Share

Bab 5: Tercebur Dalam Lembah Dosa

“Saya…barusan melayani klien yang sangat hyper, Dok.”

Langga melirik dokter yang merawatnya.

“Kamu lelaki komersil, ternyata.” Dokter perempuan itu tersenyum maklum, seakan sudah tak aneh dengan kondisi pasiennya yang seperti ini.

“Lelaki komersil yang apes bertemu klien psikopat!” dengus Langga sambil memejamkan mata, menahan perih di tubuhnya saat obat ini dibaluri pada luka-luka yang dia derita.

“Sayang sekali…padahal kamu memiliki badan bagus dan wajah yang sangat tampan, kenapa sih harus ambil jalan pintas untuk cari cuan?” si dokter ini malah menasehati Langga, seolah menasehati anak kecil yang nakal.

Langga terdiam, nasehat dokter ini bak menghujam hatinya. “Makasih nasehatnya, Dok….” Tanpa Langga sadari dokter ini menatapnya dengan pandangan aneh. Lalu dokter ini menarik napas panjang, sambil angkat bahu.

Dokter dan Langga sama-sama diam, pada dasarnya Langga memang agak irit bicara, apalagi soal profesinya yang bagi sebagian orang dianggap sangat hina ini.

Dokter ini terus telaten memolesi luka-luka di sekujur tubuh Langga, yang kini hanya mengenakan celana boxer, karena kakinya pun menderita luka cambukan.

“Kupikir hanya wanita komersil yang sering jadi korban, ternyata lelaki komersil juga bisa mengalami kekerasan dari perempuan.” Si dokter ini bergumam sendiri.

Langga kini diminta tengkurap, si dokter ini makin geleng-geleng kepala, karena di punggung Langga, balur-balur juga lumayan banyak, bahkan ada yang mengeluarkan darah. Karena melihat parahnya luka di sekujur tubuh Langga, dokter tersebut merekomendasikannya untuk rawat inap. Sendirian meratapi nasibnya yang menyedihkan, dia berpikir untuk lepas dari jerat Tante Erna.

“Aku harus lepas dari jeratan Tante Erna…tapi bagaimana caranya..?” batin pemuda ini ini sambil duduk bersandar di ranjang perawatan ini.

Kembali Langga ingat peringatan mendiang Astrid, hati-hati dengan Tante Erna yang di sebut Astrid seorang psikopat, hingga suaminya Adi Wibowo sejak lama ingin menceraikannya..!

Langga selama ini tak punya sahabat dekat selain Astrid, andai wanita itu masih hidup, tentu dia tak segan curhat. Ingat nasib tragis wanita jelita ini, berkali-kali Langga menarik nafas dan berharap misteri kematian Astrid suatu saat akan terbongkar.

“Aku tak yakin Astrid tewas karena murni kecelakaan, pasti ada yang sengaja menyabotase mobilnya.” Batin Langga sambil menatap dinding klinik ini.

Langga juga menyesali dirinya yang terlalu pengecut sebagai laki-laki, andai dulu dia mengikuti nasehat Jali, paman angkatnya, agar berlatih ilmu beladiri, mungkin dia tak akan dipermainkan begini, oleh seorang wanita pula.

Apes banget nasibku, keluh Langga lagi, seakan menyesali langkahnya yang menerima ajakan Mami Ela jadi pria komersil, hanya karena faktor ekonomi dan agar terlihat tajir. Dan kini dia terjerumus dalam ke dunia gigolo, tanpa tahu bagaimana caranya keluar dari lubang dalam dan kejam ini.

*****

“Hmm…kamu ingin berhenti melayani Tante Erna?”

Mami Ela menatap Langga yang duduk lesu di ruang kerjanya yang mewah, wajahnya menatap tajam ke wajah pemuda tampan ini. Akhirnya, setelah berpikir matang saat dirawat kemarin, Langga memberanikan diri menghadap Mami Ela.

Langga langsung mengangguk dan balik menatap Mami Ela dengan wajah lesunya.

“Tak semudah itu Langga. Kamu tahu, aku pun baru saja kena damprat wanita itu. Dia marah kamu menutup ponsel selama tiga mingguan ini, sehingga kirim 3 anak buahnya untuk jemput kamu di kampus.”

Pandangan Langga menengadah, kaget mendengar penuturan Mami Ela. Setelah berhenti sejenak, Mami Ela melanjutkan ucapannya.

“Maaf… aku terpaksa membocorkan tempat kuliah kamu,” akunya, “Kali ini kita berhadapan dengan wanita yang berkuasa dan tak segan halakan segala cara untuk menikmati jasa kamu. Wanita itu sudah tergila-gila dengan kamu, Langga. Ini soal hati, loh yaa.”

Langga menahan diri untuk tidak mendengus. “Tapi bagaimana nasibku Mam? Lihat badanku! Bullshit soal hati! Apakah nunggu aku terkapar mati, baru aku bisa lepas?!”

Langga langsung melepas kaosnya.

“Oh my god, sadis sekali…!” Mami Ela sampai terperanjat, tak mengira Langga menderita separah ini. “Cepat tutup Langga! Kamu bikin aku merinding saja!” ujarnya agak histeris. “Kok bisa ada wanita sesadis itu?” Mami Ela sampai berdiri membantu gigolo favoritnya ini memasangkan kaos kembali.

Dari kesal, Mami Ela berbalik iba melihat gigolo favoritnya ini, bagaimana pun dari 10 model pria tampan yang jadi anak asuhnya, Langga Kasela adalah pria komersil paling laku di-booking para klien-kliennya selama ini.

“Duhhh, kamu masih begini…padahal ada seorang klien lagi yang udah nunggu, loh.” Mami Ela berdecak. Dia baru saja kehilangan pundi-pundi dari satu bonekanya karena luka yang diderita pria tersebut. “Keterlaluan sekali Tante Erna itu, nanti aku akan balik menegurnya!” janji Mami Ela.

Melihat Mami Ela sudah iba terhadap kondisinya, Langga kembali meminta bantuan untuk bisa lepas dari jerat tante psikopat satu itu.

“Sebenarnya, aku punya alasan lain untuk lepas dari perempuan sadis itu, Mam.”

“Apa?”

Langga menelan salivanya sejenak, sebelum melanjutkan kalimatnya. “Kematian Astrid ada hubungannya dengan wanita ini!”

Mata Mami Ela membola. “Kamu jangan ngomong sembarangan, Langga, kalau tak punya bukti ini bisa jadi fitnah. Nyawa kamu bisa terancam!”

“Saat ini, aku memang belum punya bukti, Mam. Tapi, aku janji akan cari tau, dan buktikan semuanya!”

*****

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status