#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku
#part5
"Sayurrr...sayurr...sayurr...". Terdengar teriakan mesra abang sayur langganan di komplek perumahanku.
Ku paksakan tubuhku untuk bergerak menjalankan tugas muliaku, Ibu rumah tangga. Anak-anak sudah berangkat sekolah, begitu pun suamiku sudah berangkat ngantor. Ku lirik jam yang terpasang di dinding kamarku menunjukkan pukul sembilan pagi. Jadwal rutin untuk belanja ke abang sayur langganan.
"Ehh..ehh..tau gak sih Jeng, lakiknya si Ranti itu punya bini simpenan loh..bohai, cantik, jauhh deh ama si Ranti.." Celetuk salah satu emak-emak berdaster, sebut saja si Tukang Ghibah!!
"Yaelahhh Jeng, aku mah udah tau dari dulu kali. Si lakiknya Ranti kan sekantor ama suamiku. Udah bukan rahasia lagi Jeng..." Sahut salah satu emak-emak berdaster lainnya, sambil tertawa terkekeh - kekeh.
"Ya wajarlah lakiknya selingkuh...bininya aja gak becus urus suaminya. Makannya nyari ban serep.." Sahut emak-emak yang lainnya pun tak mau kalah.
"Untung ya bu -ibu lakik kita mah setia ya khaaan..." Celetuk emak berdaster biru sambil tertawa terkekeh penuh bangga. Ya begitulah kebiasaan para ibu - ibu di gang komplekku. Selalu berghibah dengan penuh rasa bangga.
Aku hanya bisa mendesah, mengelus dada dengan segala percakapan emak-emak biang gosip ini. Sepertinya di tukang sayur ini jadi basecamp mereka untuk bergunjing. Ku perhatikan memang sudah jadi wacana harian bahwasannya bergosip sambil memilih sayuran di abang sayur itu hal biasa. Tapi tentu tidak berlaku denganku. Karena memang aku dikenal pendiam tak banyak bicara, apa lagi bergunjing seperti mereka!! Aku bukan tipe orang yang mau mencampuri urusan orang lain.
" ibu-ibu tolong pastiin kalau bergosip tidak didengar orangnya...!!Tiba-tiba terdengar celetuk seseorang dibelakang kami. Nada bicaranya pun sedikit ketus.
Seketika suasana berubah hening!! Ya,itu suara Ranti. Tokoh utama yang digosipkan para emak-emak tadi. Semua emak - emak bergosip ini seketika langsung terdiam bahkan salah tingkah.
"Ga usah ngurusin hidup saya!! Urus aja suami ibu-ibu yang masih setia, siapa tau besok giliran anda, suaminya udah punya ban serep!!" Tambahnya benar-benar dengan nada ketus!!
" Maaf bang, saya gak jadi belanja sayur. Udah kenyang duluan sebelum masak!! Suara Ranti sedikit tinggi disertai tatapan sinis, jelas sekali matanya penuh amarah.
Lalu Ranti memilih pergi meninggalkan pasukan emak- emak bergosip ini.
Seketika ku rogoh kantong bajuku, ku serahkan uang selembar seratus ribu rupiah. Sesegera ku kemasi sayuran yang telah aku pilih.
" Bang...besok aja kembaliannya ya..." Ku tinggalkan abang sayur berserta pasukan emak-emak bergosip itu. Tak ku pedulikan mimik muka mereka yang sudah tertangkap basah berghibah. Mereka pun masih berani berbisik - bisik lirih setelah kepergian Ranti. Entahlah..apa yang mereka gunjungkan lagi.
Ku berjalan setengah berlari mengejar langkah Ranti.
" Rantiii...tunggu..." Teriakku.
"Ranti...yang sabar ya." Tambahku,menguatkannya.
"Aahhh ..udah biasa kok mbak Sekar. Jangankan omongan pedas ibu-ibu komplek tadi, omongan keluargaku sendiri lebih pedas mbak." Suara Ranti terdengar bergetar,sambil tersenyum kelu. Jelas sekali senyum yang terpaksa.
" Maksudnya gimana Ranti? Keluargamu udah tau kalau suamimu selingkuh??" Tanyaku. Aku benar-benar penasaran.
" Udah tau mbak, malah respon mertuaku luar biasa!! Katanya mas Doni itu wajar selingkuh, berarti aku yang nggak becus urus suami. Suami berhak kok nikah lagi, mau istri dua, istri empat juga gak ada larangannya, aku udah pernah curhat ama adek mas Doni, responnya pun sama mbak...katanya kalau suamiku masih mau pulang ke rumah berarti masih jadi suamiku, jadi terima nasib aja, masih mau pulang ge syukur...luar biasa kan mbak??!!" Jawab Ranti penuh pasrah.
