#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku
#part3
"tiiinnt...tiiinnt....tiiiinn.." Bunyi klakson mobil baru milik suamiku.Mobil Veloz merah , sesuai warna favoritnya.Bergegas ku bangun, tubuhku agak sedikit sempoyongan karna tak sengaja aku tertidur menunggunya di sofa ruang tamu.
"Krekett...ketttt..krekettt.."ku geser pagar gerbang rumah,biar si Merah masuk ke kandangnya.
" Pak...kok pulangnya malem banget?"tanyaku sedikit mengintrogasi.
"Lembur sayang.." sahut Suamiku.Mas Dirga tersenyum manis sambil mengecup pipi kiriku.
Ku raih tangannya,ku cium punggung tangan mas Dirga,kebiasaan wajib yg ku lakukan berangkat dan pulang kerja.
Seketika hatiku terasa nyeri. Ku hirup lagi wangi parfum yg sama entah yang keberapa kali,yang jelas bukan wangi parfum suamiku. Lalu, wangi parfum siapa yang menempel di baju suamiku? Kenapa sering sekali wangi parfum ini melekat di tubuh suamiku? Tak bolehkah kali ini aku curiga?
"ehh..kok ngelamun sih Bu?" Celetuk mas Dirga.
" Hemm...enggak cuman masih sedikit ngantuk aja Pak, ibu ketiduran tadi.Mau diangetin lauka nya, Pak?" Tanyaku sambil berjalan menuju dapur.
"Nggak usah sayang...Bapak udah makan tadi di kantor ....si Joni syukuran naik jabatan jadi dia nraktir anak - anak kantor semua. Bapak langsung mandi ajah deh Bu.." Sahut mas Dirga sambil berjalan mendahuluiku.
Sambil menunggunya mandi, ku rapihkan tas kerja mas Dirga. Ku lirik didalamnya, ada kotak kecil warna merah jambu. Aku penasaran!! Aku ingin sekali melihat apa isi di dalam kotak kecil itu. Tapi aku masih ragu, aku takut jika suamiku mengetahuinya aku mengacak - acak isi tas kerjanya, suamiku akan marah. Karena ini adalah prifasi suamiku sama halnya seperti ponselnya. Seorang istri tidak boleh ikut campur dalam hal kerjaan. Ya, memang prinsip suamiku seperti itu. Tapi aku tetaplah manusia biasa. Yang rasa ingin tahu ku pun detik ini bergelora. Bolehkah aku membuka apa isi kotak itu? Toh suamiku sedang mandi.
Sungguh ku beranikan diri untuk membukanya. Dan ternyata isinya sebuah lipstik merk ternama, masih terbungkus plastik bersegel artinya lipstik itu baru. Red Chili no 7, tapi itu bukan warna lipstik yang biasa aku pakai. Jujur hatiku mulai resah. Kenapa mas Dirga mrmbeli lipstik? Tak biasanya dia memberiku kejutan seperti itu. Apalagi sebuah lipstik. Dan yang membuat aku bertanya - tanya kenapa warna lipstik ini bukan warna yang biasa ku pakai di bibirku? Rasa curigaku kini berkecambuk. Aku sedang mencoba berfikir positif pada suamiku. Mungkin ini dia sengaja beli untuk kejutan untukku.
Mungkin ini segaja mas Dirga beli untukku, sebagai kado Anniv wedding kita minggu depan tepatnya. Aku tak mau curiga!! Aku tak boleh berfikir aneh - aneh tentang suamiku. Ya, aku harus bersikap seperti biasa.
Akhirnya ku rapikan kembali tas kerja suamiku berserta isi - isinya. Ku rapihkan seperti sedia kala, agar mas Dirga tak curiga, bahwa aku sudah lancang menguntit apa isi kotak kecil dalam tas kerja suamiku.
***
"Bu...bapak tidur duluan ya,capek banget ini badan" Celetuk suamiku.
Dan semenit kemudian sudah terdengar dengkurannya. Aku sedikit kecewa tepatnya sebal, sengaja ku menunggunya berharap ada adegan smakdown diranjang antara kita, tapi nihil. Hanya bergerutu malam ini!! Ah mirisnya aku kini seperti mengemis perhatian dan belaian dari suamiku sendiri.
