Hari ini, Retha mendapat satu tambahan pekerjaan yaitu memasak untuk salah satu penghuni kostnya, yaitu Jihan. Retha harus sudah mulai memasak dari pagi karena Jihan akan ada kelas pagi ini,jadi semua harus sudah siap. Semalam Retha sudah bicara dengan bi Sumi, kalau mulai besok harus menambah porsi masaknya. Karena selain Satpam dan Lusi yang makan siang hari, akan ada tambahan personil yang akan makan dirumah Retha, yakni Jihan. Pukul delapan pagi, Jihan datang ke rumah Retha untuk mendapatkan sarapan paginya. Retha segera menyuruh Jihan masuk ke dalam rumah untuk sarapan bareng. "Vano kemana mbak? " tanya Jihan "Sudah berangkat sekolah, donk. Kan kalau anak SD masuknya jam tujuh. " jawab Retha dengan memberikan senyuman hangatnya. Jihan menepuk jidatnya, "Ah iya aku lupa. " Retha hanya tersenyum melihat tingkah Jihan. "Ayo, di makan. " Retha menyuruh Jihan segera makan, takut terlambat. Dengan senang hati Jihan memakan makanan yang terhidang di hadapannya. Walau cukup sederh
Retha, Jihan, Vano dan sekarang di tambah Abhi. sedang makan malam di salah satu tempat makan di mall itu. Vano terlihat bahagia hari ini, karena bisa bermain di tempat permainan anak, dan sekarang makan ayam kriuk kesukaannya. Ya, Vano menyebutnya ayam kriuk, karena saat di makan berbunyi kriuk... kriuk... Abhi minta ijin kepada semua yang ada disana untuk pergi ke toilet. Dan di saat itulah, Danil punya kesempatan untuk mendekati Retha. "Retha... " panggilnya lirih. Mendengar namanya dipanggil oleh suara yang sangat Danenalnya itu, Retha langsung menoleh ke asal suara. "Retha, beri aku kesempatan untuk bicara dengan mu. Empat mata. " Danil memohon kepada Retha. Retha merasa tidak enak dengan kehadiran Danil di antara Jihan dan Vano. Akhirnya Retha meminta tolong kepada Jihan untuk menjaga Vano. "Jihan tolong temani Vano dulu ya, mbak ada urusan bentar sama mantan suami mbak. Mbak akan duduk di sana. " kata Retha sambil menunjuk kursi kosong. " "Iya mbak, mbak tenang saja. "
Keesokan harinya, saat Danil sedang bekerja di luar kantor , Vio meminta ijin keluar kantor untuk menemui bu Ayu. Walau dia tidak begitu menyukai ibu dari kekasihnya itu, tapi Vio harus mengambil hati ibunya Danil untuk segera melakukan tindakan kepada Danil yang tidak segera menceraikan atau menandatangani surat gugatan cerai yang dilayangkan Retha. Dan disinilah Vio berada, di rumah bu Ayu. Ibunya Danil. Vio disambut dengan sangat hangat oleh ibu Danil tersebut. Karena bu Ayu sendiri sangat mengingknkan Vio untuk jadi istri istri Danil. "Kenapa kamu siang-siang kemari, Vio? Apa kamu tidak kerja? ' tanya Bu Ayu basa basi setelah menyambut kedatangan Vio, yang membawakannya paket sembako untuk oleh-oleh. " Ah, saya kerja tante,.Tapi karena ada yang ingin saya bicarakan dengan tante, makanya saya minta ijin kepada atasan saya untuk keluar sebentar. " jawab Vio memberikan alasana kedatangannya. "Apa yang ingkn kamu bicarakan denganku, Vio?" tanya bu Ayu tak mengerti. "Ini tentang m
Malam harinya sesuai keinginannya, Abhi datang ke rumah Retha. Kali ini dia tidak sendiri, tapi bersama sang mama yang ingin ikut dengan alasan ingin bertemu Jihan. Karena kemarin saat Jihan pindah ke tempat kostnya, bu Erina tidak ikut, karena suami bu Erina memintanya ikut dinas ke luar kota. Jadi dengan alasan itu, akhirnya Abhi mengijinkan mamanya ikut. Dan disinilah mereka berada, di rumah Retha. Dengan senang hati Retha menerima kedatangan bu Erina di rumahnya. Begitu juga dengan Jihan yang sama sekali tidak menyangka kalau mamanya akan datang, dia sangat senang karena banyak yang ingin diceritakan dengan mamanya itu. "Mama, mama datang? " kata Jihan menyambut mamanya. "Iya, kakakmu tadi katanya mau ke rumah Retha, jadi mama ikut sekalian karena ingin melihatmu. Mama kangen, Jihan. " ujar bu Erina memeluk jihan Jihan pun balas memeluk mamanya itu. "Ma, nanti ada yang mau Jihan ceritain sama mama. " kata Jihan berbisik di telinga mamanya. "Apa? " Bu Erina ikut berbisik "Na
