu mertua hanya bisa menggelengkan kepala merasa heran.

"Iya saking nggak cengengnya sampai berubah jadi tukang bully di sekolah. Padahal masih playgroup," ujar Mayra.

Namun rupanya Bu Kartika tidak terima dengan kalimat yang diucapkan oleh Mayra. Namun Mayra dengan cepat memotong kalimat yang diucapkan oleh Bu Kartika sebelum merembet kemana-mana.

"Jadi ibu ada keperluan apa?" tanya Mayra cepat.

"Kamu masak apa? Ibu mau minta makanan yang kamu masak, Hanum nggak sempat masak karena dia harus ke salon perawatan biar cantik nggak kucel kayak kamu," jawab Bu Kartika.

"Tadi masak sop ayam, perkedel kentang sama sambal cumi, Bu. Mayra ambilkan dulu rantangnya," ujar Mayra sambil geleng-geleng kepala mendengar sindiran pedas dari sang ibu mertua.

'Hadeh selalu bilang mantu kucel, bukan istri idaman tapi kalau minta makan ujung-ujungnya kesini juga. Dasar ibu mertua suka aneh kelakuannya,' batin Mayra merasa gemas dengan kelakuan ibu mertuanya tersebut.

Dengan cekatan Mayra memasukkan sop ayam, perkedel kentang dan sambal cumi ke dalam rantang makanan. Sementara itu ibu mertuanya menunggu sambil duduk di meja makan sambil mengomentari keadaan rumah Mayra.

"Kamu itu May, jadi istri mbok ya yang bersihan, yang rajin. Ini meja sampai berdebu gini. Kamu contohlah Hanum, anak ibu itu selalu rajin beres-beres rumah makanya runah ibu selalu bersih kinclong nggak kaya rumahmu ini kayak kandang ayam," omel sang ibu mertua sambil tangannya tidak berhenti untuk mencolek di sembarang tempat untuk mengecek debu.

Mayra hanya diam tidak berusaha menyahuti perkataan dari sang ibu mertua. Dia sudah terbiasa mendengar omelan panjang dari sang ibu mertua. Kalau Mayra menyahutinya maka omelan ibu mertua akan semakin panjang dan semakin lama pula sang ibu mertua tidak segera pulang ke rumah.

"Ini Bu makanannya," ujar Mayra setelah dia selesai memasukkan semua makanan yang diminta sang ibu.

'Untung tadi aku sama kembar sudah ditraktir makan siang sepuasnya sama mama, jadi untuk jatah makan malam nanti masih aman,' batin Mayra.

"Denger May, kamu itu perempuan, kalau kamu tidak bisa menjaga rumah selalu rapi dan bersih, bisa-bisa Doni nggak betah di rumah," gerutu Bu Kartika pada memantunya.

"Baik Bu, nanti akan Mayra bereskan," jawab Mayra mengiyakan karena tidak mau memperpanjang masalah dengan sang ibu mertua.

Sepeninggal sang ibu mertua, Mayra memanggil kembar yang sedang asik main di luar rumah.

"Keynan, Keyra ayok masuk terus mandi langsung bobok siang ya," perintah Mayra pada si kembar.

Kembar yang sudah bisa mandi sendiri pun segera menjalankan perintah dari sang mama dengan teratur. Mayra pun memanfaatkan mandinya kembar dengan mengecek aplikasi m-banking di ponsel barunya. Bu Mayang melihat Mayra yang hanya mempunyai ponsel butut segera memerintahkan asistennya dengan segera membelikan ponsel baru kepada Mayra.

"May, ini kamu simpan dengan baik, kartu debit ini adalah kartu milikmu dulu yang kamu tinggal di rumah. Sekarang kamu bawa lagi karena kamu kan harus membeli beberapa baju kerja, lalu ini ponsel kamu pakai. Mama nggak tega kalau kamu memakai ponsel jadul kayak gitu. Tapi jangan sampai suamimu tahu ya?" pesan Bu Mayang pada putri bungsunya tersebut.

