Share

4. Di mana dia?

last update Last Updated: 2025-05-02 20:13:53

AKU DI ANTARA KALIAN

- Di mana dia?

"Cari dia sampai ketemu. Harus ketemu!" teriak Pak Gatot pada seseorang di seberang sana. Suaranya begitu gusar.

Kiara tercekat. Kembali teringat sosok yang telah menghancurkan hidupnya. Pria yang melemparnya pada jurang penyesalan dan penderitaan. Tapi Narendra juga lelaki yang pernah berjasa dalam hidupnya.

Tergesa Kiara menuju pintu samping, tidak ingin ketahuan telah mendengar percakapan ayah mertuanya. Mereka sudah begitu baik, sudi menerima dan mempercayai pengakuannya. Juga bertanggungjawab.

Ia duduk di kursi dekat pintu samping. Saat memandang ke dalam, tatapannya jatuh pada foto ukuran sangat besar yang tergantung di dinding ruang keluarga. Foto keluarga suaminya. Narendra yang berdiri bersama Manggala di belakang kedua orang tuanya, tampak gagah dan tampan dengan setelan jas hitam.

Buru-buru Kiara mengalihkan perhatian. Nyeri kembali mengiris hati.

[Kia, kamu baik-baik saja, kan?] Ini pesan terakhir yang dikirim Narendra padanya setelah malam 'kejadian'.

Kiara yang saat itu bekerja paruh waktu di sebuah toko baju, baru membaca pesan sang kekasih menjelang tengah hari. Namun saat membalas, pesannya tidak terkirim dan Narendra seperti hilang ditelan bumi.

Gadis itu kebingungan. Berapa kali mendatangi apartemen Narendra di mana pria itu selalu menginap di sana kalau lagi ada di Malang. Tapi sejak hari itu tidak pernah bertemu dengannya lagi. Bahkan keluarganya juga sibuk mencari.

Selama sebulan, Kiara seperti orang sinting setelah tahu kalau dirinya tengah hamil dan Narendra menghilang.

Ia ingat kenangan itu ....

"Berhenti kerja saja, Kia. Kamu sudah wisuda. Kita pulang, aku akan membawamu ke orang tuaku. Kita nikah secepatnya."

"Aku ingin bekerja, Mas. Biar kuliahku nggak sia-sia. Aku telah berusaha keras untuk bisa lulus. Dan terima kasih banyak, Mas Rendra sudah membantu hingga kuliahku selesai."

"Kamu bisa kerja di kantor ayahku. Jadi kita tidak berjauhan, lalu kita menikah."

"Apa mereka bisa menerimaku? Aku nggak punya siapa-siapa. Aku ...."

"Aku yang akan membuat mereka menerimamu."

Dada Kiara terasa sesak mengingat percakapan itu. Ke mana sebenarnya Narendra pergi. Kenapa menghilang begitu saja. Bahkan sampai sekarang tidak diketahui keberadaanya.

Tidak mungkin Narendra kabur dengan gadis itu. Narendra hanya menganggap teman setelah putus. Mereka sudah berpisah lama sebelum Narendra menjalin hubungan dengan Kiara. Apa mungkin ia dikhianati? Setelah mendapatkan kesuciannya, laki-laki itu kabur dengan sang mantan?

Tapi untuk apa kabur sampai meninggalkan semuanya? Untuk apa takut pada Kiara. Toh, Kiara sudah banyak dibantunya dan gadis itu tidak punya power apapun.

"Arsha." Bu Puri muncul dari pintu membuyarkan lamunan Kiara. Dia tersenyum semringah melihat cucunya datang. "Tidurin di kamar, Ki."

"Iya, Bu."

Bu Puri membuka salah satu pintu kamar di lantai bawah. Kemudian menyuruh Kiara membaringkan Arsha di tempat tidur. Ketika Kiara membuka gendongan, Pak Gatot muncul di pintu kamar. "Mana, Arsha."

"Tidur, Yah." Bu Puri yang menjawab. Namun Arsha membuka mata karena mendengar suara mereka. Pak Gatot segera mengambil anak itu dari Kiara dan menggendongnya keluar. Arsha bayi tampan yang sedang lucu-lucunya.

Mereka berkumpul duduk di ruang keluarga.

"Kemarin kamu nggak ngehubungi Gala, ya? Ibu menyuruhmu menelepon. Pak Syarifuddin kecewa sudah datang jauh-jauh nggak ketemu Gala." Bu Puri memandang Kiara dengan tatap kecewa.