Sudah satu bulan mas Dirga tak minta jatah batin dariku. Aku pun tak meminta duluan, jaim lah aku gak mau di bilang istri gatel menggrengekk minta jatah duluan. Tapi aku masih wanita normal!! Aku tak munafik, masih membutuhkan belaian kasih sayangnya. Bukankah hal yang wajar jika seorang istri wajib di penuhi nafkah lahir dan batin?
Kembali lagi aku tak mau curiga berlebih walau jujur aku memang sangat curiga dengan kejanggalan - kejanggalan bukti bahwa suamiku mulai tak setia. Dari mulai hpnya dipassword dan aku tak boleh mengetahui passwordnya. Dari isi w******p yang salah kirim dengan isi panggilan Mah dan Ayah, dari wangi parfum yang jelas bukan parfumku. Dan pernah suatu malam saat kita tertidur, mas dirga tiba- tiba memelukku, lalu bilang kangen banget sama MAMAH!! Jelas sekali itu bukan panggilan sayang untukku. Seharusnya aku menyadari bahwa memang suamiku sudah tak setia. Dan aku lebih memilih menutup mata!! Ya, lebih memilih menutup mata agar semua terlihat baik - baik saja. Menutup mata agar seakan rumah tanggaku terlihat sempurna.
***
Matahari sudah mulai meninggi. Ku liat jam menunjukkan pukul sepuluh pagi.
Sengaja pagi ini aku malas-malasan. Aku tak memasak di hari Minggu. Mas Dirga libur hanya sepekan sekali, jadi kebiasaan kami jajan diluar pas hari libur atau kalau mas Dirga males makan diluar pesan jasa makanan siap antar, gofood. Ku lirik mas Dirga masih tertidur pulas. Ku liat bulu matanya yang lentik, hidungnya yang mancung dan bibirnya yang sedikit tebal. Ku pandangi wajah suamiku, seakan tak percaya seseorang yg telah ku beri hati dan seluruh jiwaku telah menghianatiku. Ku ayunkan langkahku, bergegas ku menuju kamar mandi. Aku mau mandi dan berdandan cantik,batinku.
"Mau pergi kemana Bu, kok dandan cantik sih?" Suara renyah Galuh Prameswari, putri bungsuku.
"Enggak kemana -mana dek, emang kenapa? Ibu gak boleh dandan cantik ya?" Sahutku.
"Jangan dandan cantik - cantik loh buk, ntar bapak - bapak di komplek pada naksir ibu loh." Sahut anak bungsuku dengan mimik muka polosnya.
"Bener tuh dek, ngapain dandan cantik - cantik toh ibu cuma dirumah..." Celetuk mas Dirga dari kejauhan.
"Terus ibu gak boleh cantik nih Pak? Mau nya ibu dekil gitu biar bapak punya alesan lirik yg bening di luar sana ya?" Jawabku ketus, sedikit menyinggung. Ku putar tubuhku, tepat dihadapannya. Sengaja aku ingin lihat ekspresi wajah suamiku.
"Ya enggak lah Buk.." Jawabnya singkat sambil metunduk, matanya tak mau menatapku.
Aku hanya diam memperhatikan tingkah laku suamiku. Diamku akan tetap memperhatikan semua yang janggal darimu, Mas.
Ku putuskan untuk menutup mata. Kau bersandiwara,aku pun sama. Akan ku ikuti alur ceritamu,Mas. Ku putuskan untuk pura - pura tidak tau kecuranganmu. Silahkan tertawa bahagia atas bebodohanku. Ya,mari kita menari dipanggung sandiwara ini. Meski ku menari dengan tertatih luka, sayatan demi sayatan kebohonganmu yang ku temui satu per satu.
Saat ini aku hanya mampu terdiam. Tapi akan ku kumpulkan bukti bahwa kau tekah curang. Mungkin saat ini aku adalah istri yang bod*h bagimu. Akan ku jalani kisahku. Meski harus berura - pura seakan baik - baik saja.
Ya...ku putuskan untuk menutup mata fari segala kecuranganmu, mas!!!
Bersambung ...