Mayra terkejut dengan nominal yang tertera di kartu debitnya. Selama lima tahun berumah tangga dengan Doni, dirinya memang tidak pernah lagi memegang uang dalam jumlah yang banyak. Doni selalu membatasi pengeluaran keluarga mereka. Namun Doni akan bersikap royal jika kepada adik dan ibunya.

'Ya Allah rasanya sudah lama sekali aku tidak melihat uang sebanyak ini, terima kasih atas rejeki yang Engkau berikan hari ini,' batin Mayra. Dia segera menyimpan ponsel dan kartu debit tersebut dalam lipatan baju yang sudah tidak terpakai milik kembar. Karena dia tahu suaminya tidak akan menggeledah lemari milik kembar.

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Putriliangmacan
cukup menarik dan penuh kegetiran
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 38

    'Si*l, Mayra keterlaluan, berani benar dia mengatakan hal seperti itu kepada hakim,' batin Doni kesal.Sementara itu dalam batin Monika merasa khawatir dengan kehadiran atasannya itu. Dia merasa penasaran ada hubungan apa antara pemilim butik tempat dia bekerja dengan Mayra, hingga dia meluangkan waktunya untuk datang menghadiri sidang.'Meskipun Mayra bekerja di butik tempatku tapi masak iya kalau Mayra anaknya Bu Mayang? Sepertinya baik Mas Doni dan mamanya tidak mengenali beliau. Lagipula mana mungkin seperti itu, haha, aku terlalu banyak nonton sinetron di ikan terbang sepertinya,' batin Monika bermonolog."Baik untuk saudara Tergugat silahkan jika ingin menyampaikan sanggahannya!" titah Hakim Ketua."Saya menyanggah Yang Mulia, istri saya ini adalah istri yang boros. Dia hobi belanja, lihat saja penampilannya begitu glamor dan mewah bukan. Karena itulah saya menghukum dia dengan membatasi jatah uang belanja, jadi harap Yang Mulia mempertimbangkan hal tersebut," jelas Doni panjang

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 37

    POV MayraHari ini adalah hari dimana aku akan menjalani sidang perdana perceraian terhadap suamiku, Mas Doni. Aku merasakan gugup yang luar biasa ketika akan menjalani sidang ini."Mama, hari ini sibuk ya? Ayo kita jalan-jalan. Keynan bosan sekolah terus," rengek Keynan pagi itu.Aku terhenyak, tidak biasanya Keynam merengek meminta jalan-jalan seperti itu. Biasanya dia adalah anak yang sangat tenang. Apakah dia ikut merasakan jika hari ini adalah hari sidang perpisahan kedua orang tuanya?Aku pun menunduk ke arah Keynan, mencoba mensejajarkan posisiku dengannya hingga manik mataku tepat menatap manik matanya."Sayang, hari ini mama ada urusan dulu. Bagaimana kalau besok kita jalan-jalan? Kan sekolah Keynan besok libur, gimana?" rayuku kepada nocah tampan yang saat ini berdiri di depanku ini."Tapi Keynan bosan sekolah Ma," ujar Keynan padaku."Memangnya kenapa Keynan kok bosan sekolah?" tanyaku mencoba mengorek informasi."Di sekolah ada yang suka nempel-nempel sama Keynan Ma, makan

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 36

    Bu Kartika begitu terkejut ketika mendapati surat dengan keterangan pengadilan agama yang tertera di depannya. Surat tersebut ditujukan kepada Doni, sang anak."Surat apa ini?" tanya Bu Kartika seraya membawanya masuk ke dalam rumah.Dia bergegas membuka surat tersebut ketika sudah mendudukkan dirinya di sofa ruang tamu. Dan mulutnya ternganga ketika mendapati surat tersebut adalah surat panggilan sidang untuk Doni."Hanuummm.. Numm, sini cepet," teriak Bu Kartika.Hanum yang sedang menggunakan alis seketika mengumpat karena alisnya jadi tercoret cukup panjang. Dengan menggerutu Hanum mendatangi sang mama, yang terlihat bersungut-sungut di ruang tamu."Ada apa sih Ma? Kenapa teriak-teriak, alis Hanum jadi tercoret ini?" gerutu Hanum begitu tiba di depan Bu Kartika."Ini lihat ini, surat dari pengadilan agama buat mas mu, lihat ini!" seru Bu Kartika tidak mempedulikan gerutuan Hanum.Hanum melihat amplop coklat yang dibawa oleh Bu Kartika lalu merebutnya. Dia pun segera membuka amplop