"Kiara meneleponku, Bu. Hanya saja aku masih sibuk." Manggala menyahut sebelum istrinya menjawab.

"Sibuk apa? Kamu punya bisnis apalagi di Surabaya?" Bu Puri menatap tajam pada putranya.

"Apa kurang sibuk kamu di sini? Pekerjaan nggak ada habisnya, kamu malah sibuk dengan sesuatu yang belum pasti. Tanpa ngajak ayah dan ibu ngobrol dulu. Kamu yang kami andalkan sekarang." Bu Puri tambah mengomel tanpa mendengar dulu jawaban Manggala.

"Kamu merintis usaha apa?" Ganti sang ayah yang bertanya penuh selidik.

Manggala bersipandang dengan Kiara.

"Ada yang kamu rahasiakan?" lanjut Pak Gatot.

"Bisnis sama teman," jawab Manggala singkat.

"Bisnis apa?"

"Ada deh, Pa."

Kiara menghela nafas. Rahasia ini tidak akan selamanya tertutupi. Pasti akan terbongkar suatu hari nanti. Apa selamanya Nada akan diam? Tidak menuntut untuk dikenalkan pada keluarga Manggala, sedangkan dia juga istri pria itu. Yang dicintai Manggala tentunya. Mungkin Nada hanya menunggu waktu saja. Terlebih jika dirinya hamil. Pasti butuh pengakuan bukan?

Lalu, ketika semua itu terjadi. Bagaimana dengan dirinya dan Arsha?

Ketika mereka berbincang tentang bisnis, Kiara membawa anaknya ke samping rumah. Membiarkan Arsha bermain di sana. Sementara dirinya menunggui sambil sibuk dengan isi kepala.

Dirinya harus bersiap, kalau pernikahan kedua suaminya terkuak. Bisa jadi keluarga Manggala akan menerimanya, mengingat Manggala sudah berkorban menyelamatkan reputasi mereka.

Dirinya harus punya rencana ke depan. Dia bisa saja bekerja, tapi bagaimana dengan anaknya? Siapa yang akan menjaga. Kiara mengingat teman-teman dekatnya saat kuliah. Ada beberapa orang yang sangat rapat dengannya saat itu. Apa nomer mereka masih sama?

Semenjak Kiara ganti nomer, tak pernah lagi berhubungan dengan mereka.

"Kiara, kita pulang!" ajak Manggala yang muncul di pintu lalu menghampiri dan menggendong Arsha.

Kiara berdiri lalu pamitan pada kedua mertuanya.

Sambil nyetir, Manggala memangku Arsha. Anak itu tak henti tersenyum karena bahagia. Melihatnya, Kiara merasa sedih. Kebahagiaan itu rasanya tidak akan lama. Dia mungkin sudah siap kehilangan, tapi bagaimana dengan anaknya?

Manggala lelaki yang baik. Dia tidak pernah mengamuk. Hanya di awal pernikahan saja, disaat Manggala masih sangat marah dan kecewa karena harus bertanggungjawab menikahinya. Lelaki itu pernah bicara kasar dan mengatai dirinya gadis bodoh.

"Kamu jadi perempuan kenapa bodoh sekali. Sudah nggak punya siapa-siapa kenapa nggak bisa jaga diri. Berapa kali kamu tidur dengan kakakku?"

"Hanya sekali saja."

🖤LS🖤

Malam itu setelah Arsha tidur, Kiara membawa koper Manggala ke tempat cucian. Membukanya untuk membereskan baju kotor milik sang suami. Mendadak hatinya mencelos saat mengangkat baju seksi transparan warna merah merona yang nyelip di sana. Gaun yang sepertinya bekas dipakai. Kenapa tidak dibawa pulang oleh Nada, kenapa diletakkan di koper suaminya. Apa ini disengaja?

Tangan Kiara gemetar bersamaan dengan mata yang mulai berkabut. Begini rasanya dimadu. Makanya perempuan tak sanggup menjalaninya.

Kemudian ia tersenyum getir saat mengingat, kalau hubungannya dengan Manggala memang diawali oleh keterpaksaan. Wajar jika pria itu mencari kebahagiaannya. Tapi kenapa tidak berniat menceraikannya. Dia tetap menjadi suami yang bertanggungjawab memberikan nafkah lahir batin. Menyayangi Arsha juga.

Kiara hendak memasukkan baju itu ke mesin cuci. Namun tangan Manggala mencegahnya. "Jangan dicuci!"

