#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamikiu
#part6
Matahari telah pulang ke peraduannya. Senja kini berganti malam. Dan pun malam semakin larut...!!Ku tarik selimut menutupi seluruh tubuhku, dingin sekali malam ini. Tiba - tiba ku rasakan sentuhan lembut di bawah selimutku..sentuhan tangan kekar mas Dirga mulai menari di bawah selimut. Tubuhku yang dingin seketika berubah hangat.Tangannya mulai menari nakal dengan lincah. Jantungku mulai berdetak kencang bahkan suhu tubuhku mulai memanas. Sengaja ku pejamkan mataku untuk menikmatinya.
"Buk...buka ahh selimutnya.." Bisik mas Dirga ditelingaku. Nafasnya begitu hangat.
Tak perlu ada pemberontakan segera ku hempaskan selimut itu dari tubuhku. Aku pasrah mas, batinku.
"Buk..kamu cantik sekali pakai gaun ini ..malam ini kamu sexy sekali.." Celetuk mas Dirga saat matanya melihat Lingerie merah yg ku kenakan malam ini.
Seperti pengantin baru. Gairah bercinta kami malam ini sungguh terbakar. Aku benar-benar rindu setuhan mesra suamiku. Rindu pelukan tubuh kekarnya.bRindu hangat nafasnya. Sungguh aku rindu semua tentangmu mas. Ku pejamkan mataku...menikmati indahnya syurga dunia malam ini.
"Gubraaaakkkkkkk......!!!" Tubuhku terjatuh di lantai. Seketika ku buka mataku. Aku memakai daster?? Lalu kemana Lingerie merah yang ku pakai?? Ku lirik plastik silver di atas meja riasku, masih disitu tepat dimana aku menaruhnya. Plastik silver berisi lingerie merahku.
Sial...ternyata cuma mimpi, gerutuku!! Kenapa begitu nyata, aku pun sangat menikmati adegan percintaan kami. Apa segitu hausnya aku rindu belaianmu mas??
Ku kucek mataku berkali-kali. Ku tepuk- tepuk pipiku tapi tak merubah kenyataan kalau tadi hanyalah mimpi. Ku lirik jam dinding yg mengantung di atas ranjangku.Pukul tiga dini hari. Tapi kenapa aku hanya tidur di ranjang sendiri. Kemana mas Dirga?
Ku angkat tubuhku yg agak nyeri, sepertinya aku jatuh dari kasur lumayan keras.Tulang punggungku dan tangan kiriku nyeri sekali. Segera ku raih ponsel hpku. Dua pesan whatsaap belum terbaca dan beberapa kali misscall dari mas Dirga.
"Buk...bapak hari ini nginep di kantor. Ban mobil bapak kempes jadi gak bisa pulang. Tadi ada meeting dadakan juga Bu.." isi whatsaap pertama suamiku.
"Buk..kok ga diread, gak dibls? Ga usah nungguin bapak pulang, bapak di kantor nginep...ada Rudi juga kok, cepet istirahat bu.." Isi w******p kedua suamiku. Rudi adalah teman dekat mas Dirga. Kebetulan Rudi juga tetangga rumah di kampung kami. Jadi kami bertiga sama-sama kenal dari masa remaja kami sampai sekarang tali silaturohmi dengan Rudi pun masih terjaga dan kebetulan Rudi sekantor dengan mas Dirga.
Ku leparkan ponselku ke kasur tanpa ku balas pesan dari mas Dirga. Aku kecewa!! Kecewa karena adegan indah tadi hanyalah mimpi. Kecewa sekali bahkan tepatnya kesal!!! Ternyata mas Dirga tidak pulang. Entahlah...aku tak percaya dengan alasan mas Dirga tak bisa pulang karena ban mobil kempes!! Kan bisa pulang pakai taxi online atau ojek online?? Dan ini juga kali pertama mas Dirga nginep di kantor. Sekalipun dengan embel-embel bahwa dia nginep bersama Rudi, rasanya ada yang menganjal di hatiku. Otakku ku paksa untuk percaya agar kewarasanku masih terjaga. Tapi hatiku sungguh memberontak!! Ya...aku curiga dan tidak percaya!!
