Home / Fantasi / Aku bukan Alea / Salah paham

Share

Salah paham

Author: Rvn
last update Last Updated: 2025-10-22 22:04:53

Ia menggigit bibir, ragu. Dalam novel, Keenan menolong Luna bukan karena peduli tapi karena ingin mempermainkannya. Namun tetap saja, dari situlah kisah mereka perlahan mulai berubah.

Alea menatap Luna sekali lagi. Angin sore berhembus lembut, membawa rasa bersalah yang samar.

Haruskah aku biarin aja? Atau ikut bantu? Tapi kalau aku ikut campur… alurnya bisa kacau.

Sopir membuka pintu mobil dengan sopan.

"Nona Alea, mari"

Alea terdiam sesaat, matanya masih tertuju pada Luna yang kini duduk pasrah di trotoar, memandangi motor tuanya dengan wajah lelah.

Kalau Keenan gak datang… berarti aku yang mengubah segalanya, pikirnya dalam hati.

Dan seolah menjawab kegelisahannya, suara deru mesin motor terdengar dari kejauhan. Alea menoleh cepat sebuah motor sport berwarna gelap berhenti di dekat Luna.

Keenan

Keenan datang membawa motor milik farel, sedangkan farel di bonceng Raiden.

Sosok dengan seragam yang sudah sedikit kusut, wajah datar, dan tatapan yang sulit ditebak.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Aku bukan Alea   ketenangan yang menikam

    *** Clarissa berlari menghampiri mereka dengan langkah cepat, wajahnya merah padam menahan emosi. "Apa apaan ini?" serunya lantang, membuat beberapa siswa yang masih di halaman spontan menoleh. "Dasar wanita jalang! Keenan itu udah punya tunangan, tau" Luna sontak menegakkan bahu, tatapannya tajam menahan amarah. "Jaga ucapanmu" ucapnya dingin, tapi tegas. Clarissa mendengus keras. "Jaga? Emang iya, apa namanya kalau bukan jalang? Sengaja deketin cowok orang biar dikasihani?" Suasana mendadak hening. Beberapa siswa yang semula hanya menonton kini mulai berbisik bisik, sebagian menahan napas, sebagian lagi menatap dengan wajah tegang menunggu kelanjutan. Keenan, yang sejak tadi hanya berdiri di samping Luna, perlahan menatap ke arah Clarissa lalu pada Alea yang berdiri tak jauh di belakang. Tatapannya datar, tapi tajam, seolah menembus pikiran. "Apa apaan ini?" tanyanya dengan suara rendah, nyaris seperti geraman. "Alea, kamu yang nyuruh dia?" Alea membeku di temp

  • Aku bukan Alea   t

    *** Alea menatap bayangan dirinya di kaca jendela mobil yang bergetar halus seiring laju kendaraan. Sorot matanya sedikit redup, tapi bibirnya masih menahan tawa sarkastik kecil. "Lihatlah, Alea Marvelle, pemeran pendukung yang tiba tiba jadi korban gosip cinta segitiga" gumamnya lirih, menggeleng pelan. Mobil melaju melewati deretan toko dan pepohonan yang mulai diselimuti cahaya oranye. Namun pikiran Alea tak juga tenang. Potongan adegan di gerbang sekolah terus berputar di kepalanya tatapan Keenan yang datar, wajah Luna yang kebingungan, dan kerumunan siswa yang menatap mereka seolah sedang menonton episode pertama drama paling panas di sekolah itu. Ia memejamkan mata, mencoba mengatur napas. Oke, Alea. Ini belum terlambat. Kamu masih bisa jaga alurnya. Jangan ikut campur, jangan ubah apa pun. Tapi bisikan itu tak bertahan lama. Bayangan wajah Luna yang tadi duduk pasrah di trotoar tiba tiba muncul lagi lelah, namun tetap mencoba tersenyum. Alea membuka mata, men

  • Aku bukan Alea   Salah paham

    Ia menggigit bibir, ragu. Dalam novel, Keenan menolong Luna bukan karena peduli tapi karena ingin mempermainkannya. Namun tetap saja, dari situlah kisah mereka perlahan mulai berubah. Alea menatap Luna sekali lagi. Angin sore berhembus lembut, membawa rasa bersalah yang samar. Haruskah aku biarin aja? Atau ikut bantu? Tapi kalau aku ikut campur… alurnya bisa kacau. Sopir membuka pintu mobil dengan sopan. "Nona Alea, mari" Alea terdiam sesaat, matanya masih tertuju pada Luna yang kini duduk pasrah di trotoar, memandangi motor tuanya dengan wajah lelah. Kalau Keenan gak datang… berarti aku yang mengubah segalanya, pikirnya dalam hati. Dan seolah menjawab kegelisahannya, suara deru mesin motor terdengar dari kejauhan. Alea menoleh cepat sebuah motor sport berwarna gelap berhenti di dekat Luna. Keenan Keenan datang membawa motor milik farel, sedangkan farel di bonceng Raiden. Sosok dengan seragam yang sudah sedikit kusut, wajah datar, dan tatapan yang sulit ditebak.