Kiara kaget dan menoleh. Entah kenapa perasaannya tercubit. Begitu berharganya barang itu, seberharga pemiliknya bagi seorang Manggala.

"Kamu nggak harus mencucinya. Biar dicuci oleh pemiliknya sendiri." Manggala melempar gaun itu ke dalam koper yang terbuka di lantai. Waktu beres-beres, ia tidak merasa memasukkan baju milik Nada di koper dan ia tidak melihat Nada mengenakan gaun itu?

"Arsha sudah tidur?"

"Sudah."

"Kutunggu kamu di kamar." Selesai bicara, Manggala melangkah masuk ke kamar mereka.

Kiara masih mematung. Kalau dulu ia tergesa pergi saat Manggala memanggil. Tapi kali ini terasa berat.

Next ....

Selamat membaca 🫶🏻

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (14)
goodnovel comment avatar
Ardiansyah
sya bacanya sedih ...
goodnovel comment avatar
Zehra Zera
okey lanjutttt
goodnovel comment avatar
Amiek' Cheche
wanita sholehah yang berhati besar serta penyayang
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Aku di Antara Kalian   205. Akhirnya Ketemu 3

    "Memangnya saat itu ada orang lain di rumah kita?" Manggala malah ganti bertanya.Kiara mengembuskan napas pelan. Ditatapnya sang suami. Lelaki yang keras kepala, kadang konyol, suka memaksakan kehendak, tapi hatinya juga gampang jatuh iba.Beberapa menit kemudian, suasana mulai mencair. Kiara mematikan layar laptop dan mencabut flashdisk milikinya. "Mas tahu nggak, betapa stresnya aku waktu kehilangan benda ini?""Ya, Mas tahu kamu mencarinya setiap hari. Sampai di kolong-kolong lemari dan meja." Manggala menahan senyum."Ish." Kiara mencubit pinggang suaminya. "Tega kamu, Mas. Kenapa saat itu diam saja.""Mas harus tega demi melihatmu bertahan."Keduanya saling pandang. Mereka terdiam menikmati keheningan yang tercipta. Sedangkan di luar, suara gemerisik di gudang terdengar samar.Manggala menarik Kiara dalam dekapannya. Mencium keningnya berulangkali. Dan sang istri membalas pelukannya. Tidak peduli seberapa keras permasalahan menekan, selama mereka masih bisa saling memaafkan, men

  • Aku di Antara Kalian   204. Akhirnya Ketemu 2

    Kiara menatap meja kerja suaminya. Di sana ada tumpukan kertas kerja, katalog desain, dan sketch book berada di atasnya. Kiara duduk di kursi putarnya Manggala. Tiba-tiba ia tertarik untuk membuka laci. Penasaran karena selama mampir ke situ, Kiara tidak pernah membukanya.Tangannya terhenti saat melihat sebuah flashdisk warna hitam ada di pojok. Diambilnya benda itu lalu diamati untuk memastikan, itu miliknya atau bukan. Dan ... hati Kiara mencelos. Benar, itu flashdisk yang selama ini ia cari dan dikira hilang ternyata ada di laci meja kerja suaminya. Benda yang menyimpan CV dan semua file desain yang pernah ia buat beberapa tahun lalu. Tapi kenapa ada di sini? Tidak mungkin benda itu jalan sendiri kalau tidak dipindahkan. Jadi, Manggala yang telah mengambilnya?Pintu terbuka dan Manggala tersenyum ke arahnya."Mas!" serunya kesal. Kiara berdiri dan Manggala mendekat."Ada apa, Sayang?"Tanpa berkata, Kiara mengangkat tangan dan menunjukkan flashdisk di genggamannya. Wajahnya terlih

  • Aku di Antara Kalian   203. Akhirnya Ketemu 1

    AKU DI ANTARA KALIAN- Akhirnya Ketemu Pagi itu menjadi pagi yang penuh suka cita di ruang makan keluarga Pak Gatot. Mereka menyambut bahagia kabar baik dari Tiana. Setelah Kiara keguguran, sekarang Tiana yang berbadan dua. Menjadi rezeki yang tak ternilai harganya dari pernikahan Narendra dan Tiana. Rizky terlihat berbinar-binar mendengar kalau dia mau punya adik. Tentu saja sangat bahagia. Usianya hampir delapan tahunSetelah mengantarkan Rizky ke sekolah, Narendra dan Tiana langsung pergi ke tempat praktek dokter Maya. Di mana mereka selama ini selalu konsultasi dan menjalani program kehamilan.Dokter Maya menyambut mereka dengan senyum hangat. Tiana masih berdebar saja. Ini memang bukan kehamilan yang pertama, tapi kehamilan ini disambut dengan luar biasa oleh suami dan keluarganya. Beberapa menit kemudian, dokter Maya menunjukkan layar monitor USG ke arah mereka. "Ini kantung kehamilannya," ujar sang dokter sambil menunjuk titik kecil pada layar. "Usia kehamilan sekitar 4–5 mi