***
"Krompyaang...krommpyaaangg...krompyang..." Suara riuh piring-piring yg ku cuci. Aku luapkan kekesalanku pada piring-piring kotor itu.
"Ya ampun ibuk...ibuk berisik sekali.." Celetuk mbak Atta sambil kedua tangannya menutupi kedua kupingnya.
"Sekalian pecahin aja piringnya...biar ramai...!!" Tambah Bungsuku dari kejauhan sambil tertawa kecil.
"Ibu itu mau nyuci piring apa mau perang sih?" Sahut mbak Atta, mata yg belo indah itu pun sedikit melotot.
"Habisnya ibu kesel, punya dua anak gadis udah perawan gak ada yang mau bantuin nyuci piring.." Alibiku, aku tak mau mereka tau kalau sebenernya ibunya murka dan melampiaskan ke piring-piring kotor itu gara-gara bapaknya enggak pulang semalam.
"Semalem udah suit kok buk, harusnya jatah nyuci piring pagi ini dek Galuh.." Sahut sulungku sambil mengunyah sarapannya.
"Iya maaf...harusnya adek yang nyuci piring. Tapi pagi ini adek bangun kesiangan jadi gak sempet deh cuci piring. Maaf ya ibuku cantik..." Sahut bungsuku, sambil mengecup pipiku dari belakang. Seperti biasa sikap manjanya merayuku.
"Ya udah gih buru sarapan ntar telat berangkat sekolahnya.." Sambil ku elus kedua rambut gadis-gadisku.
"Loh..bapak mana buk? gak ikut sarapan? Mobilnya juga nggak ada? Bapak udah berangkat ngantor buk?" Cerocos mbak Atta tanpa jeda, sambil mengunyah mulutnya masih terisi penuh makanan hingga bibir mungilnya monyong seperti bibir ikan Lohan.
"Mbak Atta nanya kaya kereta api...bapak nginep di kantor soalnya mau pulang ban mobilnya kempes. Bapak nginep ama om Rudi juga kok..." Jawabku sambil tersenyum. Mencoba menutupi kekecewaanku,a ku tak mau anak-anakku melihat ibunya galau. Aku tak mau melibatkan mereka dalam kecurigaanku atas kejanggalan kelakuan bapaknya.
***
Sepekan telah berlalu. Setelah terakhir kali ku temukan kotak kecil berisi lipstik di tas kerja suamiku. Dan tepatnya hari ini adalah tanggal pernikahan kami. Hatiku sedikit cemas akan hari Anniversary Wedding kami. Saat ku temukan lipstik itu, ku buat hatiku percaya jika itu jadi surprise kado anniversary wedding kami. Aku tak mau berfikir aneh-aneh.
"Tinnt...tiint...tint..." Bunyi klakson mobil mas Dirga.
Ku liat jam ditanganku, menunjukkan tepat jam lima sore.Tapi kok mas Dirga udah pulang? Sesegera ku berlari untuk membukakan pintu pagar.
"Pak kok tumben jam segini udah pulang?" Tanyaku sungguh penasaran.
"Ibuk mau bapak lembur terus ya...,oh iya maaf semalam bapak terpaksa nginep di kantor gara-gara ban si*lan ini nih.." Jawab mas Dirga sambil menendang ban mobilnya.
"Ya aneh aja lah pulang sore.. biasanya pulang sampai malam, lembur terus sampe gak ada waktu buat ibu..." Sahutku masih sedikit kesal gara-gara dia tidak pulang semalam.
"Kan bapak udah minta maaf istriku sayang..." Suara mas Dirga dengan nada manja, sambil memeluk tubuhku dari belakang.
Serrrr...jantungku bergetar..pipiku merona dan tiba-tiba teringat mimpiku semalam. Harum nafas suamiku pun tercium nyata saat pipinya menempel di pipiku. Rasanya ingin ku hentikan waktu,baku menikmati adegan receh seperti ini.
"Iiiihhh ..udah jangan peluk-peluk...ntar anak-anak liat,malu ahh..buru mandi gih..baukk." Candaku sedikit manja. Ku putar tubuhku lalu ku dorong tubuh suamiku.Ku ikuti langkahnya dari belakang .
