“Saya…barusan melayani klien yang sangat hyper, Dok.”
Langga melirik dokter yang merawatnya.
“Kamu lelaki komersil, ternyata.” Dokter perempuan itu tersenyum maklum, seakan sudah tak aneh dengan kondisi pasiennya yang seperti ini.
“Lelaki komersil yang apes bertemu klien psikopat!” dengus Langga sambil memejamkan mata, menahan perih di tubuhnya saat obat ini dibaluri pada luka-luka yang dia derita.
“Sayang sekali…padahal kamu memiliki badan bagus dan wajah yang sangat tampan, kenapa sih harus ambil jalan pintas untuk cari cuan?” si dokter ini malah menasehati Langga, seolah menasehati anak kecil yang nakal.
Langga terdiam, nasehat dokter ini bak menghujam hatinya. “Makasih nasehatnya, Dok….” Tanpa Langga sadari dokter ini menatapnya dengan pandangan aneh. Lalu dokter ini menarik napas panjang, sambil angkat bahu.
Dokter dan Langga sama-sama diam, pada dasarnya Langga memang agak irit bicara, apalagi soal profesinya yang bagi sebagian orang dianggap sangat hina ini.
Dokter ini terus telaten memolesi luka-luka di sekujur tubuh Langga, yang kini hanya mengenakan celana boxer, karena kakinya pun menderita luka cambukan.
“Kupikir hanya wanita komersil yang sering jadi korban, ternyata lelaki komersil juga bisa mengalami kekerasan dari perempuan.” Si dokter ini bergumam sendiri.
Langga kini diminta tengkurap, si dokter ini makin geleng-geleng kepala, karena di punggung Langga, balur-balur juga lumayan banyak, bahkan ada yang mengeluarkan darah. Karena melihat parahnya luka di sekujur tubuh Langga, dokter tersebut merekomendasikannya untuk rawat inap. Sendirian meratapi nasibnya yang menyedihkan, dia berpikir untuk lepas dari jerat Tante Erna.
“Aku harus lepas dari jeratan Tante Erna…tapi bagaimana caranya..?” batin pemuda ini ini sambil duduk bersandar di ranjang perawatan ini.
Kembali Langga ingat peringatan mendiang Astrid, hati-hati dengan Tante Erna yang di sebut Astrid seorang psikopat, hingga suaminya Adi Wibowo sejak lama ingin menceraikannya..!
Langga selama ini tak punya sahabat dekat selain Astrid, andai wanita itu masih hidup, tentu dia tak segan curhat. Ingat nasib tragis wanita jelita ini, berkali-kali Langga menarik nafas dan berharap misteri kematian Astrid suatu saat akan terbongkar.
“Aku tak yakin Astrid tewas karena murni kecelakaan, pasti ada yang sengaja menyabotase mobilnya.” Batin Langga sambil menatap dinding klinik ini.
Langga juga menyesali dirinya yang terlalu pengecut sebagai laki-laki, andai dulu dia mengikuti nasehat Jali, paman angkatnya, agar berlatih ilmu beladiri, mungkin dia tak akan dipermainkan begini, oleh seorang wanita pula.
Apes banget nasibku, keluh Langga lagi, seakan menyesali langkahnya yang menerima ajakan Mami Ela jadi pria komersil, hanya karena faktor ekonomi dan agar terlihat tajir. Dan kini dia terjerumus dalam ke dunia gigolo, tanpa tahu bagaimana caranya keluar dari lubang dalam dan kejam ini.
*****
“Hmm…kamu ingin berhenti melayani Tante Erna?”
Mami Ela menatap Langga yang duduk lesu di ruang kerjanya yang mewah, wajahnya menatap tajam ke wajah pemuda tampan ini. Akhirnya, setelah berpikir matang saat dirawat kemarin, Langga memberanikan diri menghadap Mami Ela.
Langga langsung mengangguk dan balik menatap Mami Ela dengan wajah lesunya.
“Tak semudah itu Langga. Kamu tahu, aku pun baru saja kena damprat wanita itu. Dia marah kamu menutup ponsel selama tiga mingguan ini, sehingga kirim 3 anak buahnya untuk jemput kamu di kampus.”
Pandangan Langga menengadah, kaget mendengar penuturan Mami Ela. Setelah berhenti sejenak, Mami Ela melanjutkan ucapannya.
“Maaf… aku terpaksa membocorkan tempat kuliah kamu,” akunya, “Kali ini kita berhadapan dengan wanita yang berkuasa dan tak segan halakan segala cara untuk menikmati jasa kamu. Wanita itu sudah tergila-gila dengan kamu, Langga. Ini soal hati, loh yaa.”
