*** Pagi itu, aroma roti panggang dan kopi hitam memenuhi ruang makan. Tapi bagi Alea, udara di sana terasa lebih dingin dari biasanya, bukan karena cuaca, melainkan karena tatapan tatapan yang bersilang tanpa suara. Ayah sudah berangkat ke perusahaan sejak subuh, meninggalkan meja makan hanya dengan empat orang Ibu, Reyhan, Dava, dan Alea. Pisau mentega di tangan Alea terasa terlalu berat saat ia mencoba mengoles selai di roti. Di depannya, Dava duduk diam, bahunya tegak, pandangannya lurus ke depan tanpa ekspresi. Sementara Reyhan dengan senyum setengah mengejek menyeruput kopinya santai seolah menikmati ketegangan itu. "bukannya semalam kamu bilang mau berangkat pagi pagi?" tanya ibunya. "gak jadi, aku mau nganterin Alea sekolah dulu" ucap reyhan. "setelah pulang sekolah, langsung ke rumah ya Alea ingat kan janji kita, ada yang harus kamu pelajari" "ma, jangan terlalu mengekang Alea" "mama ngelakuin ini untuk kebaikan Alea juga" Suara sendok yang beradu dengan c
Huling Na-update : 2025-10-10 Magbasa pa