***
Malam telah larut. Dan moment yang ku tunggu-tunggu akhirnya tiba. Akhirnya aku kenakan Lingerie merah itu, dan ku pastikan ini bukan mimpi.
Ku sembunyikan tubuhku di bawah selimut. Sebenarnya aku sedikit geli, ini pertama kali aku mengenakan gaun model aneh ini! Sejujurnya aku risih juga tidak percaya diri. Tetap ku sembunyikan tubuhku terbungkus selimut. Aku ingin melihat respon mas Dirga dengan penampilanku ini. Sungguh aku penasaran.
Tiba-tiba mas Dirga menarik selimut yang menutupi tubuhku. Matanya yg sedikit sipit berubah melotot.Bibir nya melongo membentuk huruf O dengan sempurna.
"Hah....wkkkwkk...wkkkwkk...hahaaha...wkkkwkk..." mas Dirga tertawa terkekeh-kekeh
"Apa - apa'an sih kamu itu buk..wkkkwkk..." Suamiku masih menertawaiku.
"Coba ibu ngaca gih, ngapain pakek baju model gitu, emang ibu model?? Malu tuhh ama perut gelambir ibu..." Mas Dirga masih tertawa bahkan tangannya sambil memegang perutnya.
"Jadi ibu nggak pantes pakek Lingerie...??" Jawabku ketus penuh kecewa
"Ohh itu namanya Lingerie??Kalau mau pakek model baju aneh gitu diet dulu dong sayang..." Jawab suamiku sedikit merayu.
"Ya udah ibu ngantuk...mau tidur..." Sahutku singkat
Lalu ku tutup mukaku dengan bantal. Ku miringkan posisi tubuhku membelakanginya.Tak ku hiraukan mas Dirga yang masih mengajak ngobrol. Aku pura-pura tidur. Aku kecewa. Aku malu, aku muak!! Ternyata kenyataannya tak seindah mimpiku kemarin malam!! Dasar Ligerie sial*n!! Besok aku bakar baju aneh kurang bahan ini!!
Pagi telah tiba. Seperti biasa aku sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk suami dan anak-anak. Saat ku asik bergelut dengan masakanku, tiba-tiba mas Dirga memeluk tubuhku dari belakang.
"Selamat hari jadi pernikahan ya istriku..." Suara lembut mas Dirga berbisik di telingaku
"Ini kado special buat ibu.." Mas Dirga memutar tubuhku,sambil menyodorkan sebuah kotak berukuran sedang ditanganku. Lalu mendarat kecupan kecil di keningku.
"Bukanya ntar kalau bapak udah berangkat kerja ya..,bapak enggak sarapan buk, soalnya buru-buru. Ada jadwal meeting pagi ini. Bapak belum nyiapin presentasinya. Bapak berangkat sekarang ya bu.." Celoteh suamiku sambil tangannya sibuk mengenakan sepatu.
"iya Pak...,makasih kado anniversary nya.." Sahutku sambil tersenyum manis.
Jantungku berdetak mulai tidak beraturan, deg-deg'an bercampur penasaran. Apa isi kado mas Dirga yang ia berikan untukku. Sedikit gemetar saat tanganku membuka isi kotak berukuran sedang itu. Dan isinya ternyata seperangkat perhiasan lengkap. Kalung, gelang, cincin dan sepasang anting dengan model terbaru. Bukankah ini termasuk kado mewah untukku? Tapi kenapa aku tak bahagia??Kenapa aku kecewa??
Dadaku mulai sesak!!Lalu kotak kecil berisi Lipstik no 7 Red chili itu untuk siapa jika bukan untukku??
Bersambung....