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part4**Luka itu mungkin bisa terobati, tapi tak kau sadari ada bekas sisa luka yang kau torehkan?Tertusuk direlung paling dalam di hatiku, Yaa yang terdalam hingga akalku pun tak mampu menjamahnya.Derai air mataku hanya wujud secuil kecewaku, tapi bahagiama dengan hatiku??Kau menari berselimutkan dusta dengan mengatasnamakan cinta.Lalu apa itu cinta jika terselip dusta diantaranya?Aku hanya bisa bertanya pada angin yg berlalu, pada rintik hujan yang berlomba menuju tanah, pada rumput ilalang yang liartapi mereka hanya membisu seperti mulutku yg kelu oleh dustamu.Biarlah lukaku jadi lukakuBiarlah bahagiamu diatas dustamuBiarlah...aku hanyalah aku.***Ku ketik kata-kata itu lalu ku jadikan story whatsappku. Entahlah, aku hanya ingin menumpahkan isi hati yang tak bisa ku luapkan.Tentunya aku privasi orang-orang y
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part5"Sayurrr...sayurr...sayurr...". Terdengar teriakan mesra abang sayur langganan di komplek perumahanku.Ku paksakan tubuhku untuk bergerak menjalankan tugas muliaku, Ibu rumah tangga. Anak-anak sudah berangkat sekolah, begitu pun suamiku sudah berangkat ngantor. Ku lirik jam yang terpasang di dinding kamarku menunjukkan pukul sembilan pagi. Jadwal rutin untuk belanja ke abang sayur langganan."Ehh..ehh..tau gak sih Jeng, lakiknya si Ranti itu punya bini simpenan loh..bohai, cantik, jauhh deh ama si Ranti.." Celetuk salah satu emak-emak berdaster, sebut saja si Tukang Ghibah!!"Yaelahhh Jeng, aku mah udah tau dari dulu kali. Si lakiknya Ranti kan sekantor ama suamiku. Udah bukan rahasia lagi Jeng..." Sahut salah satu emak-emak berdaster lainnya, sambil tertawa terkekeh - kekeh."Ya wa
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamikiu#part6Matahari telah pulang ke peraduannya. Senja kini berganti malam. Dan pun malam semakin larut...!!Ku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku, dingin sekali malam ini. Tiba - tiba ku rasakan sentuhan lembut di bawah selimutku..sentuhan tangan kekar mas Dirga mulai menari di bawah selimut. Tubuhku yang dingin seketika berubah hangat.Tangannya mulai menari nakal dengan lincah. Jantungku mulai berdetak kencang bahkan suhu tubuhku mulai memanas. Sengaja ku pejamkan mataku untuk menikmatinya."Buk...buka ahh selimutnya.." Bisik mas Dirga ditelingaku. Nafasnya begitu hangat.Tak perlu ada pemberontakan segera ku hempaskan selimut itu dari tubuhku. Aku pasrah mas, batinku."Buk..kamu cantik sekali pakai gaun ini ..malam ini kamu sexy sekali.." Celetuk mas Dirga saat matanya melihat Lingerie merah yg ku kenakan malam ini.S
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part7Aku masih termenung sendiri di kamarku. Masih ku pandangi kotak kecil berisikan sepaket perhiasan kado dari mas Dirga. Entahlah, aku enggan memakainya. Ya, kuakui ini memang mewah dan ini kali pertama suamiku memberikan kado perhiasan bahkan sepaket. Tetap saja aku kecewa. Fikiranku kacau, memikirkan kejadian semalam gara-gara lingerie sialan juga memikirkan lipstik siapa yang ku temukan di tas mas Dirga sepekan yang lalu. Apa lagi respon mas Dirga saat ku kenakan lingerie itu dan mengejek perutku yang bergelambir. Aku sudah melahirkan dua anaknya, wajar saja kalau perutku tak sesingset waktu gadis dulu. Seketika ku pegang perutku, ku cupit penuh kesal!!Ku beranjak bangun. Ku langkahkan kakiku menuju kaca full body di pojokan kamarku. Aku berdiri, ku miringkan tubuhku ke kanan dan ke kiri. Dasar perut gelambir, gerutuku!! Benar saja udah kaya hamil tiga bulan, ba
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part8Dan akhirnya malam itu aku dan mas Dirga memadu cinta, setelah satu bulan lamanya dia tak menyentuhku. Tidak ada yang special malam itu. Entahlah, mungkin mas Dirga melakukannya hanya sebatas memenuhi kewajibannya yaitu memberikan nafkah batin padaku. Meski tiada moment yang special, tapi aku masih tetap bersyukur mas Dirga masih mau memenuhi kewajibannya.Pagi telah tiba. Sang surya pun telah memancarkan sinar hangatnya. Ku putuskan untuk diet, maka sengaja aku lari kecil keliling komplek perumahanku. Akan ku jadikan agenda rutin di pagiku. Keringat di seluruh tubuhku mulai mengucur. Wajahku pun mulai di basahi oleh keringatku sendiri, sesekali ku usap dengan handuk kecil yang melingkar di leherku. Tiga kali sudah ku putari gang komplek perumahanku. Nafasku mulai tersenggal - senggal, aku mulai kecapekan. Dasar aku yang tak pernah berolah raga, pekikku dalam hati.