Langga menahan diri untuk tidak mendengus. “Tapi bagaimana nasibku Mam? Lihat badanku! Bullshit soal hati! Apakah nunggu aku terkapar mati, baru aku bisa lepas?!”
Langga langsung melepas kaosnya.
“Oh my god, sadis sekali…!” Mami Ela sampai terperanjat, tak mengira Langga menderita separah ini. “Cepat tutup Langga! Kamu bikin aku merinding saja!” ujarnya agak histeris. “Kok bisa ada wanita sesadis itu?” Mami Ela sampai berdiri membantu gigolo favoritnya ini memasangkan kaos kembali.
Dari kesal, Mami Ela berbalik iba melihat gigolo favoritnya ini, bagaimana pun dari 10 model pria tampan yang jadi anak asuhnya, Langga Kasela adalah pria komersil paling laku di-booking para klien-kliennya selama ini.
“Duhhh, kamu masih begini…padahal ada seorang klien lagi yang udah nunggu, loh.” Mami Ela berdecak. Dia baru saja kehilangan pundi-pundi dari satu bonekanya karena luka yang diderita pria tersebut. “Keterlaluan sekali Tante Erna itu, nanti aku akan balik menegurnya!” janji Mami Ela.
Melihat Mami Ela sudah iba terhadap kondisinya, Langga kembali meminta bantuan untuk bisa lepas dari jerat tante psikopat satu itu.
“Sebenarnya, aku punya alasan lain untuk lepas dari perempuan sadis itu, Mam.”
“Apa?”
Langga menelan salivanya sejenak, sebelum melanjutkan kalimatnya. “Kematian Astrid ada hubungannya dengan wanita ini!”
Mata Mami Ela membola. “Kamu jangan ngomong sembarangan, Langga, kalau tak punya bukti ini bisa jadi fitnah. Nyawa kamu bisa terancam!”
“Saat ini, aku memang belum punya bukti, Mam. Tapi, aku janji akan cari tau, dan buktikan semuanya!”
*****
BERSAMBUNG
Bannon hanya menunduk, gayanya tak ubahnya seorang anak TK yang bersiap kena marah bu gurunya. ‘Si guru’ ini antara gemas, marah dan kesal campur aduk.Syahila menghela nafas panjang, andai saja lengan kirinya tak di pasangi infus, sejak tadi dia ingin menabok wajah suaminya menumpahkan kekesalan hatinya.Tapi saat melihat kelakuan suaminya ini, hati siapa yang tak gemas sekaligus ingin tertawa!Dua perawat yang tadi bantu proses persalinan membiarkan kedua suami istri sepadan ini bicara.Tapi mereka sepakat, iri melihat sang suami yang sangat ganteng dan istrinya yang jelita ini dan kini lahirlah seorang junior tampan yang mewarisi keduanya.“Ehemm, cantik banget yaa mami si Banina itu, keibuan lagi dan…sangat dewasa!” cetus Syahila.“I-ya…cakep kayak artis si Celine Evaaa….!” Bannon mengatupkan lagi rahangnya saat mata Syahila yang indah bak bintang kejora melotot.Namun saat melihat sang suami langsung menunduk, mata indah indah ini kembali normal.“Bang, jujur deh, apakah selama in
Bannon sudah memensiunkan baju seragam militernya. Dia kini menjadi eksekutif muda, kerjasama dengan perusahaan Abu Magun sepupunya, juga pastinya perusahaan ayahnya.Bannon juga menempati gedung perkantoran Sulaimin Group yang berada di lantai 17, dari 37 lantai gedung mewah ini.Dari berseragam militer, Bannon kini kini sering tampil trendy dengan jas dan dasi.Ritme kehidupan Bannon berjalan baik sampai usia kandungan Syahila sudah memasuki usia 9 bulanan. tapi diam-diam, Bannon tetap jalin komunikasi dengan Angel dan anaknya Banina.Hingga suatu hari usai bertemu sesama pengusaha lainnya, di sebuah kafe yang berada di Plaza Indonesia, Bannon tak sengaja melihat Angel dan Banina.Setelah meminta dua stafnya dan sekretarisnya duluan ke kantor, dengan senyum lebar pria ini mendekati ibu dan anak ini.Hati tak bisa di bohongi, amor cinta sudah begitu mendalam dengan si janda jelita ini.Angel apalagi, tak menyangka bertemu mantan kekasihnya yang makin tampan dan pastinya makin kelihat