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part7Aku masih termenung sendiri di kamarku. Masih ku pandangi kotak kecil berisikan sepaket perhiasan kado dari mas Dirga. Entahlah, aku enggan memakainya. Ya, kuakui ini memang mewah dan ini kali pertama suamiku memberikan kado perhiasan bahkan sepaket. Tetap saja aku kecewa. Fikiranku kacau, memikirkan kejadian semalam gara-gara lingerie sialan juga memikirkan lipstik siapa yang ku temukan di tas mas Dirga sepekan yang lalu. Apa lagi respon mas Dirga saat ku kenakan lingerie itu dan mengejek perutku yang bergelambir. Aku sudah melahirkan dua anaknya, wajar saja kalau perutku tak sesingset waktu gadis dulu. Seketika ku pegang perutku, ku cupit penuh kesal!!Ku beranjak bangun. Ku langkahkan kakiku menuju kaca full body di pojokan kamarku. Aku berdiri, ku miringkan tubuhku ke kanan dan ke kiri. Dasar perut gelambir, gerutuku!! Benar saja udah kaya hamil tiga bulan, ba
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part8Dan akhirnya malam itu aku dan mas Dirga memadu cinta, setelah satu bulan lamanya dia tak menyentuhku. Tidak ada yang special malam itu. Entahlah, mungkin mas Dirga melakukannya hanya sebatas memenuhi kewajibannya yaitu memberikan nafkah batin padaku. Meski tiada moment yang special, tapi aku masih tetap bersyukur mas Dirga masih mau memenuhi kewajibannya.Pagi telah tiba. Sang surya pun telah memancarkan sinar hangatnya. Ku putuskan untuk diet, maka sengaja aku lari kecil keliling komplek perumahanku. Akan ku jadikan agenda rutin di pagiku. Keringat di seluruh tubuhku mulai mengucur. Wajahku pun mulai di basahi oleh keringatku sendiri, sesekali ku usap dengan handuk kecil yang melingkar di leherku. Tiga kali sudah ku putari gang komplek perumahanku. Nafasku mulai tersenggal - senggal, aku mulai kecapekan. Dasar aku yang tak pernah berolah raga, pekikku dalam hati.
#Aku Pertama Tapi ke -2 di Hati Suamiku #part9 Sudah tiga hari lamanya aku terbaring di rumah sakit. Kondisiku sedikit membaik, tapi tubuhku masih sangat lemas. Dokter menjelaskan bahwa Tifus yang ku derita bukan karena diet ketatku, itu karena suatu bakteri jahat pada ususku tapi diet ketatku juga berpengaruh membuat tubuhku semakin drop. Akhirnya dokter menyarankan padaku untuk berhenti diet. Aku sedikit kecewa, aku harus berhenti diet. Padahal aku lagi semangat - semangatnya berolah raga. Aku hanya pasrah, sekarang yang terpenting aku bisa pulih kembali. Aku harus sehat dan segera pulang ke rumah. Aku terlelap sejenak. Mungkin karena pengaruh obat di tubuhku jadi sering kali aku tertidur. Samar - samar ku dengar suara yang tak asing lagi di telingaku. Ya, benar itu suara ibu mertuaku. Aku merasa semakin lemas aja bukan gara- gara penyakitku,tapi karena kedatangan ibu mertuaku. Oh Tuhan...aku tak mau menjadi mena
#Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part10Aku masih bertanya - tanya. Isi otakku sudah penuh dengan seribu pertanyaan. Aku belum bisa mencerna apa maksud pesan singkat itu. Panggilan "Ayah" untuk suamiku. Aku memang mengetahui dan sadar bahwa suamiku tak setia lagi. Tapi memang aku memilih diam dan saat ini belum berani menyelidiki dengan perempuan mana dia memadu kasih. Dan sekarang semakin aku penuh tanda tanya besar, kenapa ada transferan masuk sebanyak sepuluh juta ke rekening suamiku?? Jika memang ini suatu bisnis, bukankah tak wajar dengan embel - embel panggilan "Ayah" dan sebutan "Sayang"???Aku terduduk lemas. Rasanya kakiku telah kehilangan tulang - belulangnya. Aku menahan sesak di dadaku. Mataku mulai nanar. Tapi aku tak boleh menangis!!. Bukankah sudah ku putuskan untuk diam dan pura- pura tidak tahu!! Entahlah apa lagi setelah kejadian ini , kejanggalan - kejanggalan yang tak sengaja ku temui akan siap