#Aku Pertama Tapi ke -2 di Hati Suamiku #part9 Sudah tiga hari lamanya aku terbaring di rumah sakit. Kondisiku sedikit membaik, tapi tubuhku masih sangat lemas. Dokter menjelaskan bahwa Tifus yang ku derita bukan karena diet ketatku, itu karena suatu bakteri jahat pada ususku tapi diet ketatku juga berpengaruh membuat tubuhku semakin drop. Akhirnya dokter menyarankan padaku untuk berhenti diet. Aku sedikit kecewa, aku harus berhenti diet. Padahal aku lagi semangat - semangatnya berolah raga. Aku hanya pasrah, sekarang yang terpenting aku bisa pulih kembali. Aku harus sehat dan segera pulang ke rumah. Aku terlelap sejenak. Mungkin karena pengaruh obat di tubuhku jadi sering kali aku tertidur. Samar - samar ku dengar suara yang tak asing lagi di telingaku. Ya, benar itu suara ibu mertuaku. Aku merasa semakin lemas aja bukan gara- gara penyakitku,tapi karena kedatangan ibu mertuaku. Oh Tuhan...aku tak mau menjadi mena
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part10Aku masih bertanya - tanya. Isi otakku sudah penuh dengan seribu pertanyaan. Aku belum bisa mencerna apa maksud pesan singkat itu. Panggilan "Ayah" untuk suamiku. Aku memang mengetahui dan sadar bahwa suamiku tak setia lagi. Tapi memang aku memilih diam dan saat ini belum berani menyelidiki dengan perempuan mana dia memadu kasih. Dan sekarang semakin aku penuh tanda tanya besar, kenapa ada transferan masuk sebanyak sepuluh juta ke rekening suamiku?? Jika memang ini suatu bisnis, bukankah tak wajar dengan embel - embel panggilan "Ayah" dan sebutan "Sayang"???Aku terduduk lemas. Rasanya kakiku telah kehilangan tulang - belulangnya. Aku menahan sesak di dadaku. Mataku mulai nanar. Tapi aku tak boleh menangis!!. Bukankah sudah ku putuskan untuk diam dan pura- pura tidak tahu!! Entahlah apa lagi setelah kejadian ini , kejanggalan - kejanggalan yang tak sengaja ku temui akan siap
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part 11Ayam berkokok bertanda pagi telah datang. Udara dingin angin subuh ini menembus sampai ke tulang - belulangku. Ku tarik selimut sampai menutupi kepalaku, tapi dinginnya masih bisa ku rasakan. Aku putuskan enggan beranjak dari kasur empukku. Segala rutinitas pagiku untuk kali ini tak ku hiraukan sejenak. Aku lebih memilih memejamkan mataku lagi , anggap saja ini balas dendam karena semalam aku tak bisa tidur nyenyak gegara insom memikirkan isi chat mesra itu. Ku miringkan posisi tubuhku, ku raih guling di sampingku dan ku peluk erat, posisi ternyaman untuk melanjutkan mimpi pagi ini.Terdengar samar - samar riuhnya suara anak-anakku dari ruang dapur. Mungkin sekarang mereka sedang binggung mencari sarapan dan aku tidak menyiapkannya seperti hari - hari biasanya. Walau aku memilih bermalas - malasan pagi ini, tidak memasak untuk sarapan me