"Yang sabar ya Ranti, aku ikut prihatin..." Sahutku.
Aku sudah nggak tau harus berkata apa-apa lagi. Aku seperti berkaca, rasanya kita tertimpa bom atom yang sama.Yang siap meledak entah kapan, hanya menunggu waktu.
"Mbak Sekar jaga mas Dirga baik-baik ya, pinter-pinter jaga suami mbak, jangan sampai kecolongan kaya aku. Ya udah aku duluan ya mbak..." Ranti tersenyum manis sambil melanjutkan langkahnya.
Sengaja aku tak menyusulnya lagi, mungkin dia ingin berjalan sendiri menenangkan hatinya. Ku cerna lagi obrolanku tadi. Kenapa harus istri yang disalahkan jika suami selingkuh? Kenapa istri yang dipojokkan dengan alibi tak becus urus suami? Lalu definisi becus urus suami itu seperti apa? Kalau pun benar istri tak becus urus suami lalu berhianat, apa bisa dibenarkan penghianatan itu?? Apa selingkuh itu ada pembenaran??Sungguh, otakku seketika penuh tanya. Sepanjang perjalanan menuju rumah akalku berkelana penuh seribu tanya..!! Apakah ini sudah menjadi hukum alam, jika suami berselingkuh, penyebabnya adalah istri. Istri yang tidak becus urus suami. Benarkah seperti itu?
***
"Ibu enggak masak..?" tanya Sulungku sambil tangannya membuka tudung saji di meja makan, matanya berkelana mencari sesuatu yang bisa mengenyangkan perut kecilnya.
"Ibu lagi libur masak...mbak Atta ama adek beli chiken aja gih.." Jawabku.
"Tumben ibu malas masak...gak usah masak tiap hari aja buk, biar bisa jajan K*C terus tiap hari." Sahut Sulungku sambil tertawa nyengir.
Ada penjual ayam goreng cepat saji K*C depan gang rumah. Biar anak-anak makan K*C aja pikirku toh ayam goreng itu favorit mereka. Jujur aku malas masak gara-gara obrolan Ranti tadi pagi. Sepanjang hari, ku habiskan waktu ku hanya malas-malasan dan melamun. Entahlah, badmood, badday hari ini, batinku!!
***
"Derrrttt...derrrtttt...derrttt.." Bunyi ponselku bergetar tanpa suara.
"Ibu..Bapak lembur." Ku lirik, sekilas terbaca tanpa ku buka isi w******p itu.
Lagi lagi dan lagi.Lembur lagi, gerutuku!! Sekalian aja lah mas kamu nginep di kantor!! Aku hanya bisa mengomel dalam hati. Aku sudah mencium perselingkuhan suamiku, aku sudah menemukan kejangalan - kejanggalan penghianatanmu mas, tapi aku belum punya bukti kuat. Dengan siapa kau memadu kasih di belakangku pun aku tak tau, bagaimana wujud sang pelakor itu pun belum terbayangkan!! Aku sangat ingin tahu, siapa wanita yang sudah merebut hatimu. Tapi aku bisa apa?
Hatiku sakit mas!! Sakit karena saat ini aku hanya mampu menerka - nerka sendiri. Masih belum terbayangkan siapa dan bagaimana sosok yang bisa membuatmu menjadi sosok yang tak kunali lagi. Siapa yang mampu membuatmu menyisihkan aky mas?
Ku pilih mengabaikan w******p suamiku, tanpa ku baca dan tanpa ku balas.
Ku buka plastik putih besar belanjaanku tempo hari waktu mengantar anak-anak nonton konser. Tumpukan belanjaan bulanan itu memang belum sempat ku buka. Mataku focus pada plastik silver bertulis "The best Miss Outfit ". Lalu ku buka isinya...Lingerie merah yang ku beli. Seketika ku berfikir...akankah malam ini??
Baiklah...mari kita coba...
Bersambung...