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part 11Ayam berkokok bertanda pagi telah datang. Udara dingin angin subuh ini menembus sampai ke tulang - belulangku. Ku tarik selimut sampai menutupi kepalaku, tapi dinginnya masih bisa ku rasakan. Aku putuskan enggan beranjak dari kasur empukku. Segala rutinitas pagiku untuk kali ini tak ku hiraukan sejenak. Aku lebih memilih memejamkan mataku lagi , anggap saja ini balas dendam karena semalam aku tak bisa tidur nyenyak gegara insom memikirkan isi chat mesra itu. Ku miringkan posisi tubuhku, ku raih guling di sampingku dan ku peluk erat, posisi ternyaman untuk melanjutkan mimpi pagi ini.Terdengar samar - samar riuhnya suara anak-anakku dari ruang dapur. Mungkin sekarang mereka sedang binggung mencari sarapan dan aku tidak menyiapkannya seperti hari - hari biasanya. Walau aku memilih bermalas - malasan pagi ini, tidak memasak untuk sarapan me
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part12Ku buka mataku berlahan - lahan. Terpasang selang infus di tangan kiriku. Nampak tirai warna hijau di sekelilingku. Dan benar....??? Aku dirumah sakit lagi..!! Kepala ku masih sedikit pusing, indera penglihatanku pun belum bekerja secara sempurna, masih berkunang - kunang. Aku ingat-ingat kembali hal bodoh yang aku lakukan hingga aku berujung tertidur di ranjang rumah sakit ini untuk kesekian kalinya. Arrgghhh....bodohnya aku!!! Ku maki diriku sendiri!!!"Bu...,ibu udah sadar?" Tanya mas Dirga sambil tangannya mengusap lembut rambutku.Entah kapan dia masuk, aku tak menyadari kedatangan suamiku. Seketika tubuhnya yang kekar sudah di samping ranjangku. Aku ingin sekali menatap lama wajahnya. Tapi aku sangat muak jika teringat hal menjijikkan kelakuan bejatnya di belakangku."K
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part13Banyak jalan menuju Roma, seperti pepatah tersebut...maka banyak cara untuk membalas penghianatanmu, Mas. Kuras isi dompet si gundik itu, bukankah dia sendiri yang menawari uangnya untuk membahagiakan aku?? Baiklah, aku turutin tawaran gundikmu itu, akan ku nikmati hartanya. Berdosa kah aku??! Aku pun tak tahu...!!!Benar saja yang ku lakukan seperti hal layak wanita di luar sana, hobby shoping, hobby nyalon. Kini ku sibuk mempercantik diri, aku sudah bosan di cemo'oh oleh suamiku sendiri, Sekar yang polos lugu dan katrok sudah mati!!.Aku sudah berdiri di depan salon kecantikan langgananku. Hari ini aku putuskan untuk menicure dan pedicure ala ala emak - emak sosialita. Keren kan?? Bukankah itu yang mas Dirga mau?? Istrinya sibuk shoping dan nyalon hingga dia bisa bebas sibuk dengan gundiknya. Aku turuti, Mas!! Toh yang
Aku Pertama Tapi ke-2 di Hati Suamiku#part14Ada fase dimana kita harus berpura- pura tidak tahu setelah mengetahui semuanya, bahkan dengan kedua mata sendiri. Ada fase dimana kebohongan tidak perlu dipertanyakan lagi, sekalipun seribu tanya memenuhi isi hati. Karena percuma meminta penjelasan kepada seorang "Maling" karena sekali berbohong, maka selanjutnya yang keluar dari mulut sampahnya hanyalah kebohongan lagi yang dibumbui dengan kata- kata manis, bahkan akan terus berbohong untuk menutupi dan menyempurnakan kebohongannya. Nggak ada maling yang ngaku, maling ngaku penjara penuh!!! Tepat seperti pepatah itu...nggak mungkin aku pertanyakan kepada mas Dirga siapa wanita yang bersamanya di cafe itu?? Nggak mungkin dia akan mengaku!!.Ku hirup nafasku dalam - dalam lalu ku hembuskan berlahan...ku ulangi lagi dan lagi, ku tuntun hatiku untuk tenang...!! Sabarlah hatiku, setidaknya untuk saat ini...