Palu hakim telah di ketuk menandakan bahwa gugatan perceraian antara Retha dan Danil telah di kabulkan. Dan sekarang Retha sudah menyandang status barunya sebagai seorang janda dan Danil sebagai seorang duda. Hak asuh Vano pun Retha dapatkan. Karena selama ini Danil juga tidak pernah menyayangi Vano. Jadi untuk apa Vano hidup bersama dengan ayahnya. Tidak ada kesempatan bagi Danil untuk meminta rujuk kepada Retha, karena Retha sudah menutup pintu rujuk itu. Retha mengancam Danil, jika dia tidak mau bercerai, maka Retha akan mengeluarkan semua bukti perselingkuhannya dan kekerasan yang di lakukan Danil padanya. Kalau sudah begitu, bukan hanya berurusan dengan pengadilan agama, Danil juga akan berurusan dengan polisi. Dan Danil tidak mau itu terjadi. Akhirnya dia yang mengalah dan menyetujui bercerai dengan Retha, walau berat. Entah apa yang membuat Danil merasa berat berpisah dari Retha. Sampai saat ini Danil juga belum tau. "Selamat Yesh, kamu berhasil keluar dari hidupku." Danil i
Danil dan Violet pulang ke rumah bu Ayu dengan wajah yang berbeda. Danil dengan wajah sendunya karena resmi berpisah dengan Retha sebelum dia mengetahui perasaan yang sebenarnya kepada Retha, apakah itu cinta atau biasa saja. Sedangkan Vio merasa bahagia karena pada akhirnya Danil bercerai dengan istrinya itu. Dan dia akan menjadi milik Danil satu-satunya. Setelah ini, Vio akan mendesak Danil untuk menikahinya, itulah rencana Vio. Bu Ayu menyambuy kedatangan Anaknya dan calon menantunya itu dengan antusias. Dia tidak sabar mendengarkan kabar yang akan dibawa kedua orang itu. "Bagaimana hasilnya? " tanya bu Ayu tidak sabaran. "Resmi bercerai dong bu. " vio yang menjawab. "Ah, syukurlah kita harus merayakan ini Vio. Bagaimana kalau kita makan malam di luar." usul bu Ayu. "Maaf bu, aku nggak punya uang untuk mentraktir semua orang. Sekarang lagi tanggal tua" Danil buru-buru memotong keinginan ibunya itu. "Kamu itu, Dan. jangan pelit-pelit jadi orang, apalagi sama keluarga sendiri.
Pagi ini setelah mengantar Vano sekolah, Retha mau mampir ke pasar untuk membeli beberapa bahan makanan. Karena ada beberapa yang sudah habis. Untuk sarapan Jihan sudah tersedia.. Tinggal nanti membuat makan siang sekaligus bekal makan siang Abhi. Retha juga berencana membeli beberpa perhiasan, untuk investasi kalau lagi kepepet. Retha sudah selesai berbelanja untuk kebutuhan sehari-hari dengan menggunakan motor matic nya. Kemudian dia menuju salah satu toko perhiasan yang ada di sekitar sana. Setelah memarkirkan motornya, Retha segera masuk ke dalam toko dan tanpa sengaja matanya melihat sosok yang sangat dikenalnya. Sosok orang yang selalu merendahkannya selama ini. Tapi sosok itu belum mengetahui kalau Retha ada di tempat yang sama dengannya. Retha segera merubah mimik wajah terkejutnya menjadi tersenyum saat berhadapan dengan penjaga toko. "Ada yang bisa saya bantu mbak." Tanya penjaga toko itu seperti biasa ketika bertemu pembeli. "Saya mau lihat kalung itu mbak. " kata Retha
"Ya sudah bu, aku pergi dulu." Dila akhirnya berangkat kuliah tanpa mendapat uang saku yang diinginkan, tapi tanpa sepengetahuan siapapun Dila sebenarnya mempunyai uang yang lumayan banyak di rekeningnya. Jadi, dia tidak akan bingung bila tidak mendapat uang saku baik dari ibu atau pun dari Danil. Dila pergi dengan menggunakan ojek online yang sudah di pesannya dari tadi. Bu Ayu yang masih penasaran dengan apa yang dilihatnya tadi masih tidak bisa percaya. Dari mana Retha mempunyai banyak uang. Sempat terbesit apakah Retha menjual dirinya selama ini,sehingga bisa mendapatkan uang banyak. "Ah sudahlah, nanti coba aku tanyakan sama Danil. Barangkali dia tau." * * Dirumah Retha, Retha yang merasa puas karena bisa membalas telak mantan ibu mertuanya pun tak henti-hentinya menyunggingkan senyumannya. Bahkan saat dia memasak pun, dia terus tersenyum. Membuat bi Sum yang membantunya jadi bergiDan. "Mbak Retha nggak apa-apa kan? " tanya Bi sum ragu-ragu. Retha yang mendengar pertanyaa