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part61 (Extra Part)POV DirgaPenyesalan selalu datang di belakang. Ya, kini aku merasakannya. Penyesalan atas segalanya, mungkin ini memang pantas untuk ku dapatkan. Lebih tepatnya, karma untukku...!!!Ku pandangi wajah dan dan seluruh penampilanku di depan pantulan kaca sebuah toko. Gembel, ya pasti semua orang akan berfikiran yang sama saat melihatku sekarang. Baju lusuh, kotor, bahkan aku sudah tidak mandi lebih dari tiga hari ini.Ku ambrukkan tubuh yang kucal kurus tak terurus ini di emperan sebuah toko yang si empunya belum membuka toko ini, jika toko ini sudah di buka, otomatis aku akan di usir karena mereka menganggapku gembel bahkan tak jarang menganggapku orang gila, begitulah perlakuan orang - orang sekitarku sekarang saat melihatku!!Aku hem
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part60 ( END )Dua bulan pasca putri bungsuku memutuskan memilih tinggal bersama bapaknya. Ada rasa kehilangan yang tak bisa ku ungkapkan. Bagai berjalan dengan satu kaki. Bagai melihat dunia dengan satu mata, seperti itulah hati nurani seorang ibu yang kini ku rasakan. Aku tak sempurna tanpa kedua putriku.Aku tak mungkin memaksa anakku untuk memilih tinggal bersamaku, karena ia sudah bukan anak kecil lagi. Ia telah beranjak dewasa, punya pilihannya sendiri.Dan satu hal lagi, kini aku resmi menyandang status janda. Ya, kini aku seorang janda. Status yang tak pernah aku mimpikan sama sekali. Tapi aku percaya, akan ada bahagia usai bercerai. Janda hanyalah status belaka, tapi ketentraman hati adalah tujuan utama hidup. Kini akhirnya, aku seorang janda.Memang di balik perceraian pas
AkuPertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part59Setelah emak pulang kampung. Semenjak itu juga mas Dirga tidak kembali lagi ke rumah ini. Sudah satu bulan lamanya pasca perang mulut dengan emak, itu terakhir kali kedua putriku bertemu dengan bapaknya. Aku bisa merasakan kerinduan yang mereka pendam, meski rasa benci kepada bapaknya masih menguasai fikirannya.Akhir - akhir ini sering kali putri sulungku mengeluh soal kebahagian bapaknya dengan istri barunya. Bapaknya sering posting jalan - jalan, shoping, kulineran dengan istri barunya. Seakan mereka penuh bahagia melewati hari - harinya, bak dunia milik mereka. Dan putri sulungku merasa sakit hati melihat postingan kebahagiaan bapaknya.Berbeda dengan putri bungsuku. Akhir - akhir ini ia justru selalu mengeluh kangen bapaknya. Wajar, karena memang dia yang lebih dekat dengan bapaknya. Putri bungsuku sangat manja dan lengket dengan bapaknya dari pada de
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part58Aku bergegas membuka pintu. Dan pertama yang ku lihat adalah wajah ibu mertuaku.Entahlah, aku harus bahagia atas kedatangannya atau sebaliknya. Yang terlintas di benakku saat ini hanyalah mulut pedasnya. Ya mulut pedas mertuaku yang membuat aku selalu menjaga jarak dengannya selama ini.Kondisi keluargaku saat ini sedang kacau. Konflik batin antara mas Dirga dan putriku sudah membuatku mengelus dada. Apa lagi sekarang kedatangan ibu mertuaku yang terkenal dengan mulut pedasnya.Ketakutan terbesarku adalah ibu mertuaku akan menutup mata dan hatinya untuk membela kecurangan anaknya. Itu ketakutan terbesarku.“ Sekar...emak udah salam dari tadi ndak di jawab? Wajib hukum menjawab salam itu. Malah ngelamun lagi....apa hobimu itu ngelamun?Ora b
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part57Sedetik setelah adegan gayung melayang dan mendarat tepat di wajah Riska, aku hanya mampu diam membisu. Tak ada kata yang mampu keluar dari mulutku. Reflek, aku menutup mulutku dengan kedua tanganku.Akhirnya aku beranikan diri untuk melirik mas Dirga. Wajah tenang yang selalu ia tampakkan di depan kedua putrinya kini berubah memerah. Matanya membulat sempurna bahkan berubah dominan warna merah. Ya, penuh amarah." Permata...apa yang barusan kamu lakukan? Hah!!!"Lagi, dia meneriaki putri sulungnya. Putri yang dulu selalu ia manjakan dengan tutur kata manis tanpa sedikit pun gertakan." Kenapa? Bapak tidak terima? Mbak Atta sudah bilang pelakor itu harus mati..!!!" Sahut putriku dengan seruan nada yang sama tingginya.
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku.#Part56Aku memalingkan wajahku. Aku hanya bisa memejamkan mataku. Sedangkan wajah mas Dirga semakin mendekati wajahku hanya satu jengkal tangan saja jarak di antara kami.Namun...tiba - tiba ponsel mas Dirga berdering. Sekali, mas Dirga mengabaikannya. Tapi ponsel itu terus menerus berdering.Mas Dirga melirik ponselnya di atas meja. Saat cengkeraman tangan mas Dirga mulai melemah, sekejap itu juga aku meloloskan diri dari pelukannya.Aku berhasil kabur dari pelukan mas Dirga, lolos dari suasana menyebalkan ini.Mas Dirga berdiri lalu mengambil ponselnya yang masih terus menerus berdering. Sesekali dia melirik padaku. Seakan ada rasa segan ingin mengangkat telpon itu. Apa kehadiranku menganggu?" Angkat saja." Celetukku.