  • Aku bukan Alea   Pemeran utama memang berbeda

    *** Luna langsung dikerubungi oleh beberapa siswa yang penasaran. "Luna, aku dengar kamu sekolah di sini karena beasiswa, ya?" tanya salah satu murid dengan nada setengah ingin tahu, setengah menyelidik. Luna hanya diam. Tatapannya tenang, tapi jelas terlihat ia tak nyaman dengan perhatian berlebihan itu. "Wah, berarti kamu pintar dong!" seru murid lain dengan nada riang. Namun, ucapan itu segera disusul komentar yang membuat suasana berubah dingin. "Ya, lumayanlah. Setidaknya ada gunanya juga. Daripada miskin, bodoh lagi" Beberapa siswa terkekeh pelan. Luna menunduk, berusaha menahan perasaannya. "Oh, jadi kamu miskin?" suara lembut tapi tajam itu datang dari belakang. Alea sontak menoleh, Clarissa. Gadis itu berjalan mendekat dengan senyum samar di bibirnya, namun matanya jelas menyiratkan sesuatu yang berbeda. Alea terbelalak. Kenapa Clarissa ikut campur? pikirnya cemas. "kok bisa si orang miskin sekolah di si....." Belum sempat Clarissa menyelesaikan kalima

  • Aku bukan Alea   jiwa Antagonis Clarissa mulai terlihat

    *** Bel tanda masuk berbunyi, memecah kekakuan suasana. Siswa siswa yang tadi menonton mulai berbisik bisik, membicarakan kejadian itu dengan antusias. Pemeran utama wanita tampak masih gugup, sementara Keenan hanya melangkah pergi begitu saja tanpa banyak bicara, diikuti dua temannya. Alea berdiri mematung, matanya terus mengikuti punggung Keenan yang menjauh. Ada sesuatu di dadanya yang terasa aneh campuran antara panik dan rasa tak percaya. Kenapa dia menatapku seperti itu? pikir Alea. Seharusnya dia fokus pada pemeran utama, bukan aku. Jangan bilang… keberadaanku mulai mengubah jalan ceritanya. "apa aku akan selamat pada akhirnya" pikir Alea. Suara Clarissa yang tiba tiba memanggil namanya membuat Alea tersadar. "Alea! Ngapain bengong di situ?" seru Clarissa sambil menghampiri. "Oh, nggak... nggak apa-apa," jawab Alea cepat, berusaha menormalkan ekspresinya. "aku kaget, tahu tahu kamu lari keluar" kata Clarissa heran. "Kamu kenal sama anak baru itu?" tanya Nayla

  • Aku bukan Alea   Munculnya pemeran utama wanita

    *** Keenan menoleh sekilas ke arah Farel, ekspresinya tetap datar seperti biasa. "Kenapa? Ada masalah kalau dia anak Marvelle?" suaranya terdengar tenang, tapi mengandung nada peringatan halus. Raiden dan Farel saling pandang, menahan tawa. "Enggak, cuma aneh aja. Bukannya keluarga Marvelle gak punya anak cewek?" tanya Farel penasaran. Keenan menghela napas pelan. "Main lu kurang jauh" ujarnya santai. "Dia jarang dipublikasikan aja" tambahnya kemudian, nada suaranya kembali tenang tapi tegas. "lu beneran suka sama dia" tanya farel penasaran. Keenan menatap farel tegas. "yang bilang suka sama dia siapa, memangnya gue bisa apa tentang pertunangan ini" ucap Keenan. Raiden mengangkat alis, senyum jahilnya langsung muncul. "Wih, berarti emang dijodohin dong?" godanya sambil menepuk bahu Keenan. Keenan menatapnya datar, tatapan dingin khasnya cukup untuk membuat Raiden langsung terdiam. "Kurang lebih" jawabnya singkat. Farel mencondongkan badan ke depan, nada sua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status