Share

Hamil

“Jangan, Sayang! Nanti kamu jatuh.” Kulihat dari jendela kaca dapur, suamiku sedang mengajak Meyda menyiram tanaman. Tangan Meyda tak henti-hentinya meminta apa yang abinya pegang.

“Ta ta ta ta!”

Aku tersenyum melihat Mas Azam mau membantu mengasuh Meyda ketika aku sedang sibuk di dapur. Bayi mungilku sudah merangkak. Di usianya yang menginjak delapan bulan, dia sudah mulai mengeluarkan kosakata yang hanya dimengerti oleh bayi. Aku sendiri sebagai ibunya belum bisa menerjemahkan bahasanya.

“Sarapan sudah siap. Makan dulu, Abi.”

“Wah, Umi sudah selesai masak.” Gus Azam berlari bersama Meyda di gendongannya.

“Abi! Udah berapa kali Umi bilang jangan gendong Meyda di belakang. Dia belum bisa pegangan kuat, nanti bisa jatuh.”

Bukannya berhenti, suamiku malah mengangkat tinggi-tinggi Meyda hingga putrinya terbahak-bahak.

“Lihat! Umi marah, Sayang.” Suamiku pura-pura takut kemudian duduk memangku Meyda.

Aku hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ayah dan anak itu. Kami sudah sepakat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Shofie Widdianto
sama anaknya Arfan ...
goodnovel comment avatar
cheepychan
hihihi wah ditunggu ya cerita cintanya Meyda nanti...
goodnovel comment avatar
Shofie Widdianto
jauh banget umurnya ... udah aku siapin jodoh buat Meyda.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status