Share

Masalah Lagi

Kami bertemu di sebuah ruangan yang masih satu rumah dengan rumah Abah. Di sinilah biasanya santri bisa bertemu dengan orang tua karena bisa meminta izin langsung kepada pengurus pondok. Di sebelah kanan rumah Abah adalah gedung kantor dan madrasah, sedangkan pondok berada di samping kiri rumah Abah.

“Wa’alaikum salam.” Mereka bertiga menjawab salamku saat aku memasuki ruangan ini.

Kulihat Nenek dan Kakek duduk berdua di sebuah kursi, berseberangan dengan lelaki tua bangka itu. Di tengahnya ada sebuah meja kecil yang terdapat beberapa bingkisan yang entah apa isinya. Untuk apa dia ke sini?

Aku berjalan menuju tempat di mana Kakek dan nenekku duduk kemudian mencium tangan keduanya. Lelaki itu juga mengulurkan tangannya, tetapi kuabaikan.

“Maaf, bukan mahram.”

“Tenang aja, bentar lagi kita halal, Shafia.” Lelaki itu mengerlingkan matanya hingga membuatku bergidik ngeri. Rasanya aku ingin muntah melihat tingkahnya.

“Tidak akan pernah. Aku akan melunasi semua hutang ayahku. Sekali pun
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kiki Sulandari
Pak Rozaq.,Shafia seharusnya jadi menantumu ,bukan istrimu.....
goodnovel comment avatar
Mizcell 2021
kan rumah shafia bisa dijual thor. kalwu dijual aja rmhnya kan malah dapat uang bnyak. bisa buat melunasi semua hutang ayahnya. gk perpu menikah dg tuh juragan.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status