Share

Kecelakaan

Hanan terbangun setelah mendengar panggilan Ratih, dia beranjak turun dari pembaringan menuju pintu, dilihatnya sang ibu sedang resah di samping pintu.

"Ada apa, Bu?" tanya Hanan.

"Apakah Melisa ada di dalam kamar, Han?" Ratih balik bertanya tak menjawab pertanyaan Hanan.

"Tidak, Bu." Hanan mengernyitkan kening. Dia langsung tertidur begitu Melisa meninggalkannya. Tubuhnya yang lelah tidak memikirkan kepergian Melisa dari kamarnya.

"Kamu tahu Melisa pergi ke mana? Sudah larut malam dia belum juga pulang," tanya Ratih dengan gelisah.

"Aku tidak tahu, Bu. Aku baru saja tertidur tadi. Apakah Melisa tidak memberitahu Ibu dia pergi kemana?" jawab Hanan.

"Melisa tidak memberitahu Ibu akan pergi kemana, Ibu pikir dia hanya pergi ke supermarket sebentar, tapi hingga sekarang dia belum kembali. Cepat hubungi dia, Ibu takut Melisa kenapa-napa," desak Ratih mulai khawatir dengan Melisa.

"Baiklah, Bu." Hanan kembali masuk ke kamar mengambil ponselnya. Dicarinya nomer kontak Melisa, dan ditekannya tombol panggilan. Tapi tidak tersambung, ponsel Melisa sedang tidak aktif.

"Bu, ponsel Melisa tidak aktif, panggilanku tidak tersambung." Hanan mulai merasa panik.

"Kamu itu bagaimana punya istri tidak tahu pergi kemana?" Ratih bertambah panik dan menyalahkan Hanan.

"Aku juga tidak tahu dia pergi, Bu."

"Carilah di rumah Orangtua Melisa, mungkin dia di sana," suruh Ratih.

"Iya, Bu, aku akan mencoba mencari ke sana." Hanan pun beranjak mengambil kunci mobil di atas nangkas. Hanan tidak berani menceritakan pada Ratih bahwa sebelum Melisa pergi dia bertengkar dengannya. Hanan takut jika Ratih akan marah padanya.

Hanan memacu mobil menuju ke rumah orangtua Melisa, dia tak menyangka jika Melisa akan pergi meninggalkan rumah setelah bertengkar dengannya.

Setelah perjalanan selama dua puluh lima menit Hanan sampai di tujuan. Dia bergegas turun dari mobil menuju pintu rumah orangtua Melisa, diketuknya pintu rumah mertuanya pelan.

Tok ... tok ... tok.

"Assalamu'alaikum ...," salam Hanan begitu pintu terbuka.

"W*'alaikum salam, eh kamu, Han. Masuk dulu, Han," jawab Ibu Melisa mempersilahkan Hanan masuk.

Hanan pun melangkah masuk mengikuti Ibu Melisa.

"Duduk dulu, Han."

"Iya, Bu." Hanan duduk di kursi ruang tamu, netranya menatap sekeliling, berharap melihat Melisa.

"Ada apa malam-malam ke sini, Han? Kenapa datang sendiri? Di mana Melisa?" berondong Ibu Melisa, merasa heran melihat Hanan datang sendirian.

Hanan terdiam mendengar pertanyaan Ibu Melisa, dia berpikir bahwa Melisa tidak ada di rumah orangtuanya, setelah mendengar pertanyaan ibu mertuanya itu. Dia semakin bingung ke mana perginya istri keduanya itu.

"Kenapa diam, Han? Kenapa malah melamun begitu?" tanya ibu Melisa mengagetkan Hanan.

"Ti-dak, Bu, tadi saya ada keperluan di dekat sini, jadi saya mampir, Bu," jawab Hanan terbata. Hanan tidak mau memberitahu ibu Melisa bahwa dia kemari untuk mencari Melisa. Kalau ibu Melisa tahu bahwa dia sedang mencari Melisa, mungkin sang mertua pasti akan ikut panik.

"Oh, Ibu pikir ada apa, tumben kamu ke sini tanpa Melisa." Ibu Melisa lega, dia sudah berfikir yang tidak-tidak melihat kedatangan sang menantu tanpa putrinya. "Ya sudah, Ibu buatkan kamu minum dulu, kamu mau minum apa?" tambahnya menawarkan Hanan minum.