  • Aku di Antara Kalian   202. Buah Penantian 3

    Mereka tidak ada yang datang ke rumah sakit, karena dilarang Manggala. Biar Kiara bisa istirahat dengan tenang pasca keguguran. Toh keesokan harinya juga sudah boleh pulang. Jadi sehari semalam, Kiara hanya ditemani oleh Manggala.Anak-anak diboyong semua ke rumah neneknya. Sebab si kembar rewel mencari ibunya. Di rumah sang nenek, mereka ceria karena ada kakek, nenek, pakdhe, dan budhenya. Ada Rizky yang menemani mereka bermain. Keesokan harinya, dari rumah sakit Manggala langsung mampir menjemput anak-anak ke rumah ibunya. Kiara juga ikut turun. Bu Puri tergopoh menghampiri dan meraih tangan menantunya. "Saya nggak apa-apa kok, Bu," kata Kiara sambil tersenyum."Duduklah dulu. Anak-anak diajak pakdhe sama budhenya keluar tadi. Sekalian nganterin Rizky dan Arsha ke sekolah."Pantas saja rumah sepi. Kiara dan Manggala duduk di ruang makan. Mak Yah membuatkan dua gelas teh hangat. Mereka ngobrol bertiga, karena Pak Gatot sudah ke Garasi."Ibu nggak nyangka kamu hamil lagi, Ki. Padaha

  • Aku di Antara Kalian   201. Buah Penantian 2

    Keringat dingin membasahi pelipis dan tengkuknya. Ia memanggil Manggala, "Mas!"Di kamar mandi, suara air berhenti. Manggala keluar sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil. Ia sudah mengenakan celana dan kaus warna hitam. Pria itu kaget melihat istrinya yang membungkuk menahan perutnya. "Sayang, kamu kenapa?" Manggala berlari ke sisinya. Wajah Kiara pucat. Keringat mengalir deras di pelipis, bahkan lehernya sampai basah.Kiara menggigit bibir. Tubuhnya gemetar, tangan mencengkeram perut. "Perutku tiba-tiba sakit banget, Mas," desisnya.Wanita itu menggigil dan merasakan bawahnya basah. Tangan kanannya menyentuh bagian bawah tubuhnya, dan saat ia mengangkat telapak tangan, darah menodai jemarinya. Mereka berdua sama-sama kaget dan panik.Tanpa pikir panjang, Manggala langsung membopong Kiara keluar kamar. "Mbak Asih, tolong bukain pintu depan!" teriaknya pada Mbak Asih.Wanita yang tengah menyiapkan sarapan, sontak berlari. Dalam kepanikan, ia mengambil kerudung Kiara yang a

  • Aku di Antara Kalian   200. Buah Penantian 1

    AKU DI ANTARA KALIAN- Buah Penantian "Kaira, sini, Sayang!"Nada mendengar suara Manggala memanggil anak itu. Jadi nama anaknya Kaira. Wanita itu melirik pada gadis kecil yang usianya tak beda jauh dari anaknya.Kaira yang sudah terlanjur melihat anak kecil yang saat itu juga memandangnya, tidak mau pergi dari sana. Mereka saling pandang. Anaknya Nada ingin turun, tapi ditahan oleh ibunya.Sedangkan Kaira ingin mendekat dan berkenalan. Ketika kaki kecilnya hendak melangkah, Manggala menghampiri dan meraih tubuh sang anak. Kaira tertawa geli saat ayahnya membopong sambil menciuminya.Nada bernapas lega. Namun ia tetap berusaha bersikap sebiasa mungkin. Agar suaminya tidak curiga.Setelah mereka menjauh, Nada menoleh. Dari sini dia tahu kalau anaknya Manggala kembar. Gadis kecil di dekatnya tadi sama anak laki-laki yang sedang digandeng oleh seorang ART mereka.Dia tidak sanggup bertemu lagi dengan mereka. Terakhir ketika Nada datang untuk meminta maaf. Setelah itu berharap tak berjum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status