Angel tak langsung mengiyakan, dia menatap Bannon. “Bang…bagaimana dengan Syahila, istri Abang itu,” Bannon terdiam.Melihat pria ini terdiam, Angel tersenyum maklum, walupun usianya dengan Bannon hanya terpaut satu tahun lebih muda dari pria ini. Tapi Angel memiliki pikiran dewasa.Kedewasaan ini lah yang membuat Bannon selalu teringat Angel hingga saat ini. Benar-benar mirip mendiang Yurica sifatnya. Juga pengertiannya yang itu yang tak bisa Bannon lupakan hingga kini.Angel seorang wanita dan paham, belum tentu Syahila ikhlas menerima dia sebagai madunya.“I-itu…nanti akan aku bicarakan dengan Syahila..!” agak tergagap juga Bannon bicara.“Bang…aku akan mengiyakan ajakan Abang menikah…syaratnya adalah, pertemukan aku dengan Syahila dan ingat…seandainya Abang menikahiku, karir Abang di militer habis…pikirkanlah lagi. Abang masih muda, masih bisa meraih pangkat bintang di bahu Abang!”Kaget lah Bannon, mempertemukan kedua wanita cantik ini, bagaimana tanggapan Syahila, mana lagi hami
Kakek Langga tersenyum memandang hasil tes DNA, hasilnya adalah 99,9 persen Malik Sulaimin identik.Kini tak ada keraguan lagi dari si kakek ini, kalau Malik adalah memang benar buyutnya, anak dari Aldi Sulaimin dan Selena, ibu dari si bocil ini.Kakek Langga sengaja lakukan itu, untuk menyakinkan hatinya, kalau Malik adalah buyutnya...karena Kakek Langga ingin berikan warisan besar buat Malik.Hasil inipun langsung dia kirim ke Kandi Sulaimin, pria setengah tua ini pun bahagia, sama seperti ayahnya Langga Kasela, Kandi Sulaimin juga plong.Besoknya, Kandi dan Nadia langsung terbang dengan private jet ke Banjarmasin.Hati tak bisa di bohongi rasa sayang pada cucu sendiri sangat besar. Kandi langsung memeluk cucunya ini.Kali ini Malik lagi-lagi menerima dengan baik kakek kandungnya sendiri. Melihat ketampanan kakeknya, ceplosan Malik bikin Nadia melotot sambil tertawa."Kakek ganteng banget, nggak pingin nambah nenek baru buat Malik ya kek!" cerocos Malik, telinganya langsung di jewer
Bungki ternyata menurun kecerdasan ayahnya, walaupun tak punya uang, tapi akal cerdiknya jalan. Dia jual ponsel mahalnya yang dibelikan Bannon, seharga 15 jutaan.Ponsel berharga hampir 30 juta ini tentu saja langsung di beli pemilik gerai ponsel. Si pemilik gerai tahu ini ponsel premium dan baru 4 bulanan di pakai Bungki.Bungki langsung ke bandara dan tujuannya bukan ke Timur Tengah, tapi ke Kalimantan. Dia ingin ke Banjarmasin. Tempat yang belum pernah ia datangi.Siapa yang di temuinya…?Inilah yang membuat Abu Magun gagal mencarinya, juga aparat kepolisian dan tentara di Jakarta. Sebab di saat bersamaan Bungki sudah berada di Bandara Syamsudinor, Banjarbaru.“Om Bannon pernah bilang kakek buyut dan nenek buyut ada di Banjarmasin,” batin si bocil ini.Dalam hati Bungki, sebenarnya sudah mengakui kalau Abu Magun ayah kandungnya.Saat melihat wajah Abu Magun, Bungki sudah kagum sekali. “Tak heran Umi jatuh cinta dengan Abi….ganteng soalnya!” bibirnya malah senyum sendiri.Tapi pikir
“Bang…tenang dulu, biar nanti aku bujuk pelan-pelan, entah kenapa Bungki eh si Malik jadi mendadak berubah, begitu tahu Abang adalah ayah kandungnya?” Bannon mencegah Abu Magun yang ingin kejar Bungki.Abu Magun terdiam dan mengangguk.Bungki ternyata kabur dari rumah dan tak pulang hingga malam hari, ponselnya pun sengaja tak di aktifkan. Setelah berkali-kali Bannon mencoba mengontaknya.Bannon apalagi Abu Magun bingung juga dengan perubahan si Bungki, kenapa bisa mendadak berubah dan agaknya marah dengan Abu Magun.Marahnya kenapa? Seharusnya dia bahagia akhirnya tahu kalau Abu Magun adalah ayah kandungnya. Dan tak sengaja malah di temukan Bannon, yang ternyata Om nya sendiri.Bannon sampai menelpon guru dan beberapa teman Bungki di sekolah Paket A. Apakah anak itu ada ke sana. Namun semuanya bilang tidak ada.Abu Magun langsung khawatir dengan anak sulungnya ini.“Jangan khawatir Bang, Bungki itu anak yang