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 35

    Mayra memijit pelipisnya yang terasa berdenyut. Dia merasa jengah sekali dengan kelakuan Doni. Ingin rasanya dia bertanya lagi kepada Pak Adnan kapan surat sidang perceraian itu bisa dikirim, namun dirinya merasa sungkan. Takut dibilang tidak sabaran oleh Pak Adnan. Tiba-tiba ponselnya berdering kembali, tanpa melihat siapa yang menelepon langsung saja dia mengangkat dan berkata judes."Halo apa lagi sih kamu ganggu terus!" bentak Mayra."Bu Mayra?? Apa ada masalah?" suara Adnan terdengar di pendengaran telinga Mayra.Mayra mengerutkan kening dan bergegas melihat ponselnya yang ternyata adalah Adnan. Mayra merutuki tingkahnya yang kurang sopan kepada pengacara tersebut."Ma-maaf Pak Adnan saya kira mantan suami saya yang menghubungi kembali," ujar Mayra pelan.Jujur dia tidak tahu lagi dimana harus menyembunyikan rasa malunya sekarang, kalau boleh dirinya ingin bersembunyi di kutub utara agar tidak ada orang yang menemukannya."Apa Pak Hendra masih sering mengusik Bu Mayra?" tanya Adn

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 34

    "Selamat pagi Bu Mayra, untuk sidang pertama surat dari pengadilan akan dikirim besok ya ke alamat masing-masing?" ujar Pak Adnan dari seberang telepon."Alhamdulillah. Lalu untuk sidangnya kapan berlangsung Pak?" tanya Mayra.Dia begitu lega akhirnya panggilan untuk sidang pertamanya dengan Doni akan segera berjalan. Dia sudah tidak ingin mempertahankan lagi biduk rumah tangganya dengan lelaki tersebut. Biarlah jika Monika ingin memiliki Doni seutuhnya, Mayra dengan ikhlas hati akan menyerahkannya.Mayra yang sedang disibukkan dengan laporan keuangan dari butiknya, ketika pengacara tersebut menghubungi dirinya."Sidangnya kurang lebih dua hari kemudian Bu," jawab Adnan."Baiklah kalau begitu, terima kasih banyak Pak Adnan atas bantiannya. Untuk sidang perdana biasanya yang dibahas apa ya Pak?" tanya Mayra."Biasanya mediasi dahulu Bu, jika nanti gagal biasanya akan berlanjut ke sidang selanjutnya. Untuk semua materi nanti sudah tim saya siapkan Bu Mayra," jelas Adnan panjang lebar."

  • Aku Mundur, Mas! (Bukan Istri Idaman)   Bab 33

    "Hanum ini dari Monika buat kamu," ujar Bu Kartika to the point.Hanum tersenyum kegirangan melihat paper bag yang diberikan kepada dirinya. Dia bergegas mengambilnya dan melihat isinya. Hanum begitu takjub begitu melihat isi di dalamnya, baju yang begitu simpel namun terlihat cantik sekali. Hanum dan Bu Kartika tidak tahu jika baju-baju yang sekarang berada di tangan mereka adalah baju hasil design dari orang yang selama ini mereka anggap tidak berguna, Mayra.*"Ahhhh mama ini bajunya bavus sekali, aku bisa pakai besok ketika jemput sekolah Nabila, pasti aku akan terlihat cantik sekali," teriak Hanum dengan norak.Sekilas raut wajah sinis sempat terlihat di wajah Monika namun tidak ada yang melihat perubahan wajah Monika tersebut."Lihat sayang mama dan adik aku terlihat begitu bahagia sekali," bisik Doni.Monika hanya mampu tertawa garing mendengar kalimat yang disampaikan oleh sang suami tersebut. Dia merasa jika ibu dan adik iparnya saat ini terlihat sesikit norak, namun tentu sa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status