"Tidak perlu, Bu. Saya mau langsung pamit saja. Maaf mengganggu Ibu malam-malam."

"Kenapa terburu-buru, Han?" tanya Ibu Melisa sedikit heran dengan tingkah menantunya yang buru-buru pergi.

"Maaf, Bu. Saya lupa bahwa masih ada keperluan lain lagi." Hanan harus buru-buru pamit untuk mencari Melisa kembali, sebelum Ratih semakin panik.

"Baiklah kalau begitu, kapan-kapan kamu datang dengan Melisa ya, Ibu kangen."

"Baik, Bu. Saya pasti akan mengajak Melisa kemari secepatnya."

Hanan pun beranjak pergi dari rumah Ibu Melisa. Hanan semakin bingung harus pergi ke mana lagi untuk mencari Melisa, dia tidak terlalu mengenal teman-teman Melisa selama menikah dengannya.

Akhirnya dia mencoba menghubungi Ratih untuk menanyakan apakah Melisa sudah pulang ke rumah ataupun belum.

"Assalamu'alaikum, Bu. Apakah Melisa sudah pulang?"

"W*'alaikum salam, belum Han. Apakah di rumah orangtua Melisa juga tidak ada?"

"Tidak ada, Bu. Lalu aku harus mencari ke mana lagi, Bu?"

"Ibu juga tidak tahu Han?"

"Ya sudah, Bu. Aku akan mencoba menghubungi Melisa, mungkin ponselnya sudah aktif."

"Iya Han, pokoknya kamu harus membawa pulang Melisa!"

"InsyaAllah, Bu," Hanan menutup sambungan telefonnya. Dia kembali mencoba menghubungi ponsel Melisa.

"Assalamu'alaikum, Mas," sapa Melisa melalui sambungan telfon. Hanan lega akhirnya ponsel Melisa sudah aktif.

"W*'alaikum salam, Mel. Di mana kamu? Sudah dari tadi aku mencarimu kemana-mana." Hanan sudah tidak sabar menghadapi kelakuan Melisa yang kekanak-kanakan dengan pergi tanpa pamit.

"Maaf Mas, aku pergi tanpa pamit lebih dahulu. Aku hanya ingin menenangkan diri, Mas," jawab Melisa membuat Hanan semakin jengah.

"Kenapa harus kenakak-kanakan? Kamu membuat Ibu khawatir saja!"

"Maaf, Mas. Aku hanya ingin sedikit dimengerti. Maaf jika aku sudah membuat semua khawatir," cicit Melisa.

"Tidak perlu minta maaf, aku tidak butuh permintaan maafmu. Kirimkan saja alamatmu sekarang!" sentak Hanan tidak sabar dengan tingkah manja Melisa.

Melisa merasa sedih mendengar perkataan Hanan yang membuat hatinya sakit. "Kenapa berbicara kasar padaku, Mas?" Apa salahku?"

Hanan semakin geram, Melisa terlalu manja, hanya menyebut alamatnya sekarang saja susah sekali. Padahal hari sudah semakin larut, lelah dan kantuk membuat Hanan hilang kesabaran.

"Tolonglah, Mel. Aku capek sekali, jangan buat aku makin muak dengan sikapmu itu. Cepat kirimkan alamatmu, aku sudah lelah sekali hari ini."

Akhirnya Melisa pun mengalah, dia menyebutkan tempat di mana dia berada. Tempat yang disebutkan Melisa lumayan cukup jauh dari tempat Hanan berada sekarang. Dia segera memacu kendaraannya dengan kecepatan tinggi agar cepat sampai.

Selang lima belas menit perjalanan, Hanan merasa tidak bisa menahan kantuknya. Sejenak Hanan kehilangan kemudi karena mobilnya melaju terlalu cepat dan oleng.

Hanan panik mencoba mengendalikan kembali kemudi mobilnya, tapi semua terlambat ketika ada sebuah truk melaju kencang berlawanan arah dengan mobil Hanan.

Hanan pun segera membanting setirnya ke kiri, akibatnya mobilnya membentur sebuah pohon dan terjadilah kecelakaan yang tidak bisa dihindari oleh Hanan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status